Haloha....sudah beberapa bulan ini, saya rutin "nengokin" akun twitter perusahaan tempat
saya bekerja. Buat apa..? Ya, buat ngetweet pastinya, bukan buat
ngekepoin apa-apa, hehehe....
|
Mari ngetweet, yuk.. Sbr foto;disini |
Ehm,
rupanya meski cuma ngetweet, tapi itu memakan waktu yang tak pendek, untuk ukuran saya yang sebenarnya bukan termasuk ratu
tweet, meski hobi ngetweet (lho, gimana, sih?) hehehe. Apalagi kalau live tweet, haduh, mesti secepat mungkin ngetiknya dan merancang kalimat yang pas.
Selama ini, yang namanya live tweet, pernah saya lakukan di beberapa acara yang saya hadiri, asalkan pembicaranya menarik dan jelas informasinya, agar statement yang kece badai, bisa di tweet saat itu juga.
Tapi, jika yang di tweet adalah perbincangan dengan nara sumber untuk keperluan perusahaan yang memakan waktu hingga 4 jam, baik itu berupa rekaman audio maupun live report, ulala, kebayang dunk, jari jemari saya sampe keriting, hihih. Sudah gitu, melakukan hal seperti ini, ya kudu fokus, dan telinga kiri kanan wajib siaga, supaya statement yang penting dan keren tak terlewat.
Tapi, walaupun sudah pelan-pelan dan mencoba mempertajam daya ingat dari statemen yang dikeluarkan oleh nara sumber, ya tetep aja ada yang lupa-lupa ingat. Salah ketik huruf (typo) pun tak bisa saya hindari, demi mengejar kecepatan waktu. Gak enak donk kalau banyak typo, selain gak nyaman dibaca, kesannya juga asal-asalan dan terburu-buru (ya,emang terburu-buru,sih, hihihi), apalagi ini membawa nama perusahaan. Makanya dari ke hari saya minimalisirkan yang namanya typo, walau tetep ada juga, sich..:)
Selain live tweet setiap hari, ada juga konten tweet yang sudah disediakan dari produser, atau dari arsip saya sendiri. Kalau
jumlah tweet yang akan dipublish itu banyak, bikin keliyengan
juga. Beda dengan orang yang memang hobinya ngetweet, pastilah
mereka sudah terbiasa dan bisa cepat publish kicauannya.
Tapi, untuk saya yang memang tak terbiasa mengetik cepat, ya cukup menguras waktu lama tuk sekali publish tweet. Meski hanya copy paste doang, tetap aja ada beberapa kata/kalimat yang harus saya pangkas, karena pembatasan karakter tweet di twitter yang
hanya 140 itu. So, supaya kalimatnya nyambung, kena, enak
dibaca, gak loncat-loncat dan menghindari terlalu banyak kata yang
disingkat, dibutuhkan kesabaran tuk mengedit dan menyelaraskannya
sebelum itu tweet di publish.
Nah...itu
dia saudara-saudara....
Tuk mengedit kalimat yang bertumpuk hingga pas dengan
jumlah karakter/huruf yang dibatasi itulah membutuhkan waktu paling
tidak 1-2 menitan tuk satu tweet. Gak apa-apa sih pelan-pelan, supaya
oke dan yang penting enak dibaca gak ngebingungin dan saru. Eh, saru
itu apa sih..? *kibasponi*
Begitulah...
Nah,
karena eh karena saya sudah terjebak di dunia tweet-tweetan, walau gak sepanjang hari, karena
dibatasi juga dengan jam kerja, mau gak mau saya juga terlibat komunikasi
dengan para follower yang hampir mencapai 70 ribu itu.
Ya, otomatis, setiap kali saya
membuka akun twitter tersebut, tak jarang saya menemukan mention
berbentuk pertanyaan, komplain atau pernyataan yang gak ngenakin dari
para follower. So, bagi yang mentionnya berkaitan dengan misi dan
visi dari perusahaan, ya, akan saya retweet atau dibalas dengan kalimat yang
menyenangkan. Pun, untuk urusan komplain atau nyinyiran yang gak
jelas, saya akan jawab sebijak mungkin. Tapi, ada juga, sih, yang saya
abaikan.
Gak mungkinlah jika ada tweet masuk yang nyolot, akan saya balas
nyolot juga. Karena saya bermain di ranah akun twitter milik
perusahaan, bukan milik pribadi. Jadi, kalau jawaban yang saya ketik
gak baik atau memberikan kalimat ketus bin tak pantas, maka nama baik
perusahaan saya juga akan kena imbasnya. Jadi, emang perlu berlatih
kesabaran. Uhuuy...
Trus, karena udah nyemplung masuk ke interaksi follower twitter kantor, maka sayapun menyapa follower dengan memberi kicauan lain
atau memberikan pertanyaan tentang hal yang sedang ngehitss dan jadi
buah bibir. Ya, biar seru dan hidup. Senang rasanya ketika mendapat
respon baik dari para tweeps.. Asyik, lo, bisa
berinteraksi dengan banyak orang yang belum pernah kita kenal sama
sekali.
