Ketika berhasil mencuri ….


Bertambah usia, bertambah pula pengalaman, teman, dan kegiatan. Baik kegiatan untuk urusan pekerjaan atau hanya sekedar tuk pergaulan semata.

Semakin banyak jumlah teman atau kenalan, tentu, bertambah banyak pula interaksi dan aksi yang kita temui hingga menimbulkan reaksi. Ada yang positif, tapi juga muncul reaksi negatif. Semuanya harus saya hadapi dan diterima, demi melanggengkan sesuatu hal atau demi memberi pelajaran bagi diri kita sendiri. 

Ya, sebuah pelajaran berharga yang bisa kita dapat dengan memperhatikan prilaku orang, cara bicaranya, pemikirannya, bahkan bahasa tubuhnya. Semuanya itu, harus saya curi. Apalagi kalau itu adalah hal yang positif. Sementara, jika ada yang tak bagus, meski saya tak mencurinya, tapi biasanya sudah terekam sendirinya dalam ingatan kita. 

So, yang baik menurut kita, tiru dan amalkanlah. Yang negatif, ya buang jauh-jauh saja. 




 
Kini, semakin menginjak usia yang semakin matang, dengan lalu lalang manusia disekitar saya, semakin banyak pula hasil curian yang saya dapatkan dan saya simpan di suatu ruangan besar, karena cukup banyak yang saya curi dari si ini dan si itu. Tak cukup kalau harus ditampung dalam ruang yang sempit, nanti berceceran tak berjejak.

Ya, ruang besar itu bernama hati. Hati seluas samudra berusaha saya ciptakan untuk menampung segala energi positif yang saya terima selama lebih dari seperempad adab ini.

Namun, tak semua hal positif itu membahagiakan saya. Ada diantaranya yang justru membuat saya sedih, haru bahkan terguncang. Tapi, sudahlah...semuanya itu perlu ditanam dengan baik. Karena, biasanya oleh hal itu pula saya bisa menghalau energi negatif.

Berterima kasih kepada Tuhan, yang banyak memberikan saya teman-teman atau kenalan, yang masing-masing dari mereka ada yang memberikan sifat dan sikap positif yang berhasil saya curi. 

Saya curi bagaimana cara mereka berinteraksi, bagaimana cara mereka menjawab pertanyaan yang diajukan, pilihan kalimat dan kata-kata merekapun, jika itu bagus menurut saya, maka akan saya rampok. 

Pun, ketika bahasa tubuh mereka menyiratkan tuk menyikapi suatu masalah. Ada yang berpura-pura tenang, padahal galau. Ada yang sok pintar dan sok tau, padahal standar-standar saja. Dan ada yang keliatannya bijakasana, tapi rupanya banyak kekurangan. Sebaliknya, yang terlihat diam dan 'bodoh” justru menyimpan “emas', yang juga patut saya curi emas itu, supaya saya bertambah kaya.

Apapun itu, yang pasti hasil curian tadi akan saya simpan baik-baik. Dan akan saya bagikan hanya kepada yang bertujuan baik pula.

Namun, untuk yang menyebarkan hal negatif dalam kehidupan ini, saya juga berterima kasih kepada Tuhan. Karena, justru dari situlah kita bisa menilai dan menimbang sesuatu hal, sehingga menghasilkan sebuah keputusan atau sikap yang baik.

Kata orang, takkan ada sebutan positif, jika tak ada yang negatif. Meski yang negatif, tentu tak akan saya curi.

Terimakasih untuk orang-orang yang rela telah saya curi ilmunya, bahkan rela memberikanya secara cuma-cuma pada saya. Baik ilmu secara sikap, pemikiran, kehidupan, maupun ucapan mereka yang penuh inspirasi dan kebaikan itu.

Ya, mencari pengalaman atau menambah ilmu, tak harus pergi jauh-jauh sampai ke negara Venezuela. Disekitar kitapun banyak kisah-kisah yang bisa kita ambil manfaatnya, agar bisa menguatkan diri, tuk membentuk kepribadian yang lebih kokoh lagi. 

Ah, senangnya saya sudah berhasil "mencuri".....








Auuwoooo....Yang tipis, lebih praktis dan keren

Bangun pagiiii....
Yang pertama dilihat adalah wajah kusut dan rambut yang acak kadul, kayak tarzan. Bedanya, kalau tarzan langsung teriak: “Auuwoooo”...sambil manggil teman-temannya. 

Lah, kalau saya teriak: “OMG, duh rambutku”.... Gak pake ba-bi-bu, langsung nyelonong ke toilet buat merapikan semuanya. Belum langsung mandi sih, cuma di touch up aja dikit nih wajah pake air, hahaha..


Gaya di Bali dengan rambut kruwel-kruwel, hehe
Eh, ada janji rupanya dipagi itu sama gebetan eh klien. Waduuhhh... rambut berminyak, lepek, dan ngegerundel. Maklum, rambut saya ikal dari brojol. Emak bapak juga kriting soalnya, jadi ya anaknya gak jauh dari kedua ortunya. Kalau ada beberapa foto dalam cerita-cerita saya sebelumnya di blog ini terlihat saya berambut lurus.... hei.... itu hanya tipuan semata, hihihi... 

Artinya, difoto tersebut, rambut saya pada masa di smoothing atau hasil catokan kilat. Jadi terlihat lurus, padahal aslinya....kruwel-kruwel. Seperti gambar dibawah ini, hasil foto saya dengan rambut yang sudah dicatok saat menghadiri suatu acara.

Gaya dengan rambut yang dicatok
Nah, karena mau kesuatu tempat tuk ketemuan sama klien yang sudah janjian di chattingan, kalo rambut terlihat lepek dan berminyak, ya mau gak mau harus keramas dong, tuk menghilangkan minyak dan sedikit mengembangkan helai demi helai mahkotaku. Trus...keringnya berapa lama pasca keramas..? Haduh, aku kan gak punya hair dryer atau kipas angin dengan daya putar baling-baling yang dahsyat, sehingga memudahkan pengeringan rambut...???

Tapi...ups....rambutkukan tipis. Helai perhelainya gak tebal dan banyaknyapun tak lebat. Gara-gara rontok pasca sering gonta ganti sampo dari jaman SMP dulu. Dan dampaknya sampe sekarang dah. 

Tapi, ada hikmahnya sih punya rambut tipis, karena kalau lagi basah, keringnya cepat. Cuma perlu waktu 30 menitan pasca keramas dan dibalut handuk, udah mulai hilang basahnya. Apalagi kalau langsung dibawa ke luar, terkena sinar matahari dan tiupan sepoi angin, wah.. 20 menitan udah siap sibak rambut, lo. Jadi gak perlu mesti pake hair dryer yang jelas-jelas bisa membuat rambut rusak kalau terlalu sering memakainya. Atau ngabisin waktu berlama-lama di depan kipas angin supaya rambut terkibas-kibas untuk menghilangkan air yang masih menempel di helaian rambut.

Ah, baru nyadar, dibalik kekuranganku dengan rambut yang tipis ini, rupanya ada hikmahnya. Cepat kering dan mudah disisir/ditata, jadi langsung keren lagi dan pede tuk ketemu siapapun.  Ehm, rupanya yang tipis lebih praktis ya, dan  bikin kita tambah gaya.  Apalagi, kalau ketemu klien sambil nenteng notebook slim, wah tambah keren dah. 

Yup...notebook.....
Semakin slim dan tipis tampilannya...wuihh..,.semakin praktis dan keren aja tuh. Praktis nentengnya kemana-mana dan tampilan yang slim, bikin gaya kita lebih keren, euy. Mau online atau berselancar didunia mayapun semakin update, karena semakin tipis, semakin memudahkan kita untuk menggunakannya. Tul, gak..? 

Jadi, yang namanya gaul melalui dunia maya sama teman lama atau sama klien, lebih intens, dong. Pertemanan lanjut, ngecek kerjaan mulus, up date postingan lancar, online jalan terus dan mobile kemanapun hayuk. Layaknya Tarzan hutan yang setiap hari selalu mobile dari pohon ke pohon untuk berinteraksi dengan alam sekitar sekalian bertemu dengan teman-temannya...  Auuuwooo...Tarzan aja gaul, cuy...! 
 

Ilustrasi : TARZAN. Sbr foto;disini.


So, dimanapun berada, saya berandai-andai jika punya si notebook tipis, pengennya sih, akan selalu dibawa kemana-mana. Karena udah gak ngerempongi lagi alias ringan. Aktivitas mobile dan onlinepun semakin aktif. Bikin saya cinta sama yang namanya tipis tipis, seperti produk notebook yang dikeluarkan oleh Acer Indonesia.

Auwoooo...Udah pada tau belum.., kalo mereka ngeluarin Acer E1 Slim series terbaru yang semua notebooknya slim, bahkan paling tipis di kelasnya. Keren gak tuh..!

Nah, kalau pada postingan saya sebelumnya sudah mengupas soal Acer seri Aspire E1-432 , yang bisa dibaca disini, sekarang saya beberkan lagi produk Acer yang lain, Acer Aspire E1-422 (Quad Core).

Ehm, biasanya kita melihat notebook dengan prosesor quad-core memiliki ketebalan dan bobot yang relatif berat jika dibandingkan notebook pada umumnya, namun Aspire E1-422 (QC) ini hanya memiliki ketebalan 25.3 mm saja atau sekitar 30% lebih tipis dibandingkan notebook lain. Mau tau berapa bobotnya..? Hanya 2,1 kg atau sekitar 15% lebih ringan dibandingkan notebook biasa. Ah, kalau sudah begini tentu membuat kita nyaman membawa si tipis untuk beraktivitas kemanapun.

Aspire E1-422 (QC),  ketebalan 25.3 mm.

Tapi, meski tipis,  E1-422 (QC) tetap dilengkapi dengan optical drive DVD Super Multi untuk transfer data, backup files penting maupun menonton film. Jadi gak perlu lagi membawa DVD-RW external, karena fitur tersebut sudah terintegrasi.

Keyboardnyapun model chiclet yang luas dan nyaman saat digunakan untuk mengetik dalam waktu lama. Trackpad pada notebook ini juga sudah didesain optimal dan dapat mengenali input gesture untuk semua fungsi pada system operasi Windows 8. Ah, gue banget..!!

