Saat anak-anak kos sedang berkumpul di sofa ruang tamu, Meli tiba-tiba bercerita tentang sepatu. Meski baru saja pulang kerja, ia semangat sekali menceritakan tentang sepatunya. Bukan sepatu high heels atau mirip wedges. Bukan pula sepatu baru dengan model kekinian.
Ini bukan sepatu yang saya ceritakan di artikel ini ya :D |
Sepatu yang ia ceritakan berukuran kecil, yang sepertinya untuk ukuran kaki anak kecil. Sepatu itu ia simpan di dalam kamar kos-nya. Ia lantas menunjukannya kepada kami. Eh, ternyata itu adalah sepatu Meli. Sepatu ketika ia masih kecil. Ia membawa sepatu itu dari kampung untuk diberikan kepada adiknya yang sedang bersekolah di Jakarta.
Sambil menenteng sepatu kecil berwarna putih pias itu, (karena sudah berumur), dengan bangga Meli bercerita kalau sepatunya itu masih bertahan dari ia TK sampai sekarang. Masih awet sampai sekarang. Sepatu itu, secara turun temurun dipakai oleh adik-adiknya. Jadi, tak perlu beli sepatu baru lagi untuk sekolah TK, karena masih ada sepatu yang masih layak digunakan.
Ia menceritakan tentang “sepatu awet” itu sambil tertawa senang. Tampaknya ia bangga, kalau barang ’sejarahnya’ masih bisa bertahan dan tersimpan dengan baik. Adik-adiknya pun tak malu memakai ’sepatu bekasan’ sang kakak.
Saya terpaku mendengar celotehnya. Lalu, tiba-tiba teringat dengan tumpukan sepatu / sandal high hells yang ada dalam kamas kos saya. Benda-benda itu masih berada dalam kotaknya, jarang saya pakai. Lalu.....