Nah,
gegara sering balas-ngebalas mentionan di jejaring sosial ini, maka
saya ngerasain juga deh dipanggil mimin (sebutan tuk orang yang bertugas sebagai adminnya twitter suatu perusahaan) sama follower yang
berinteraksi, hehehe. Hmmmm, gak tau ya mereka,
kalo yang membalas mention mereka adalah seorang cewek sexy, aduhai, bahenol
bin narsis. Wkwkwwk....
Untungnya, gak sepanjang jam kerja saya kudu ngetweet. Di jam-jam selanjutnya, ada tugas lain, salah satunya membuat tulisan hasil wawancara tuk dipublish di web kantor, dan tulisan-tulisan ringan lainnya.
Ups..., Saya
jadi membayangkan, apa kabarnya para karyawan yang memang ditugaskan
tuk mengelola akun twitter tempat perusahaan mereka
bekerja (Media social specialist) Ah, pastilah sering gadgetnya akan berbunyi
*ting..ting...ting*..sebagai bentuk notifikasi dari interaksi follower twitter kantor, yang harus dilayani dan ditengok. Selain itu, mereka juga kudu rajin update setiap waktu dan situasi. Baik untuk update produk, kegiatan kantor, maupun menjawab pertanyaan, sapaan atau komplain dari para followernya. Walaupun, ada yang memakai layanan twitter berschedule semacam hoot suite dan tweet deck, supaya gak harus setiap saat update info.
Ya, tak sedikit beberapa akun twitter majalah, produk elektronik, kosmetik, dan sebagainya, yang adminnya aktiiiiif
banget ngetweet. Saya tau, itu adalah bentuk job desk mereka. Akan
ada teguran dari kantor pastinya jika akun twitternya “hidup-mati”. So, karena mereka hampir setiap saat selalu berkecamuk dan bergerilya di dunia tweet-tweetan, saya yakin deh,
pasti lebih banyak lagi hal yang “aneh-aneh” dari follower yang
mereka temui. Bisa bikin pusing dan capek, pastinya. Tapi, semua itu
mereka lakukan (biasanya) demi mendongkrak penjualan produk, menarik follower dalam jumlah yang banyak, dan
menaikkan pamor brand product mereka sendiri. Gak salah memang. Karena seperti itulah salah satu cara berpromosi di era digital ini.
Alhamdullilah, saya hanya kebagian tugas tuk ngetweet beberapa hal saja, gak
dituntut harus aktif setiap saat, karena ada bagian tim promosi dam tim lain, juga
memegang password akun jejaring sosial milik perusahaan kami. Jadi,
mereka juga ikut memberikan sumbangan kicauan. Saya juga tak dituntut untuk menaikkan jumlah follower misalnya,
atau gimana caranya supaya dengan aktifnya saya ngetweet, perusahaan jadi terkenal, penjualan meningkat atau bisa menarik banyak jumlah
klien yang datang, seperti keinginan banyak bos perusahaan. Untunglah,
tuntutan itu tak menghampiri saya, karena ada tim lain yang memang
bertugas tuk "menjajakan jualan", dengan cara mereka masing-masing,
hehehe....
Selain
itu, dalam melakukan aktifitas ngetweet, hanya pada saat ketika saya
berada di kantor dan memakai komputer perusahaan. Jadi, hanya saat jam kerja
saya berjibaku dengan dunia pertwitteran ituuuhh... Kalau saya
mesti update setiap saat setiap waktu, haduuhh, bisa mumet kali ya, walau saya
menyukai interaksi tweet-tweetan itu.....hihihi...
Ada
positifnya juga sih yang saya dapatkan dari hal ini. Paling tidak,
saya jadi bisa belajar hoot suite, seperti yang sayakatan tadi. Itu lho, website yang menyajikan sistem tuk membuat schedule untuk tweet-tweet yang akan di pubslih. Jadi, kita bisa merencakan hari, tanggal, dan jam berapa tweet yang kita schedule tadi akan terpublish. Walaupun, ada beberapa tweet yang harus di tweet saat itu juga, meski bukan live tweet.
Selain itu, karena saya doyan ngeblog, jadi terbiasa pula diri ini memenggal kalimat yang tak penting dan bertele-tele, supaya lebih
singkat dan simple.
Tapi,
eh..tulisan ini masih tetap panjang juga, kok, ya.., hahaha....
Walah,
bearti saya memang harus rajin ngetweet lagi, nih.... Baiklah, mari
mulai membuka akun twitter kantor..
Saya ngetweet dulu, ya....:)
Selamat tahun baru men-temen... ini adalah tulisan pertama di 2015 ini...hihihi *#emang ada yang nanya ?*