Acer type ini juga menggunakan prosesor berbasis AMD APU A6-5200 (Kabini) generasi terbaru yang terintegrasi dengan GPU Radeon HD 8400 dan sudah cukup bertenaga untuk menjalankan berbagai game populer saat ini. Aseeek..
 
Selain itu, Aspire E1-422 (QC) menggunakan RAM DDR3 sebesar 2GB dan dapat di-upgrade hingga 8GB bila dibutuhkan. Nah, kalau kita ingin menyimpan file pekerjaan, multimedia seperti lagu dan video maupun game favori, Notebook ini juga dilengkapi harddisk SATA berukuran 500 GB yang lebih dari cukup untuk menyimpan semua itu. Auuwooo bangeett...




Tampilan Acer Aspire E1-422(QC). Gagah!
Gak cuma itu, Aspire E1-422 (QC) ini juga dilengkapi dengan  3 buah port USB, satu diantaranya sudah menggunakan USB 3.0 dengan transfer data 10x lipat lebih kencang dibandingkan USB 2.0, dan terdapat juga sebuah card reader yang dapat membaca memori berbasis SD Card dan MMC.

Kalau daya baterainya, bisa bertahan hidup selama 2 jam 46 menit lo. Jadi, kalau kita ingin memutar movie secara terus menerus pada settingan balance, ya bisa saja. Malah, untuk kebutuhan pekerjaan sehari-hari, bisa digunakan lebih lama. Wah, bisa tambah lama nih online, ya. Gak usah takut kalau notebook kita bakal kepanasan, karena Acer  juga  memberikan kualitas pendinginan yang lebih baik jika dibandingkan notebook lain yang sangat terbatas dimensinya. Ini adalah hal yang kita inginkan, bukan?

So, Acer Aspire E1-422 (QC) merupakan pilihan paling tepat bagi kita yang membutuhkan sebuah notebook quad-core kelas entry level dengan harga terjangkau, hemat daya, dan form factor yang sangat bersahabat dengan mobilitas tinggi. 

Ih, gak sabar lagi deh mau bawa si slim keren yang paling tipis dikelasnya ini kemanapun pergi, karena pengen eksis online mulu disetiap kesempatan. Apalagi kalau ditunjang dengan penampilan penggunanya yang juga keren, meski punya rambut yang tipis.. Loh...apa hubungannya. ..??? Auuwooo....

Aspire E1 422 QC warna hitam




Sumber tulisan dan foto:
- http://www.acerid.com/2013/10/acer-aspire-e1-422-qc-notebook-quad-core-terjangkau-dengan-desain-lebih-tipis-dan-ringan/
-Koleksi pribadi

Andai kos-kosanku pakai StarkLED sejak dulu....

 


  Andai....

 kos-kosanku pakai Stark LED sejak dulu



Pantesan..... lampu rumah kos-kosan khusus wanita (baik-baik) yang sudah saya tempati selama 4 tahun ini, sering banget mati alias putus..tus..tus.... Ada yang usianya belum sampai setahun bahkan, tapi udah "tak bernyawa" lagi.  Gelap dah semuanya. Trus, mesti lapor dulu sama si ibu kos kalau lampunya udah gak bisa memberikan cahaya lagi, biar diganti yang baru. Itupun mesti nunggu sehari sampai tiga hari dulu biasanya, baru deh ditengokin. 
 
Untunglah si ibu mau ganti. Karena banyak juga sih, berdasarkan cerita teman-teman kos ditempat lain, yang si ibu kosnya gak mau ganti lampu kalau ada yang mati. Malah nyuruh si anak kos yang beli sendiri. Dengan alasan...kan yang menikmati anak kos, bukan dia...Glek.! Padahal kos-kosan itu jelas punya dia, toh. Gak bertanggung jawab banget sih, bu..... Eh, tapi itu untung bukan ibu kos saya ya, hehehe.....

Dengan seringnya melihat adegan lampu yang putus, padahal baru dipasang beberapa bulan, lantas ganti lampu baru, pasang lampu baru... ehm baru nyadar, ternyata, si ibu setiap beli atau ganti lampu, ya pake lampu biasa. Pantesan cepat putus. Gak sampe setahun, udah minta diganti lagi tuh lampu. Ya, maklum, si empunya kos-kosan, pasti memilih lampu yang murahlah, karena dia pikir lampu murah itu hemat.

Kadang si ibu malah nyuruh saya tuk memasang lampu yang putus, terutama lampu di area dapur kos-kosan yang sering banget gonta-ganti karena sudah tak bernyawa lagi, padahal belum sampai setahun terpasang. Ya, berhubung badan saya bongsor dengan kaki yang jenjang, ya dengan ikhlas saja sih saya bantuin memasangnya. Untung-untung si ibu mau beliin lampu, hehehe..

Ini salah satu kebersamaan dalam kosan kami

Tapi, ada satu koridor ruangan yang tak ia pasangi juga sampai sekarang. Mungkin, karena di koridor itu mendapat bantuan dua arah pencahayaan, yaitu  dari area dapur dan ruang tamu, jadi mesti tak dipasang lampu, ya gak terlalu gelap total, namun remang-remang...hihihihi.., sehingga si ibu menggangap tak perlu dipasang baru lagi kali ye.. Sekalian penghematan juga kali bagi dia.

Jadi, sudah setahun lebih, koridor tengah kos-kosan kami, tak berlampu. Gak enak juga sih termehek-mehek ke yang punya kos-kosan, supaya dibeliin lampu. Karena, sepertinya dia udah terbebani melihat anak-anak kosnya yang pada masak pake panci listrik semua. Tentu bayangan tagihan listrik sudah menari-nari di pelupuk matanya, hahaha....

Ehm...itu  kisah kala lampu kos-kosan yang putus dibagian tengah, dapur atau ruang tamu.

Nah, kalau lampu yang mejeng diatap kamar kos  yang mati..? Ya,  ini mah tanggung jawab kita sebagai penghuni kamar yang mesti ganti sendiri. Gak mungkinlah mau nyuruh si ibu yang ganti, ya...hehehe...#taudiri

Selama ini, saya biasanya beli lampu untuk kamar kos yang saya tempati dengan lampu yang katanya hemat energi. Tapi, soal tahan lamanya? Wah,  gak bisa diharapkan juga. Untuk urusan ini, sayapun mesti berkali-kali ganti lampu kamar, karena sering kali ketika saya pulang kantor, itu lampu sudah tak berkutik lagi. Dia tewas menggenaskan, wakakakkk...#lebay.....

Saatnya harus mencari lampu yang awetnya lama dan hemat energi....!!!


Stark LED nongkrong di meja ruang tamu kos-kosanku.

 
Lampu hemat energi, tentu adalah lampu LED, yang merupakan singkatan dari light-emitting diode,
merupakan komponen yang dapat mengeluarkan emisi cahaya.

Nah, lampu yang hematnya dari pemakaian hari pertama, berkualitas dan tahan lama, inilah  yang saya dan teman-teman kos cari. Tentu ini adalah pilihan yang tepat dan solusi pencahayaan  untuk kos-kosan saya yang memerlukan penerangan dan jumlah lampu yang banyak. Lampu itu adalah StarkLED , Lampu LED murah berkualitas hematnya dari hari pertama, lo.

StarkLED yang siap dieksekusi


Kalau sudah pake StarkLED ..... 

Ya,  untung bagi penghuni kos, untung juga buat ibu kos nih. So, kalau seandainya dari dulu kos-kosan kami menjadi konsumen lampu ini, tentu selain si ibu bisa hemat beli lampu dan bayar listrik, kita anak kos-kosan juga bisa lama menikmati cahaya terang yang dipancarkan, gak pake menikmati adegan gelap-gelapan lagi karena lampu yang putus karena gak tahan lama dan mesti nunggu ibu kos dulu yang ganti, hehehehe.....

Nah, karena saya pengen berbagi penerangan cahaya berkualitas namun dengan panas yang tidak mengganggu plus hemat energi, maka beberapa waktu lalu saya belikan dua lampu StarkLED dengan ikhlas dan penuh kasih sayang, hehehe... untuk ruang atau sudut kos-kosan saya. Satu bola lampu untuk koridor ruas jalan diantara masing-masing kamar, yang sudah lama tak diberi penerangan, seperti yang sudah saya ceritakan diatas. Satunya lagi saya pasang di ruang depan area toilet, dengan daya 3 watt, jenis cahaya kuning/warm  yang penerangannya juga sudah lama dicuekin sama ibu kos, yang biasa kami gunakan untuk tempat mencuci baju. 

Jadi, daripada mesti nungguin si ibu kos yang beli, kenapa gak saya saja yang membelikannya. Hitung-hitung beramal. Sekalian, pengen pamer sama-teman-teman kos betapa dahsyatnya pencahayaan lampu Stark LED.   Cihuuyy..!!!

Gaya dulu sama StarkLED sebelum dieksekusi


Dan hasilnyaaaaa........aaawwww.........



Sedang memasang StarkLED plus hasilnya


Untuk  penerangan koridor ruang seperti gambar diatas, saya menggunakan yang 5 watt saja, lo, dengan pilihan cahaya putih. Tapi, meski dayanya dibawah 10 watt,  lihatlah terangnya...? Yuhu...cetar membahanakan...? Gak remang-remang lagi deh.

Dan..... 
Ketika tiba malam hari....satu persatu teman-teman kos  pulang dari tempat kerja. Mereka kaget melihat cahaya jernih nan putih menyambut mereka dan motornya. Yuhuu....

Nah, karena pengen menikmati kebersamaan bersama dengan StarkLED, mariiihh...kita jeprat-jepret dulu ya dibawah kilauan sinar lampu yang tahan lama dan hemat energi ini.....

Yeey, serunya berbagi penerangan & kebahagiaan bersama StarkLED

Oh ya, untuk melihat perbandingan cahaya lampu StarkLED type cahaya putih/cool dan cahaya kuning atau warm, nah seperti terlihat pada gambar  dibawah ini.

Yang kiri, adalah cahaya berwarna kuning (3 watt) dan disebelahnya , cahaya putih (5 watt).  Gambar ini saya ambil pada saat sedang mencoba/ngetes StarkLED di toko tempat saya membeli, dikawasan pasar Senen, JakPus. 

Ini dia hasil pembentukan cahayanya...


