Tempoyak! Siang hari saat saat masih mudik di kampung halaman ketika lebaran lalu, saya memasak sambal tempoyak. Ada yang tahu dengan lauk ini? Tempoyak adalah buah durian yang difermentasi atau diawetkan dengan garam, lalu disambal.
Bumbu sambalnya: kunyit genit, serai ganteng, cabe merah manja dan gula pasir kinclong. Itu ajah! Ada beberapa orang yang menambahkan bawang cantik, ada juga yang tidak. Saya pilih tidak. Mengapa? Karena rasa bawangnya kalah sama tempoyak, jadi rasa bawangnya gak berasa.
Cara membuatnya: semua bumbu tadi ditumis, trus masukkan tempoyak, dikasih air dan tambahkan beberapa sendok gula, sampai mengental. Kenapa gulanya mesti beberapa sendok? Karena tempoyak ini asyiiiinn banget, jadi kalau gak pake gula ya takutnya keasinan. Kalau mau asik lagi, dikasih ikan teri. Alamak, maknyus banget itu mah, hehehe
Bumbu sambalnya: kunyit genit, serai ganteng, cabe merah manja dan gula pasir kinclong. Itu ajah! Ada beberapa orang yang menambahkan bawang cantik, ada juga yang tidak. Saya pilih tidak. Mengapa? Karena rasa bawangnya kalah sama tempoyak, jadi rasa bawangnya gak berasa.
Cara membuatnya: semua bumbu tadi ditumis, trus masukkan tempoyak, dikasih air dan tambahkan beberapa sendok gula, sampai mengental. Kenapa gulanya mesti beberapa sendok? Karena tempoyak ini asyiiiinn banget, jadi kalau gak pake gula ya takutnya keasinan. Kalau mau asik lagi, dikasih ikan teri. Alamak, maknyus banget itu mah, hehehe
Sambal tempoyak buatan keluargaku |
Tempoyak yang saya olah ini adalah buatan bibi (adiknya Ayah) yang buahnya beliau ambil dari kebun durian di dusun. Kebiasaan bibi saya, kalau tempoyaknya sudah jadi, dibagi-bagikan sama keluarga besar, sisanya dijual. Dan karena saya juga yang bikin sambal tempoyaknya, jadi, klop ya, sambal tempoyak ini made in keluarga eikeh, hehehe.
Untuk mengkonsumsi sambal tempoyak, biasanya dicampur dengan nasi, ya seperti kita mengkonsumsi sambal biasa. Mau dipadukan dengan lauk apa pun, oke-oke saja tuh. Misalnya, dengan ikan goreng dan lalap terong atau dengan tumisan sayur.
Selain disambal, tempoyak juga bisa diolah jadi campuran kuah pindang. Pindang tempoyak, disebutnya. Ada juga yang memakan tempoyak tanpa diolah atau sering disebut tempoyak mentah. Saya juga suka lho makan tempoyak mentah, campur cabe-cabe rawit manja dikit atau sambal terasi mentah, sedaplah… hehhehe
Pokoknya,
Kalau makan ditemani "adonan" durian ini, bagi saya, semua begitu indah
dan asik, lebih asik dari Pokomen GO yang lagi ngehits plus penuh pro
dan kontra ituuuh, hahhaha.. Beneran lho, makan saya jadi lahap kalau
ada si tempoyak manja. Dari kecil, keluarga saya sudah akrab dengan
sajian ini.
Tempoyak adalah salah satu makanan khas Sumsel. Daerah lain seperti Bengkulu, Jambi, Bangka Belitung dan Lampung, juga mengenal tempoyak. Tapi, teman-teman yang berada di luar Sumatera, saya kurang tahu, apakah teman-teman di sana juga pernah atau tahu dengan tempoyak? Namun, setelah saya cari tahu, ternyata di daerah Kalimantan, warganya juga familiar dengan tempoyak dan sering memasaknya.
Biasanya, bagi yang bukan orang Sumatera dan Kalimantan, mungkin aneh ya melihat tempoyak. Misalnya, kata temen saya yang Wong Solo ”Durian dicampur nasi? Gak kebayang gimana rasanya?” Ia berkata begitu dengan ekpresi wajah yang seolah-olah ingin berkata “ogah banget dah gua,” hahahha.
Ketika gambar tempoyak ini saya publish di Facebook, beberapa hari lalu, muncul juga komentar teman yang merasa aneh dengan tempoyak. Seperti komentar dari teman kantor saya yang dulu, Septi Utami: “Aq kenal dan pernah makan tempoyak mb eka, krn dulu pernah kost di rumah yg pemiliknya org Sumatra, beliau sering masak makanan itu… cm aq g tau gmn cara masaknya, taunya cm makannya doank...makanan aneh sepertinya tempoyak."
Dari sesama teman blogger, Kang Asep, si pemilik blog simplyasep.com, mention akun twitter saya dan bilang: "20thn lebih sy di Pontianak tetap belum bisa makan Tempoyak. Nda tahan. Aromanya saja (maaf) membuat mau (maaf) muntah." Nah, gegara membaca cuitannya Kang Asep ini, saya jadi tahu, orang Pontianak juga sering mengkonsumsi tempoyak.
Selain Kang Asep, teman blogger yang tinggal di Jawa Barat, Rinrin Irma, juga komen di facebook saya: “Duren pedes... kaya' apa ya jadinya, penasaran”
Nah, kalau Anda? Bagaimana Anda melihat penampakan tempoyak? Aneh? Atau malah jadi penasaran?