Bocah, Ojek Payung, dan Hujan




Saat hujan tetiba deras siang itu, saya berada di salah satu resto di kawasan Rawamangun, Jakarta Timur. Ikan bandeng bakar dan tumis toge ikan teri, menemani santap siang saya.

Sekitar 5 menit kala hujan deras mengguyur bumi,  tiba-tiba muncul sekitar 5 orang bocah berusia 7-12 tahunan. Mereka datang dengan membawa payung besar dengan kompak. Bak sudah diatur, mereka langsung menyerbu salah satu swalayan tak jauh dari resto tempat saya makan. Saya melihat kehadiran-bocah-bocah itu. Kebetulan, posisi kursi tempat saya duduk berada di pinggir dinding resto yang terbuat dari kaca transparan. Jadi, saya bisa jelas melihat aktifitas sekelompak bocah laki-laki yang entah dari mana datangnya.

Rupanya, kemunculan mereka yang sekonyong-konyong itu, adalah untuk menawarkan jasa ojek payung. Itu sebab mereka langsung menyerbu lobi swalayan. Karena mereka tahu, ada banyak customer swalayan yang akan pulang atau menuju ke kendaraan pribadinya dan membutuhkan jasa mereka. Lumayan laku lho jasa ojek payungnya. 

Dalam hati berkata: “Dasar bocah, tahu aja peluang untuk dapetin duit. Hujan baru saja turun sekitar 5 menit, secepat kilat mereka langsung muncul,” Hehehhe. 

Namun, ketika pelanggan swalayan sedang sepi, dan hujan mulai mereda, mereka mengisi waktu dengan bermain dan bercanda. Kubangan kecil di samping resto pun dimanfaatkan untuk bermain air. Saya memotret geliat seseruan itu. Tiga orang dari mereka berlari-lari sambil memegang payung, lalu berguling-guling di kubangan, seolah menganggap itu adalah kolam renang. Tak puas tiduran di kubangan, mereka juga saling memercikan air kubangan itu ke teman-temannya pakai kaki. Begitu seterusnya.



Hingga 30 menit kemudian, hujan reda, bocah-bocah itu pun perlahan hilang, entah ke mana. Sepertinya, mereka memang tinggal dekat dengan kawasan itu dan pulang ke rumah masing-masing. Atau mungkin melanjutkan permainan yang lain.

Melihat mereka, moment menjemukan saya di dalam resto karena menunggu hujan reda, jadi hilang. Muncul rasa senang. Tingkah pola mereka menghibur saya. Sepertinya di usia mereka belum ada masalah dan beban. Hujan pun mereka tunggu, karena dianggap sebuah kemujuran, padahal ada penyakit yang mengincar jika daya tuhan tubuh mereka lemah terhadap air hujan dan cuaca dingin. Tapi yach, namanya juga bocah, bagi mereka yang penting dapet uang 5 ribu atau 10 ribu dari jasa ojek payung, itu sudah bikin mereka happy. Bisa beli bakso, mainan, atau keperluan sekolah mereka. Ah, dasar bocah!