Contoh cahaya yang dihasilkan StarkLED


Ya, lampu LED ini mampu menghemat energi hingga 80 persen dibanding lampu pijar biasa dan lebih hemat 50% dari lampu hemat energi  atau LHE. Dahsyatnya lagi, StarkLED  memiliki masa pakai hingga 15 tahun tanpa pergantian. Whaaaatttt..? 15 tahun? Yup...jangka waktu yang begitu panjang bukan? Sampai saya udah punya anak usia SMU kali ya, baru tuh lampu tepar, hehehe... Duh, benar-benar bisa berhemat ya.
   
Oh ya, selain pilihan daya 3 dan 5 watt, seperti yang sudah saya beli, ada satu pilihan lagi, 7 watt. Rendah semuakan dayanya..? Gak sampai belasan, apalagi puluhan. Kalau untuk bangunan rumah, kantor atau kos-kosan, dengan pilihan daya seperti itu,  sudah cukup baik, kok. Nah, karena hemat energi, otomatis, kita sudah menciptakan gaya hidup ramah lingkungan, lo. Artinya, kita sudah membantu bumi untuk mengurangi dampak global warming. 
 
Trus, harganya gimana, bro..? Nah, dari segi harga, Stark LED, justru lampu jenis LED termurah pertama di Indonesia, seharga dengan Lampu Hemat Energi (LHE). Dan, harga itu sudah sebanding dengan masa pakainya yang lama dan fungsi hemat energinya. Misalnya, lampu StarkLED dengan daya 7 watt, ternyata setara dengan lampu pijar 75 watt atau jenis LHE yang mengkonsumsi 16 watt.  Itu baru sisi perbandingan untuk konsumsi listrik saja.

Untuk lebih jelasnya, sila lihat bagan dibawah ini, bagaimana perbandingan yang menohok dari berbagai sisi, antara StarkLED, lampu pijar dan LHE

Ilustrasi Perbandingan antara StarkLED, lampu pijar dan LHE.

Tuh, udah jelaskan...

Melihat perhitungan pada tabel diatas, dengan menggunakan 1 lampu StarkLED kita bisa berhemat sampai  jutaan rupiah, lo.

Gak ada bandingannya dah Stark LED... 

Oh ya, kitapun gak perlu takut jika lampu ini 'bermasalah" dalam hal produksinya atau cacat, karena ada garansi yang diberikan oleh PT. Sumber Harapan Abadi, sebagai perusahaan yang memproduksi StarkLED ini, selama 1 tahun ! Wow, Lama tuh waktunya. Ya, kita bisa menukar lampunya selama jangka waktu tersebut di tempat kita membelinya.
 

Salah satu design Stark LED
Selain StarkLED adalah Lampu LED murah berkualitas hematnya dari hari pertama, desainnya juga yang elegant dan oke lo. Kalau anda lihat gambar disamping, pada lampunya ada lubang memanjang, nah itu adalah lubang agronomis yang berfungsi sebagai saluran udara panas yang dapat menjaga kestabilan suhu lampu. Lensanya juga terbuat dari bahan PC yang mengeluarkan 95 persen pancara cahaya dan uniform. Trus, kalau body lampunya, merek ini  menggunakan bahan plastik ringan supaya  tahan terhadap tegangan listrik. Eh, StarkLED ini juga menggunakan chip SMD yang berkualitas, lo. Ehm, spesifikasi yang mantap.

Soal daya pancarnya, ya pasti  bagus dan jernih, dong. Kan saya sudah membuktikannya.  Ada dua pilihan pencahayaan lagi, yaitu cahaya putih atau kuning, tergantung dengan kebutuhan yang kita inginkan, yang hasilnya bisa dilihat dari gambar-gambar saya diatas tadi. Kalau saya sih, lebih suka pencahayaan putih ya, karena ngerasa lebih jreng-jreng aja, hehehe....

Dan soal panasnya, ehm..gak usah takut, bro, karena lampu ini tingkat panasnya rendah sehingga tidak akan mengganggu mata. Horeeehh.....Yang lebih cihuy lagi, lampu ini juga sangat aman untuk kesehatan karena bebas merkuri atau bahan berbahaya lainnya. 
Ehm....ngomongin soal lampu LED,......
Sebenarnya, penggunaan lampu ini telah lama dikenal terutama dalam bidang elektronika.Misalnya nih, kalau kita lihat remote TV, kan ada lampu kecil tuh yang menyala ketika mengganti saluran TV. Nah, itulah lampu LED. Cahaya yang dihasilkannya berasal dari pancaran dioda-dioda kecil yang menyala dengan bantuan energi listrik. Bila dulu LED hanya digunakan untuk perangkat elektronik, kini fungsinya semakin luas dan telah menjadi sumber pencahayaan buatan dalam sebuah bangunan.
StarkLED
Wah, andaikan semua lini aktivitas menggunakan StarkLED, mungkin Indonesia akan lebih berhemat, ditengah naiknya tarif dasar listrik saat ini. Misalnya, disetiap perkantoran dan tempat-tempat pertunjukan yang siaga dengan memakai lampu StarkLED, tentu penghematan energi bisa dicapai. Apalagi, dengan menggunakan lampu LED dapat menghemat daya pembangkit yang terjadi pada saat beban puncak, lo. Duh, benar-benar ketolong deh. 

Nah, dengan kehematan dan keawetan yang dimiliki oleh StarkLED, tentu cucok sekali jika digunakan untuk penerangan dalam rumah tangga, perkantoran, tempat usaha atau kos-kosan yang jelas-jelas membutuhkan jumlah lampu yang tak sedikit dengan kualitas penerangan yang oke. Apalagi, Indonesia merupakan salah satu pasar potensial untuk pemasaran lampu LED, lo. 

Ah, saya berandai-andai, jika dari duluuuu.....rumah kos dua lantai yang saya tempati yang   mencapai 16 kamar itu, ( 9 dilantai bawah, 7 diatas) lantas...... disetiap masing-masing kamar serta ruangan sekitarnya menggunakan StarkLED sebagai alat penerangan, bisa dibayangkan berapa jumlah energi yang sudah kami hemat mulai dari hari pertama pemakaian.  Dan biaya listrik yang dikeluarkan oleh ibu kos perbulannya pasti lebih sedikit juga toh. Jadi, si ibu gak usah cenat-cenut lagi kalau ada yang telat bayar kos, karena mesti nombokin biaya listrik yang mahal,  hehehe. …

Kartu survey & garansi StarkLED
Eh, ngomong-ngomong... 

Pengen Samsung Galaxy S4 gak, bro? Nah, kalau mau...hayuk...beli StarkLED sekarang, karena Lampu LED murah berkualitas hematnya dari hari pertama ini, sedang menyebarkan survey tentang penilaian konsumen terhadap produk ini. Dan kertas survey yang merangkap kertas garansi ini, ada didalam kotak Stark LED. Tinggal isi surveinya, trus isi kodenya yang tertera di balik kertas dan kirim ke nomor sms yang ditentukan. Seperti gambar yang ada di samping ini..

Silahkan, bro.... siapa tau kita kebagian keciptratan Smartphone. Udah kebagian berkah dapet lampu hemat energi dan tahan lama, eh, dapet gadget keren lagi.....yuk capcuss.....



Dengan StarkLED
berbagi hemat, berbagi penerangan 
dan berbagi kebahagiaan...


Yaay, berlimpah sinar StarkLED

Sbr tulisan:

-http://www.stark-indonesia.com/

- http://www.alfiweb.info/2010/06/mau-tahu-perbedaan-lcd-dan-led.html

Sbr foto: 

_ Koleksi pribadi 

- http://www.stark-indonesia.com/

Ngidam yang tipis, yang ringan, yang praktis dibawa kemana-mana


Ilustrasi: Wanita Hamil. Sbr foto : disini
Kalau lihat wanita hamil, saya langsung bertanya dalam hati...., kira-kira ngidamnya apa wanita ini ya. Dia memaksa meminta apa ya pada suaminya, supaya bisa dikabulkan dengan segera? 

Ehm, enaknya ibu hamil, yang mesti jebret harus di kabulkan saat itu juga. Ngidamnya ibu hamil itu kebelet, kayak gak bisa nahan BAB. Gak bisa ditunda juga, takut bayinya ngences, katanya. #Eh, kata siapa ya..? 
 
Tapi, kalau ngidam versi wanita yang masih gadis ting tong seperti saya, ya bisa-bisa saja sih ditahan. Apalagi keinginan itu membutuhkan uang yang tak sedikit. Ngumpul duit dulu, browsing dulu, menimbang-nimbang dulu, minta pendapat kiri-kanan dan sebagainya.

Untung saya bukan ibu hamil yang pengen secepat kilat dikabulkan hajatnya. Untung juga saya bisa menahan keinginan untuk membeli sesuatu sampai ketemu sama pilihan yang tepat dan pas. Kalau mau diturutin, ngidamnya saya ini, udah kebelet, lo. 

Nah, karena saya mengikuti lomba ini, bisa ditebak dong, keinginan saya itu apa? Ya, apalagi kalau bukan benda yang bisa menunjang hobi dan kreativitas saya untuk menyalurkan hasrat ketak-ketik keyboard tuk menumpahkan segala ide, pemikiran dan cerita-cerita kecil dalam kehidupan saya, yang kalau tulisan kita dianggap menarik sama dewan juri yang ciamik-ciamik itu, bisa terkabullah apa yang saya idam-idamkan selama ini.

Yup...notebook...! Saya udah ngidamin benda ini dari jaman kapan. Selama ini, hasrat penyaluran ketak-ketik saya hanya bisa terkabul, jika saya berada di kantor, hehehe. Ngertikan artinya apa..? Yoi, bro.. saya selama ini bisa menulis, bisa update cerita dan ikutan lomba blog, karena diam-diam memakai fasilitas kantor, hihiihi....#ketauan deh...

Padahal, dari dulu saya ngebayangin kalau pagi-pagi bangun tidur udah membuka sesuatu yang bisa membuatku terbang menyambangi seluruh isi dunia dengan partisipasi coretan jemari yang lentik ini. Gak harus ke kantor dulu, baru ketemu deh sama dunia maya, misalnya. Oh ya, kebetulan saya kerjanya masuk shift sore. Jadi, ketika pagi, ya standby manis dikos-kosan. Plus bengong! Karena gak punya notebook dan sejenisnya yang bisa “dimainin”. Jadi, dipagi hari yang berlimpah waktu luang itu, saya gak bisa menghasilkan karya atau kerennya sih, gak produktif gitu lo, hehehe. Paling cuma mainin smartphone doang. Itupun gak leluasa kalau mau dijadikan tempat tuk menghasilkan tulisan panjang, layaknya tulisan yang sering dipublish di blog. Tapi, apalah daya....?

Belum sembuh rasa terbunuhnya masa produktif saya kala pagi hari karena gak punya notebook, eh, pas jalan ke mall, bertemulah dengan orang-orang yang berseliweran memakai dan menenteng notebook kemana-manaaahh. Waduh...tambah nelangsa euy.. 

Sejak dulu, saya ngebayangin pengen banget kalau ke mall nenteng barang keren yang sekarang banyak dipamerkan orang kala nongkrong di cafe, resto atau tempat santai lainnya. Jadi, selain ngobrol, bisa juga sambil nyambi nyetok tulisan buat up date blog atau nyambi menyelesaikan tugas-tugas lainnya.

Tapi, saya kasihan juga kalau melihat orang atau teman yang terhunyung-huyung menenteng notebook gegara bobotnya yang begitu berat. Ada kali kisaran 3 sampai 4  kiloan beratnya. Duh, bikin capek euy. Serasa kayak baru pulang dari pasar dan borong! Sampai punggungnya sakit atau posisi bahunya jadi turun sebelah, karena tak seimbang membopong tas besar yang berisi tehnologi masa kini  yang canggih nan gaul itu. 
 
Karena itu juga, saya jadi mikir, kalau seandainya punya itu barang, tapi harus berkeluh kesah gara-gara keberatan membawanya, gimana, tuh..? Padahal, saya sih pengennya punya notebook yang tipis dan ringan. Supaya bisa praktis dibawa kemana-mana. Ada gak ya...?

Kalaupun ada, rasanya banyak produsen yang memproduksi notebook tipis, tapi mengorbankan beberapa fitur penting yang masih diperlukan oleh sebagian pengguna. Yach, sayang banget, toh. 
 
Padahal, Notebook tipis dan ringan, kini menjadi pilihan menarik bagi pengguna yang aktif. Karena, kalau tipis, orang bisa lebih leluasa membawanya dan gak terlalu membebani. Simple! Seperti leluasanya ketika pikiran kita sedang  membayangkaan bingkai cerita yang akan dikembangkan dalam ketikan jemari di keyboard notebook tipis itu. 
 
Ah, untunglah  Ada produsen yang memikirkan apa yang diidam-idamkan banyak orang.

Salah satunya adalah Acer Aspire E1-432: Notebook Tipis dan Hemat Daya, karena Prosesor Intel Haswell 4th Gen. Wow ! 

Penampakan Acer Aspire E1-432

 
Ya, jika dibandingkan dengan notebook konvensional lainnya, Acer AspireE1-432 memiliki dimensi 30% lebih tipis. Apaaahhh, tipis..?

Ya, tipis! Tapi, walaupun dimensi Aspire E1-432 ini tergolong lebih tipis dibandingkan noteook biasa lainnya, Acer tidak mengorbankan kelengkapan dan fitur penting, lo. Asyik gak tuh?

Fitur yang sering dikorbankan untuk mendapatkan dimensi yang ringkas dari sebuah notebook adalah optical drive, misalnya. Nah, Acer masih menyediakan sebuah DVD-RW yang masih diperlukan oleh sebagian besar pengguna dan tidak ingin direpotkan untuk selalu membawa DVD-RW external.

Jika pada umumnya notebook berukuran layar 14” yang dilengkapi optical drive/DVD-RW memiliki dimensi yang cukup tebal,  Aspire E1-432  didesain khusus dengan ketebalan sekitar 25.3 mm saja.  

Aspire E1-432,  30% lebih tipis dari notebook konvensional


Ah, itu yang saya cari....semakin tipis, pasti bobotnya lebih ringan dong ya. Dan saya gak terlalu berat membawanya. Saya membayangkan, suatu hari nanti, saya akan menenteng notebook tipis ini kemana-mana. Ngeceng ke mall, main kerumah teman, atau mengisi waktu luang. Tentu, saya akan lebih produktif lagi dalam menghasilkan tulisan atau karya-karya lainnya yang menunjang hoby saja. Selain juga bisa up date pengetahuan di kanal-kanal berita populer dan puas membaca tulisannya dilayar besar dengan gambar- gambar cantik yang juga berukuran besar, kalau dibandingkan hanya melihat melalui handphone doang, hehehe. Ceritanya saya curcol nih gegara sering ngisi waktu dirumah hanya berjibaku dengan Hp doang,. Glek!
 
Yang bikin saya suka lagi, Acer juga menyertakan sebuah Webcam HD untuk melakukan streaming, video chatting ataupun sedikit “bernarsis ria”. Wah, tambah seru, nih! Cocok banget buat saya dan teman-teman yang dari sononya emang doyan  narsis, hahaha...

Eh, Acer type ini tersedia dalam dua pilihan warna, lo. Piano Black dan Silky Silver. Keyboardnya juga model chiclet yang luas dan nyaman saat digunakan dalam waktu lama. 

Pilihan warna Acer E1-432. Elegan!

Aspire type ini juga menggunakan RAM DDR3 sebesar 2GB yang dapat di-upgrade hingga 8GB untuk keperluan multitasking yang lebih baik. Daya tahan baterainya juga dahsyat, bisa sampai 6 jam, lo. 

Ah, kerennya lagi, dengan segala fitur yang ditawarkan tersebut, harga notebook Acer Aspire E1-432, sangat bersahabat.
 
Ouw, ternyata tipis tak harus mahal ya. Dan semakin tipis Notebooknya, semakin tambah semangat pula membawanya kemana-mana, semakin gaul dan update. Gak dibebani lagi dengan bobot yang bisa bikin bahu miring sebelah, hahaha....

Beda dengan kantong tipis, yang bikin segalanya jadi "miring"....#loh..?

Duh, kerennya Acer Aspire  E1-432 !



Sbr tulisan & foto : 
_ http://www.acerid.com/2013/10/acer-aspire-e1-432-notebook-tipis-dan-hemat-daya-berkat-prosesor-intel-haswell-4th-gen

Belajar Dari Seorang Pemimpin


Mom & Me


 
Belajar Dari Seorang Pemimpin

 
Peran Ibu bagi hidup dan kehidupan manusia, sangat penting. Seorang ibu berperan membentuk karakter dan kepribadian anak. Apakah kelak anak yang diasuhnya itu akan menjadi pribadi atau pemimpin yang yang baik bagi dirinya sendiri atau sebaliknya.

Seorang ibu juga berpeluang sangat besar untuk memberikan ilmu, contoh dan nasehat yang baik untuk anaknya. Agar kelak sang anak mempunyai pribadi yang diinginkan oleh orang tuanya. Dan, anak yang baik akan mengikuti atau mencontoh apa yang telah diajarkan oleh ibunya, demi masa depan dan kehidupan yang lebih baik juga tentu.

Bukan berarti peran Bapak tidak terlalu besar dalam mendidik anak, tapi, kalau kita lihat secara tugas dan waktu, mungkin ibulah yang paling sering dirumah dibanding Bapak. Walau Ibu kita adalah seorang wanita karir, misalnya, tapi nurani seorang Ibu akan tetap menomorsatukan anak.

Dari bayipun, keterikatan dengan Ibu kandung sudah sangat lekat. Dari mengandung si jabang bayi, melahirkan dengan separuh nyawa, menyusui dengan kasihnya, hingga mengasuh sang buah hati sampai ia bisa mandiri.

Mandiri, dalam arti, ya dimulai dari yang sederhana saja ya. Misalnya,  menghantarkan anak sampai ia bisa berjalan setapak demi setapak. Lantas,  bertumbuh kembang dengan melihat dan beradaptasi oleh dan dengan apa yang ada disekelilingnya.

Bila salah dalam memimpin si buah hati, maka akan terbentuklah kepribadian yang “salah” pula. Dan itu akan menempel dalam kepribadian anak sampai ia dewasa.

Hingga saya mengguratkan tulisan ini, dampak dari arahan atau pengajaran dari ibu saya, masih saya rasakan.

Nah, berhubung saya belum punya anak, jadi, ya saya akan berbagi sedikit tentang apa yang saya alami bersama ibu dan bagaimana cara ibu menunjukkan kepimpinannya kepada saya dengan caranya sendiri. Mudah-mudahan apa yang telah beliau berikan kepada saya, akan saya turunkan juga untuk anak-anak saya kelak. Amiinn.

Saya bersama Ibu, umur 3 tahunan


1. Ibu, Suruh Saya Mengaji Setiap Hari

Banyak orang tua yang sibuk mengkursuskan anaknya dibidang pendidikan dengan les fisika, matematika dan bahasa Inggris atau laiinnya.Ya, gak apa-apa sih, les pelajaran diluar sekolah itu baik. Tapi, ada sebagian dari para orang tua lupa dengan “mengkursuskan” anaknya untuk mengaji. Syukurlah, selain saya dibolehkan belajar/les diluar sekolah, ibu saya tetap mengimbanginya dengan menyisihkan uang setiap bulannya, agar saya bisa belajar mengaji di mesjid, yang dibimbing oleh seorang ustadz dan ustadza.

Alhamdullilah, saya bisa mengaji. Meski setiap hari sehabis pulang sekolah, sekitar jam 2 siang, saya harus jalan ke mesjid yang jaraknya lumayan jauh dari rumah saya, demi memperlancar bacaan saya. Walau, kala itu, rasanya malaaaaas sekali untuk tiap hari mesti ngaji.Yah, namanya juga anak-anak, heheh.

Serunya, setiap saya pulang dari ngaji, ibu selalu mengetes bacaan dan hafalan dari apa yang saya dapat di mesjid. Asyik loh, di tes sama ibu sendiri. Kayak evaluasi, gitu, ya. Hehehe. Dan, hasilnya, sudah bisa saya nikmati sekarang. Bahkan, waktu kuliah dulu, ada mata kuliah Workshop Al Islam, dan ada kelas mengaji, teman-teman banyak yang minta diajarin sama saya. Senang bisa mengarahkan mereka. Sayangnya, banyak teman-teman muslim saya yang sudah dewasa dan punya anak malah, tapi tak bisa mengaji. Bersyukur, saya kecil dulu sudah disuruh ngaji oleh ibu saya. Pembelajaran religi yang ditanamkan sejak dini, adalah bekal saya sebagai anak dan kelak menjadi orang anak tua, untuk mengajarkan anak saya agar tau agama dan hafal huruf-huruf Arab yang sangat penting itu, sebagai basic agama, selain sholat.


2. Ibu, Mandiri Sejak Remaja

Dari beliau remaja, ia sudah bersekolah dengan memakai uang sendiri. Karena orang tua ibu atau kakek nenek saya tak mampu menyekolahkan sampai kejenjang pendidikan yang lebih tinggi. Karena semangat ibu yang begitu kuatnya untuk melanjutkan sekolah, maka ia mencari uang sendiri dan akhirnya berhasil menyelesaikan sekolahnya dengan baik. Dan hasilnya, ia bisa bekerja ditempat yang sesuai dengan minatnya dengan memegang jabatan penting.

Selama saya menjadi anaknya, tak pernah melihat ibu merengek-rengek meminta tolong pada seseorang. Kemandiriannya itu, berhasil ia tularkan pada saya. Sampai usia saya yang lebih dari seperempat abad ini, saya berprinsip, selagi masih bisa dan mampu mengerjakan sesuatu hal, ya kerjakanlah. Jangan biasakan meminta bantuan pada orang lain, apalagi bergantung dengan orang lain, sebelum mencobanya sendiri.

Bentuk kemandirian itu, sudah saya terapkan sejak kecil. Misalnya, semenjak bisa mencuci baju sendiri, ya saya membiasakan diri untuk hal itu. Selagi ada waktu dan bisa melakukannya, saya usahakan agar baju yang saya pakai, harus bersih ditangan saya.

Karena kemandirian itu juga, Alhamdullilah sudah hampir 8 tahun inipun saya bisa “berdiri sendiri” meski harus bergelut dengan segala kekurangan. Kebetulan, saya seorang perantauan yang sudah 8 tahun menetap dan bekerja di Jakarta. Tinggal sendiri/ ngekos dan memenuhi kebutuhan saya sendiri tanpa bantuan keluarga. Apa yang bisa saya lakukan, akan saya jalani, walau itu pahit dan berat sekalipun. Bagi saya, hidup dengan segala 'kekerasan” dan 'perjuangan' itu lebih baik daripada mesti merepotkan orang lain.



3. Ibu, Tak Biasakan Diri Berhutang

Kemandirian yang diterapkan oleh ibu saya, tak hanya soal perjuangan hidup saja, tapi juga termasuk dalam hal hutang piutang. Ibu, setau saya tak pernah kredit barang-barang yang gak penting. Baju, peralatan rumah tangga atau lainnya, ia beli semua dalam bentuk cash atau tunai. Kecuali kredit motor, hehehe. Itu mah beda, ya, karena harga motor yang lumayan mahal, dan memang bisanya ya di kredit, dengan memotong langsung dari gajinya perbulan sebagai pembayarannya. Namun, untuk urusan tetek bengek yang kecil-kecil, ibu saya kekeuh tak mau membelinya dengan cara berhutang/kredit. Kecuali dalam keadaan benar-benar membutuhkan.

Budaya hutang, sepertinya memang patut dihindari, kalau kita tak mau terjebak dalam kemelut lingkaran hutang yang telah kita tabur sendiri. Alhamdullilah, sayapun kini tak punya hutang pada siapapun. Ehm, kalau ditanya pernah gak sih saya hutang? Ya, pernah, karena saya terdesak sesuatu kala itu. Tapi, begitu saya bisa melunasi, maka tak perlu saya tunda untuk menyelesaikannya. Namun, selagi saya masih bisa menahannya untuk tidak berhutang, maka saya tak akan meminjam uang. Saya tak mau memanjakan diri sendiri, kalau ujung-ujungnya akan membuat saya sengsara.

Daripada berhutang, mending berhemat sehemat-hematnya. Kondisikanlah dengan keadaan kita. Ada ungkapan yang bilang : “Jika hidupmu sedang berada layaknya seperti ibu jari/jempol, maka hiduplah seperti jempol. Artinya, silahkan hidup sedikit bermewah-mewah. Namun, jika kondisi hidupmu layaknya seperti jari kelingking, maka hiduplah seperti kelingking, alias harus ngirit dan hemat. Ya, daripada mesti ngutang sana sini demi menutupi gaya hidup yang lebay, mending ditahan saja, apalagi hanya untuk membeli keperluan yang tak begitu kita butuhkan, misalnya.

Malu euy, kalau banyak hutang, meski berhutang dengan saudara kita sendiri sekalipun. Lagian, belum tentu kita bisa membayarnya, lo. Orang tempat kita berhutangpun, belum tentu iklash memberikan pinjaman uang pada kita. Yang ada kita malah mereporkan mereka. Betul, gak? Menahan diri tuk berhutang, ini juga salah satu cara untuk menempah mental kita agar tetap survive meski keadaan sedang tak seimbang.


4. Ibu, Rajin Menabung

Dari saya mulai bisa mengingat, ibu saya sudah mengajarkan untuk menabung. Beliau rajin sekali mengumpulkan uang logam pecahan seratus perak (jaman dulu, seratus perak itu berharga, bung), lantas dimasukkan kedalam celengan plastik berbentuk buah apel merah, hehehe. Malah, ibu juga menabung dikaleng bekas biskuit, lo. Ya, sisa dari ia pergi kepasar atau kembalian ongkos dari naik kendaraan umum, maka akan ia sisihkan untuk dicemplungkan kedalam celengan. Sampai penuh, lo tempatnya. Senang melihatnya.

Disekolahpun, ibu saya menyuruh saya tuk menabung dengan ibu walikelas, yang kebetulan waktu itu memang diharuskan murid-muridnya untuk menyishkan uang jajan.

Kini, sayapun mewarisi budaya rajin menabung itu. Meski ada tabungan tersendiri dalam rekening bank, namun tabungan dalam bentuk lain, alias nabung dicelengan masih saya lakukan. Saya sisihkan anggaran setiap bulan untuk dimasukkan kedalam dua celengan saya yang terbuat dari plastik lonjong, dan satunya lagi berbentuk strowbery merah yang terbuat dari tanah liat. Kalau ketika SD atau masa kuliah dulu saya menabung dalam bentuk recehan, kini Alhamdullilah saya bisa memasukkan uang kertas berwarna kedalam celengan, biar gede hasilnya ketika itu celengen di bongkar, hehehe ….


Ini  celengan saya di kamar. Yihiiii


5. Ibu Berkata : “Harus Berani Tampil Didepan Umum !”

Karena pekerjaan ibu saya yang mengharuskan ia sering tampil didepan umum atau orang banyak, maka beliaupun sering memotivasi saya agar jangan malu untuk tampil didepan umum, harus punya keberanian, walau kita banyak kekurangan. Tak heran, ketika saya minta izin untuk ikut lomba ini-itu, beliau tak pernah melarang, bahkan mendukung, selagi itu positif. 

Ketika masih SD, saya pernah ikut lomba Olah raga, puisi dan menulis puisi. Disekolahpun saya sering ikut kegiatan-kegiatan seperti vokal grup, menari, volley ball dan sebagainya. Alhamdullilah, motivasi dari ibu saya, kini bekerja baik didalam hati ini. Saya, gak kagok lagi kalau harus tampil didepan umum. Beberapakali menjadi MC dan pembicara diacara-acara tertentupun, pernah saya lakoni. Bahkan, saat ini saya sedang menjadi trainer pada suatu kegiatan yang berhubungan langsung dengan pekerjaan saya. Makasih, ibu....


6. Ibu, Bolehkan Saya Bermain, asal......

Ketika kecil dulu, ibu tidak pernah melarang saya bermain. Asal,.... maiinnya disekitar lingkungan rumah saja dan sebelum waktu Maghrib tiba, harus ada dirumah. Sayapun puas bermain, asal tak menganggu waktu sekolah. Jadi, bisa dikatakan saya puas menikmati masa kecil, hahahaha. Meski saya perempuan, tapi saya pernah mencicipi permainan yang biasa dilakukan laki-laki. Dari sepak bola, main kelereng, main kartu-kartuan/ kertas wayang dan sebagainya. Namun, seasyik-asyiknya saya bermain, asal....kalau cuaca sudah menunjukkan gejala mau turun air dari langit alias hujan, maka posisi saya harus ada dirumah. Kalau nggak, ibu saya akan marah besar. Bukan apa-apa, kalau sedang hujan namun kita tak berada dirumah, takutnya orang tua akan prihatin terhadap keadaan kita. Ini juga salah bentuk penerapan disiplin ala ibu saya.

So, masa-masa berinteraksi dan bersosialisasi dari kecil, sudah saya lakukan. Saya punya banyak teman, tak hanya yang umurnya sebaya dengan saya, tapi juga banyak yang lebih tua, bahkan. Ceritanya, gaul gitu ya, hehehe. Ya, bermain itu perlu bagi perkembangan anak-anak. Disanalah kita bisa mengembangkan kreativitas dan belajar bersosialisasi. Karena, masa anak-anak, ya masa bermain. Asal kita bisa menempatkan hal tersebut dengan baik dan dipantau oleh orang tua. 


Dipangkuan Ibu ,(sekitar umur 1 tahun)
 

7. Ibu, Rajin Belikan Saya Majalah/ Buku

Setiap kali beliau pulang dari bepergian, entah dari kerja atau dari kegiatan laiinnya, majalah anak-anak, seperti Bobo dan buku ringan, tak lupa ia belikan untuk anak kesayangannya. Bahkan, ia mengharuskan agar saya wajib membaca tuntas majalah/ buku tersebut, sebelum ia memberikan lagi edisi yang terbaru. Tentu tujuannya supaya saya bisa menyerap penuh apa yang disampaikan oleh isi buku tersebut. Aduh, jadi ingat paman gembul, Oki dan Nirmala, serta si Bona, gajah kecil berlalai panjang, teman akrabnya si Rongrong, hehehe... (hayooo yang pernah baca majalah Bobo, pasti tau ya tokoh kartun ini, hehehe..)


8. Ibu, Aktif di Kampung

Biasanya, setiap sebulan sekali, saya selalu “membuntuti” ibu untuk mengikuti kegiatan arisan di kampung kami. Kebetulan, ibu dipercaya menjadi bendahara arisan untuk ibu-ibu di satu wilayah RT tempat kami tinggal. So, karena memegang jabatan krusial, (ya, iyalah, wong yang megang duitnya ibu saya, hehehe ) otomatis, setiap ada arisan, ya ibu harus hadir. Gak cuma itu saja, pernah juga rumah kami dijadikan tempat untuk training salon/ kecantikan dari salah satu pihak kosmetik dengan mengundang ibu-ibu satu kampung. Nah, ketika para emak-emak asyik belajar tata rias wajah dan rambut, kami para anak-anak malah main bareng bersama. Seru! Rumah kami jadi rameh dan meriah, Ibu sayapun semakin dikenal para tetangga, dan sayapun akhirnya jadi akrab dengan anak-anak tetangga yang selama ini jarang main bareng.

Oh, ya, masih ingat dulu tenar banget sama yang namanya ngebrik.? Itu, lo biasanya kalau sudah ngomong sama alat komunikasi tersebut, orang akan bilang “roger....roger...dicopy.... ganti. Hehe. Masih ingat? Nah, ibu saya juga ikutan meramaikan kancah roger-rogeran ini, bahkan kalau gak salah beliau didapuk jadi penasehat di komunitas tersebut. Wuahaha, emak-emak yang gaul sekali ya.

Nah, karena sering melihat ibu saya yang rempong dengan kegiatan-kegiatan itu, sekarangpun saya paling suka dengan yang namanya mengikuti suatu acara/kegiatan. Dari acara seminar, kegatan lingkungan, kegiatan kantor, perkumpulan suatu komunitas dan sebagainya. Apalagi kalau ditunjuk jadi panitia. Wah, saya akan senang sekali. Kenapa? Karena, kalau kita jadi panitia, pasti sibuk dong, ya. Ngurusin ini-itu. Nah, kesibukan inilah yang membuat kita akhirnya jadi aktif dan berinteraksi dengan orang lain. Bukankah aktif, adalah salah satu modal untuk jadi pemimpin? 
 

9. Ibu, Aktif Sejak Remaja dan Dorong Saya Ikut Pramuka

Rupanya, aktifnya ibu, tak hanya ketika ia sudah berumah tangga saja. Sejak ia masih sekolah dan dewasapun, ibu sering ikut berbagai kegiatan. Salah satunya ikut karnaval dan acara-acara kartinian, juga kegiatan Pramuka. Saya tau hal ini , dari melihat beberapa foto-foto beliau didalam album yang masih tersimpan dengan baik di rumah kami. Walau foto tersebut masih berwarna hitam putih, tapi sudah cukup memberikan cerita tersendiri bagi anaknya.

Karena itu, saya sebagai anaknyapun sangat didorong oleh ibu untuk berkecimpung dalam kegiatan tersebut. Beliau sangat mensupport setiap kegiatan Pramuka yang saya ikuti. Dari berkemah, gerak jalan, nyebrang sungai, hiking, panjat tali, dan kegiatan-kegaitan 'ektrim' lainnya. Berkat hal tersebut, mental saya jadi tertempa, apalagi saya juga dipercaya menjadi ketua regu dalam kelompok saya. Pergaulanpun semakin banyak. Karena kegiatan pramuka yang biasanya saya ikuti, juga melibatkan sekolah-sekolah lain. Jadi, perkembangan interaksi pertemanan sayapun bertambah. Ibu memberi saya ruang untuk mengembangkan potensi dan aktivitas positif. Dan efek dari mengikuti kegiatan pramuka itu, masih saya rasakan sampai sekarang. Bagi saya, Pramuka itu mendidik mental seseorang menjadi pemberani dan kuat. Ini adalah modal baik untuk menjadi seorang pemimpin. 


Kegiatan Ibu (duduk paling depan) ketika ikut Pramuka

 

10. Ibu, Serahkan Pilihan Minat/Bakat Kepada Saya

Ibu, tak pernah memaksa saya harus jadi ini dan itu. Ia, tak menuntut saya harus meraih nilai tinggi disekolah, atau menjadi nomor satu dikelas. Karena, pintar atau kecerdasan itu, tak harus dikaitkan dengan bidang akademik atau pelajaran saja. Pandai bermain musik dan memainkan nada-nada indah, itu juga pintar namanya. Jago berdiskusi dan berorasi, ini juga disebut pintar. Mahir menggambar dan membuat konsep, adalah salah satu bentuk kepintaran yang tak semua orang bisa melakukannya. 

Banyak orang yang bisa memberikan kejutan dalam heningnya aktifitas mereka. Tak sedikit pula yang sukses dalam diamnya. Sebaliknya, banyak juga yang menjadi pengangguran bertahun-tahun, meski nilai IPK-nya hampir mencapai angka 4. So, semua anak mempunyai bakat masing-masing, tak bisa harus disamakan satu sama lain. Tak perlu dipaksa untuk mengikuti keinginan orang tua. Biarkanlah anak memimpin dirinya sendiri untuk menemukan minatnya. Begitupun ibu saya, ia membiarkan saya tumbuh dengan mengembangkan diri dan menemukan bakat/minat saya, dengan cara saya sendiri, dengan kepimpinan naluri saya pada apa yang diinginkan.

Dan, kini saya sudah menemukannya. Yup, dunia broadcasting, hiburan, media dan menulis inilah bakat dan minat saya yang sudah saya endus sejak kecil. Dari pertama kali merasakan mencicipi gaji pertama, dari medialah saya mendapatkannya. Meski berkali-kali pindah kantor/perusahaan, tapi tetap industri medialah yang setia saya sambangi.Sampai sekarangpun, saya masih bekerja di industri yang asyik ini. Bahkan, banyak kompetisi yang saya ikuti saat ini, juga berkaitan dengan dunia broadcasting dan hiburan. Kini saya bisa mengikuti lomba blog tentang “Peran Ibu Untuk Si Pemimpin Kecil” pun, ini juga berkat bakat dan minat saya. Alhamdullilah saya bisa mengembangkannya.


11. Ibu, Selalu Jalin Silaturahmi Kepada Sanak Keluarga dan Teman-teman Lama.

Waktu kecil, saya sering diajak ibu main kerumah teman lamanya yang sudah lama tak bertemu. Atau bertandang kerumah sanak saudara, yang jarang punya waktu tuk bersua. Karena itu, saya jadi tau teman-teman masa sekolah ibu atau sanak keluarga yang selama ini saya belum kenal. Nah, gegara melihat hal ini, sayapun sering tiba-tiba mengunjungi teman/tetangga lama saya, yang bikin kaget mereka dengan kehadiran saya, tentu.

Saya pernah mengunjungi teman-teman masa kecil dulu. Kebetulan kita pernah dua kali pindah rumah. Nah, yang saya kunjungi adalah tetangga ketika dirumah pertama dulu, yang ketika tinggal disana umur saya masih 7 tahunan. Pas saya main-main kesana lagi, umur saya udah 17 tahun. Otomatis udah berubah dong wajah dan fisik saya. Dari yang masih kanak-kanak, kini sudah jadi remaja. Tentu, ini juga bikin kaget teman-temen masa kecil saya dulu. Emak-emaknya teman saya yang saya panggil tantepun, udah lupa sama saya. Walau ada juga yang mengingat wajah saya. Tapi, ya gila aja, kan saya ujug-ujug datengin mereka, setelah sekian lama tak bertemu. Tapi, bukankah dengan mendatangi sahabat lama, adalah salah bentuk menjalin komunikasi yang baik? Sekaligus mempererat silaturahmi, yang sangat perlu dilakukan oleh seorang pemimpin?

Kalau dalam dunia pekerjaan, saya umpakan hal ini, ibarat kita menemui klien-klien atau mitra bisnis yang sudah lama tak kita temui, untuk mempererat pertemanan, atau bahkan menambah jaringan bisnis baru. Gak rugikan?


12. Ibu, Tebarkan Jiwa Dermawan/Berbagi

Ibu, tak sungkan-sungkan menolong jika ada keluarga yang butuh pertolongan. Dengan memberikan uang atau barang yang bisa dijual lagi, emas misalnya, tuk bisa dipergunakan lagi dengan baik oleh keluarga kami yang membutuhkan. Bahkan, ada beberapa keponakan Ibu/ sepupu saya yang juga ikut dan tinggal sama ibu sampai ibu menikah. Ibu mempunyai jiwa seorang dermawan. Saya diam-diam memperhatikan dan meniru apa yang ia lakukan. Sungguh, tak ada ruginya membagikan sedikit rezeki kita kepada orang yang tak mampu, apalagi jika itu adalah keluarga kita sendiri. 

Bahkan, kalau sedang masak dalam porsi banyak/besar, ibu tak segan-segan membagi-bagikan masakan tersebut kepada tetangga kiri kanan. Dan sayalah kurirnya, hehehe... Senang, melihat tetangga sumringah menerima semangkuk sup ayam buatan ibu saya. Begitupun saya, yang senang melihat wajah ceria teman-teman atau keponakan yang saya berikan oleh-oleh atau sedikit jajanan kecil buat mereka. #indahnya berbagi.


13. Ibu, Telaten Memilah dan Menyimpan Arsip/ Dokumen Penting 

Sedang melihat album jadul
Memisahkan kertas yang difoto copy dengan kertas/ dokumen asli, menyimpan dengan cermat semua klise foto dan foto-foto penuh kenangan dalam satu album ditempatnya masing-masing, tertata rapi disimpan ibu saya. Sehingga suatu ketika kita membutukan arsip tersebut, tak perlu repot mencari karena sudah dipilah-pilah mana yang dibutuhkan mana yang tidak. Karena telatennya ibu saya dalam hal menyimpan arsip atau sesutua yang penting ini, sayapun bisa melihat foto-foto pernikahan kedua orangtua, foto-foto saat saya masih kecil dan beragam kertas pengalaman dan kegiatan ibu saya yang menunjukkan aktifitasnya kala masa muda.

Tak hanya arsip penting saja yang disimpan cermat oleh beliau, dirumahpun, ibu memisahkan barang-barang yang tak terpakai, namun masih bisa dipakai lagi, dalam satu wadah khusus. Misalnya wadah bekas cairan pembasmi nyamuk yang sudah lama kosong atau kotak-kotak bekas wadah apa gitu. So, ketika kita butuh benda tersebut, maka tak perlu beli baru dan repot mengobarak-abrik rumah, karena benda yang dibutuhkan sudah tau dimana mesti mencarinya. Andaikan kita menyimpan barang-barang secara asal-asan saja, bisa dipastikan ketika kita butuh, maka kalangkabutlah mencari itu barang yang entah terselip disudut mana.

Sayapun begitu, selalu menaruh barang yang saya anggap penting suatu tempat. Agar memudahkan pencarian. Udah rapi saja, kadang penyakit lupa menghinggapi saya. Lah, apa kabarnya kalau  saya asal taruh saja barang-barang penting itu? 

Ini pembelajaran yang sangat penting yang perlu diasah sejak dini bagi anak-anak agar mereka tak kesulitan mencari barang-barang yang dibutuhkan untuk keperluan sekolah, misalnya. Jangan sampai, gara-gara mencari kaos kaki yang gak ketauan rimbanya dimana, jadi terlambat masuk sekolah dan kena hukuman. Duh! Pun, untuk karyawan/pimpinan juga harus rapi dan telaten menyimpan file-file penting perusahaan agar tak sembarangan saja, yang ujung-ujungnya bisa bikin bocor rahasia perusahaan, misalnya. So, telaten itu  menuntun kita untuk rapi dan teliti.

Seperti tumpukan album-album jadul di bawah ini. Karena masih tersimpan dengan baik, maka saya bisa melihat foto-foto saya masih kecil dan beragam kegiatan masa remaja ibu. Meski kertasnya telah mulai usang dan rusak karena dimakan waktu,.


Kertas album yang mulai terkoyak


 14. Ibu, Berikan Nutrisi Yang Baik

Selain mendorong saya untuk menjadi pribadi yang berani tampil didepan umum, aktif dan mandiri, ibu juga memperhatikan asupan makanan saya. Yang namanya sayur-mayur, sudah bersahabat baik dengan saya sejak kecil. Ikan/daging yang lezat dan susu putih plus telur ayam yang nikmat, sudah ia kenalkan sejak dulu. Ibu, selalu memberikannya. Setiap mau pergi sekolah, ia mengharuskan saya untuk sarapan, lengkap dengan susu di meja makan, agar tubuh saya terjaga, bisa menahan lapar dan konsentrasi di sekolah. Nutrisi saya tercukupi. Walau, ada masa ketika perekonomian keluarga sedang ngedown, namun, ibu tetap berusaha memenuhi kebutuhan keluarga sebaik mungkin. Karena dengan asupan nutrisi yang baik, akan berpengaruh pada kesehatan dan aktifitas kita.

Syukurlah, sejak kecil saya sudah direcoki dengan sayur, ikan/daging dan susu. Karena, banyak lo teman saya yang dari kecil sampai sekarang gak suka mengkonsumsi sayuran, padahal itu penting sekali. Malah, ada yang langsung muntah kalau minum susu, karena tidak terbiasa dengan rasa dan baunya. Teman yang lain lagi, alergi dan gak mau menyantap ikan/daging. Dan saya..?? Alhamdullilah, saya tak ada masalah dengan makanan dan minuman lezat itu. So, membiasakan anak sejak dini untuk mengkonsumsi nutrisi yang tepat, tak bisa diremehkan. Jangan sampai terlambat.... Bukankah setiap pemimpin harus mempunyai jiwa dan raga yang sehat..? Nah, jiwa dan raga yang sehat itu berasal dari nutrisi yang baik.


15. Ibu, Hanya Sebentar Saja Berikan Saya Ilmu 
Terima kasih ibu, sudah memberikan begitu banyak hal-hal baik dalam hidup ini. Sayang, saya hanya bisa mencicipi support dan bimbingan beliau, hanya sampai umur 13 tahun saja. Karena ibu saya yang tegar ini, harus mengalah dengan penyakit yang dideritanya. Andai beliau masih hidup sampai saat ini, mungkin lebih banyak lagi ilmu, pengalaman dan dorongan tuk jadi pemimpin yang baik yang bisa saya curi darinya.

Karena, beliau adalah seorang pemimpin bagi guru-guru yang mengajar disekolah tempat ia bekerja. Pemimpin bagi murid-murid yang menuntut ilmu di sekolah tersebut. Ya, Ibu adalah seorang Kepala Sekolah. Terima kasih, ya Alloh, rupanya selama 13 tahun itu, saya sudah belajar langsung dengan seorang pemimpin sesungguhnya. Pemimpin bagi saya dan juga pemimpin buat orang lain, meski hanya sebentar....

tag #LombaBlogNUB

Ibu, (pakai jaket) bersama teman-teman gurunya, ketika disekolah

 Ah, senangnya bisa berbagi cerita tentang pengalaman saya bersama Ibu. 

Menjadi seorang pemimpin itu , rupanya sudah kita lakukan sejak kecil ya, tanpa kita sadari. Sayapun tentu merasakan buah dari kepimpinan ibu. Ya, hal yang baik yang saya dapat dari beliau, Insya Allah akan saya berikan pada anak-anak saya kelak. Amin..
tag #LombaBlogNUB



Untuk meraih itu semua, apa yang dapat kita lakukan untuk mempersiapkan mereka?
Apakah anda punya pengalaman dalam mempersiapkan sang calon pemimpin?
Tuliskan rencana serta persiapan, atau pengalaman pribadi Anda dalam lomba penulisan blog “Peran Ibu Untuk Si Pemimpin Kecil”.
Berikut detail lomba penulisan blog:
1. Syarat Umum Lomba:
  • Peserta membuat tulisan dengan tema “Peran Ibu Untuk Si Pemimpin Kecil”. Peserta dapat menuliskan rencana, pilihan, maupun pengalaman dalam mempersiapkan calon pemimpin, atau pengalaman diri sendiri bersama orangtua.
  • Peserta berdomisili di Indonesia 
  • Memiliki blog pribadi dan menjadi member di http://nutrisiuntukbangsa.org 
  • Mem-follow channel social media Nutrisi Untuk Bangsa: @Nutrisi_Bangsa dan facebook.com/Nutrisi.Untuk.Bangsa

2. Periode dan Pengumuman Lomba:
  • Periode Lomba 5 September 2013 – 21 Oktober 2013
  • Pengumuman Lomba 24 Oktober 2013

3. Kriteria Penjurian:
  • Judul, isi dan nada pemberitaan sejalan dengan tema lomba
  • Tidak mengandung unsur SARA (Suku, Agama, Ras dan Antar Golongan)
  • Gunakan tag #LombaBlogNUB dan tambahkan banner seperti di atas ini pada artikel anda.
  • Juri memiliki hak prerogatif untuk menentukan pemenang

4. Mekanisme Penjurian:

5. Hadiah Lomba Penulisan Artikel
  • Uang tunai sebesar Rp 5.000.000 (Lima Juta Rupiah) bagi pemenang pertama
  • Uang tunai sebesar Rp 3.000.000 (Tiga Juta Rupiah) bagi pemenang kedua
  • Uang tunai sebesar Rp 2.000.000 (Dua Juta Rupiah) bagi pemenang ketiga
  • 4 hadiah hiburan masing-masing Rp 300.000 (Tiga Ratus Ribu Rupiah)

- See more at: http://nutrisiuntukbangsa.org/lomba-penulisan-blog-peran-ibu-untuk-si-pemimpin-kecil/#sthash.LggCrjES.dpuf

Lomba Penulisan Blog “Peran Ibu Untuk Si Pemimpin Kecil”

oleh:   pada: 5 Sep 2013
Tags: , , , , Kategori: Umum
 582  10
 68




Siapa yang tidak bangga jika si kecil bernyanyi dengan percaya diri dalam pesta ulang tahun temannya? Atau melihatnya berinisiatif untuk melakukan permainan bersama teman-teman.
Siapa yang tidak senang melihat ananda dengan semangat mengangkat tangannya untuk menjawab pertanyaan yang berikan guru?
Siapa yang tidak takjub mendengar aneka pertanyaan yang meluncur deras dari mulut buyung dan upik? Sepertinya mereka tidak pernah puas ya…
Siapa yang tidak terharu ketika anak kita membantu teman yang terjatuh dari sepeda?
Perilaku-perilaku anak-anak tersebut menunjukkan sifat kepemimpinan mereka. Tentunya harus kita pupuk agar dapat berkembang maksimal karena merekalah calon-calon pemimpin di masa yang akan datang.
Untuk meraih itu semua, apa yang dapat kita lakukan untuk mempersiapkan mereka?
Apakah anda punya pengalaman dalam mempersiapkan sang calon pemimpin?
Tuliskan rencana serta persiapan, atau pengalaman pribadi Anda dalam lomba penulisan blog “Peran Ibu Untuk Si Pemimpin Kecil”.
Berikut detail lomba penulisan blog:
1. Syarat Umum Lomba:
  • Peserta membuat tulisan dengan tema “Peran Ibu Untuk Si Pemimpin Kecil”. Peserta dapat menuliskan rencana, pilihan, maupun pengalaman dalam mempersiapkan calon pemimpin, atau pengalaman diri sendiri bersama orangtua.
  • Peserta berdomisili di Indonesia 
  • Memiliki blog pribadi dan menjadi member di http://nutrisiuntukbangsa.org 
  • Mem-follow channel social media Nutrisi Untuk Bangsa: @Nutrisi_Bangsa dan facebook.com/Nutrisi.Untuk.Bangsa

2. Periode dan Pengumuman Lomba:
  • Periode Lomba 5 September 2013 – 21 Oktober 2013
  • Pengumuman Lomba 24 Oktober 2013

3. Kriteria Penjurian:
  • Judul, isi dan nada pemberitaan sejalan dengan tema lomba
  • Tidak mengandung unsur SARA (Suku, Agama, Ras dan Antar Golongan)
  • Gunakan tag #LombaBlogNUB dan tambahkan banner seperti di atas ini pada artikel anda.
  • Juri memiliki hak prerogatif untuk menentukan pemenang

4. Mekanisme Penjurian:

5. Hadiah Lomba Penulisan Artikel
  • Uang tunai sebesar Rp 5.000.000 (Lima Juta Rupiah) bagi pemenang pertama
  • Uang tunai sebesar Rp 3.000.000 (Tiga Juta Rupiah) bagi pemenang kedua
  • Uang tunai sebesar Rp 2.000.000 (Dua Juta Rupiah) bagi pemenang ketiga
  • 4 hadiah hiburan masing-masing Rp 300.000 (Tiga Ratus Ribu Rupiah)

- See more at: http://nutrisiuntukbangsa.org/lomba-penulisan-blog-peran-ibu-untuk-si-pemimpin-kecil/#sthash.LggCrjES.dpuf

Lomba Penulisan Blog “Peran Ibu Untuk Si Pemimpin Kecil”

oleh:   pada: 5 Sep 2013
Tags: , , , , Kategori: Umum
 582  10
 68




Siapa yang tidak bangga jika si kecil bernyanyi dengan percaya diri dalam pesta ulang tahun temannya? Atau melihatnya berinisiatif untuk melakukan permainan bersama teman-teman.
Siapa yang tidak senang melihat ananda dengan semangat mengangkat tangannya untuk menjawab pertanyaan yang berikan guru?
Siapa yang tidak takjub mendengar aneka pertanyaan yang meluncur deras dari mulut buyung dan upik? Sepertinya mereka tidak pernah puas ya…
Siapa yang tidak terharu ketika anak kita membantu teman yang terjatuh dari sepeda?
Perilaku-perilaku anak-anak tersebut menunjukkan sifat kepemimpinan mereka. Tentunya harus kita pupuk agar dapat berkembang maksimal karena merekalah calon-calon pemimpin di masa yang akan datang.
Untuk meraih itu semua, apa yang dapat kita lakukan untuk mempersiapkan mereka?
Apakah anda punya pengalaman dalam mempersiapkan sang calon pemimpin?
Tuliskan rencana serta persiapan, atau pengalaman pribadi Anda dalam lomba penulisan blog “Peran Ibu Untuk Si Pemimpin Kecil”.
Berikut detail lomba penulisan blog:
1. Syarat Umum Lomba:
  • Peserta membuat tulisan dengan tema “Peran Ibu Untuk Si Pemimpin Kecil”. Peserta dapat menuliskan rencana, pilihan, maupun pengalaman dalam mempersiapkan calon pemimpin, atau pengalaman diri sendiri bersama orangtua.
  • Peserta berdomisili di Indonesia 
  • Memiliki blog pribadi dan menjadi member di http://nutrisiuntukbangsa.org 
  • Mem-follow channel social media Nutrisi Untuk Bangsa: @Nutrisi_Bangsa dan facebook.com/Nutrisi.Untuk.Bangsa

2. Periode dan Pengumuman Lomba:
  • Periode Lomba 5 September 2013 – 21 Oktober 2013
  • Pengumuman Lomba 24 Oktober 2013

3. Kriteria Penjurian:
  • Judul, isi dan nada pemberitaan sejalan dengan tema lomba
  • Tidak mengandung unsur SARA (Suku, Agama, Ras dan Antar Golongan)
  • Gunakan tag #LombaBlogNUB dan tambahkan banner seperti di atas ini pada artikel anda.
  • Juri memiliki hak prerogatif untuk menentukan pemenang

4. Mekanisme Penjurian:

5. Hadiah Lomba Penulisan Artikel
  • Uang tunai sebesar Rp 5.000.000 (Lima Juta Rupiah) bagi pemenang pertama
  • Uang tunai sebesar Rp 3.000.000 (Tiga Juta Rupiah) bagi pemenang kedua
  • Uang tunai sebesar Rp 2.000.000 (Dua Juta Rupiah) bagi pemenang ketiga
  • 4 hadiah hiburan masing-masing Rp 300.000 (Tiga Ratus Ribu Rupiah)

- See more at: http://nutrisiuntukbangsa.org/lomba-penulisan-blog-peran-ibu-untuk-si-pemimpin-kecil/#sthash.LggCrjES.dpuf

Lomba Penulisan Blog “Peran Ibu Untuk Si Pemimpin Kecil”

oleh:   pada: 5 Sep 2013
Tags: , , , , Kategori: Umum
 582  10
 68




Siapa yang tidak bangga jika si kecil bernyanyi dengan percaya diri dalam pesta ulang tahun temannya? Atau melihatnya berinisiatif untuk melakukan permainan bersama teman-teman.
Siapa yang tidak senang melihat ananda dengan semangat mengangkat tangannya untuk menjawab pertanyaan yang berikan guru?
Siapa yang tidak takjub mendengar aneka pertanyaan yang meluncur deras dari mulut buyung dan upik? Sepertinya mereka tidak pernah puas ya…
Siapa yang tidak terharu ketika anak kita membantu teman yang terjatuh dari sepeda?
Perilaku-perilaku anak-anak tersebut menunjukkan sifat kepemimpinan mereka. Tentunya harus kita pupuk agar dapat berkembang maksimal karena merekalah calon-calon pemimpin di masa yang akan datang.
Untuk meraih itu semua, apa yang dapat kita lakukan untuk mempersiapkan mereka?
Apakah anda punya pengalaman dalam mempersiapkan sang calon pemimpin?
Tuliskan rencana serta persiapan, atau pengalaman pribadi Anda dalam lomba penulisan blog “Peran Ibu Untuk Si Pemimpin Kecil”.
Berikut detail lomba penulisan blog:
1. Syarat Umum Lomba:
  • Peserta membuat tulisan dengan tema “Peran Ibu Untuk Si Pemimpin Kecil”. Peserta dapat menuliskan rencana, pilihan, maupun pengalaman dalam mempersiapkan calon pemimpin, atau pengalaman diri sendiri bersama orangtua.
  • Peserta berdomisili di Indonesia 
  • Memiliki blog pribadi dan menjadi member di http://nutrisiuntukbangsa.org 
  • Mem-follow channel social media Nutrisi Untuk Bangsa: @Nutrisi_Bangsa dan facebook.com/Nutrisi.Untuk.Bangsa

2. Periode dan Pengumuman Lomba:
  • Periode Lomba 5 September 2013 – 21 Oktober 2013
  • Pengumuman Lomba 24 Oktober 2013

3. Kriteria Penjurian:
  • Judul, isi dan nada pemberitaan sejalan dengan tema lomba
  • Tidak mengandung unsur SARA (Suku, Agama, Ras dan Antar Golongan)
  • Gunakan tag #LombaBlogNUB dan tambahkan banner seperti di atas ini pada artikel anda.
  • Juri memiliki hak prerogatif untuk menentukan pemenang

4. Mekanisme Penjurian:

5. Hadiah Lomba Penulisan Artikel
  • Uang tunai sebesar Rp 5.000.000 (Lima Juta Rupiah) bagi pemenang pertama
  • Uang tunai sebesar Rp 3.000.000 (Tiga Juta Rupiah) bagi pemenang kedua
  • Uang tunai sebesar Rp 2.000.000 (Dua Juta Rupiah) bagi pemenang ketiga
  • 4 hadiah hiburan masing-masing Rp 300.000 (Tiga Ratus Ribu Rupiah)

- See more at: http://nutrisiuntukbangsa.org/lomba-penulisan-blog-peran-ibu-untuk-si-pemimpin-kecil/#sthash.LggCrjES.dpuf

Lomba Penulisan Blog “Peran Ibu Untuk Si Pemimpin Kecil”

oleh:   pada: 5 Sep 2013
Tags: , , , , Kategori: Umum
 582  10
 68




Siapa yang tidak bangga jika si kecil bernyanyi dengan percaya diri dalam pesta ulang tahun temannya? Atau melihatnya berinisiatif untuk melakukan permainan bersama teman-teman.
Siapa yang tidak senang melihat ananda dengan semangat mengangkat tangannya untuk menjawab pertanyaan yang berikan guru?
Siapa yang tidak takjub mendengar aneka pertanyaan yang meluncur deras dari mulut buyung dan upik? Sepertinya mereka tidak pernah puas ya…
Siapa yang tidak terharu ketika anak kita membantu teman yang terjatuh dari sepeda?
Perilaku-perilaku anak-anak tersebut menunjukkan sifat kepemimpinan mereka. Tentunya harus kita pupuk agar dapat berkembang maksimal karena merekalah calon-calon pemimpin di masa yang akan datang.
Untuk meraih itu semua, apa yang dapat kita lakukan untuk mempersiapkan mereka?
Apakah anda punya pengalaman dalam mempersiapkan sang calon pemimpin?
Tuliskan rencana serta persiapan, atau pengalaman pribadi Anda dalam lomba penulisan blog “Peran Ibu Untuk Si Pemimpin Kecil”.
Berikut detail lomba penulisan blog:
1. Syarat Umum Lomba:
  • Peserta membuat tulisan dengan tema “Peran Ibu Untuk Si Pemimpin Kecil”. Peserta dapat menuliskan rencana, pilihan, maupun pengalaman dalam mempersiapkan calon pemimpin, atau pengalaman diri sendiri bersama orangtua.
  • Peserta berdomisili di Indonesia 
  • Memiliki blog pribadi dan menjadi member di http://nutrisiuntukbangsa.org 
  • Mem-follow channel social media Nutrisi Untuk Bangsa: @Nutrisi_Bangsa dan facebook.com/Nutrisi.Untuk.Bangsa

2. Periode dan Pengumuman Lomba:
  • Periode Lomba 5 September 2013 – 21 Oktober 2013
  • Pengumuman Lomba 24 Oktober 2013

3. Kriteria Penjurian:
  • Judul, isi dan nada pemberitaan sejalan dengan tema lomba
  • Tidak mengandung unsur SARA (Suku, Agama, Ras dan Antar Golongan)
  • Gunakan tag #LombaBlogNUB dan tambahkan banner seperti di atas ini pada artikel anda.
  • Juri memiliki hak prerogatif untuk menentukan pemenang

4. Mekanisme Penjurian:

5. Hadiah Lomba Penulisan Artikel
  • Uang tunai sebesar Rp 5.000.000 (Lima Juta Rupiah) bagi pemenang pertama
  • Uang tunai sebesar Rp 3.000.000 (Tiga Juta Rupiah) bagi pemenang kedua
  • Uang tunai sebesar Rp 2.000.000 (Dua Juta Rupiah) bagi pemenang ketiga
  • 4 hadiah hiburan masing-masing Rp 300.000 (Tiga Ratus Ribu Rupiah)

- See more at: http://nutrisiuntukbangsa.org/lomba-penulisan-blog-peran-ibu-untuk-si-pemimpin-kecil/#sthash.LggCrjES.dpuf