Judika Setrika Baju Sambil Bernyanyi


Jarang-jarang ya melihat artis menyetrika bajunya, sambil nyanyi pula. Tapi ini pemandangan yang saya saksikan  di Mall Pondok Indah II, Jakarta, Sabtu (20/2/2016). Ya, saat itu  artis penyanyi Judika unjuk kebolehan menyetrika bajunya dengan Setrika Philips HD1173, yang hari itu tengah dilaunching. Ia menyetrika baju sambil menyanyikan lagu Bob Dylan yang kini dinyanyikan ulang oleh Adelle, “Make You Feel My Love”. Haduh, lagunya romantis gituuh, pengen dansa deh sama Judika rasanya, hihiih..

Diiringi dengan band yang digawanginya, lagu slow yang ia nyanyikan  membuat para penonton semakin gemas  menyimak aksinya menggosok baju, pun saya. Aksi ini juga diabadikan oleh banyak tamu, media, blogger dan juga pengunjung mall yang kebetulan hadir di event ini. 

Aksi Judika menyerika baju dengan philips

Judika mengaku, baju kemeja abu-abu tangan panjang yang disetrikanya adalah baju yang sering ia pakai untuk show. Jadi, bukan baju sembarang baju, banyak kenangan yang tersemat di baju itu. Setelah bajunya licin, Ia melelangnya.

“Dua ratus ribu deh saya buka” ujar Judika.

Tawaran harga itu pun banyak yang menanggapi, mulai dari 225 ribu hingga, akhirnya seorang bapak-bapak berusia sekitar 50 tahun, berani menawar baju Judika dengan harga Rp450.000. Dan itu adalah penawaran tertinggi pagi itu. Akhirnya baju pun berpindah tangan. Nah, uang hasil lelang itu akan disumbangkan kepada yayasan yang membutuhkan. 

Ersamayori,  sang MC di acara itu, juga melakukan hal yang sama. Ia melelang gaun orangenya  yang laku terjual dengan harga Rp600 ribuan. 

Nah, baju Ersa juga berhasil dibeli secara lelang

Apakah Judika hanya menyetrika baju saja di acara ini? Oh, tentu saja tidak lah yauw... Sebelum gosok-gosok baju manja, pria jebolan Indonesia Idol ini menyanyikan 4 buah lagu, salah satunya "Mama Papa Larang". Lengkingan suaranya dan khas lirik lagunya yang ada "uwow-uwownya", menarik perhatian pengunjung mall. Banyak pengunjung yang mendekat ke panggung, ada juga yang takjub melihat penampilannya dari lantai atas. Judika pun tak kalah interaktif. Ia mengajak penonton bernyanyi bersama. Jadi rame deh acaranya.

Setelah itu, barulah Judika melakukan aksi gosok-gosok baju manja, habis gosok baju dan lelang baju, doi nyanyi lagi, hehehe.....

Judika pede melakukan aksi setrika baju di depan publik, karena ia ingin membuktikan kehebatan Philips  HD1173 yang diklaim sebagai setrika bekerja terlama dan mempunyai beberapa keunggulan itu.





Sebelum Judika sumbang suara, acara launching setrika philips ini telah lebih dulu dihibur dengan dance asik dari anak-anak muda yang energik. Ada sekitar 6 orang cowok cewek yang menunjukkan aksi mereka untuk meramaikan acara ini.  


Begini aksi mereka


Sebagai closing dance, para dancer cewek membuka tutup kain yang berisi kotak-kotak ungu tersusun bertingkat, yang merupakan wadah dari setrika Philips. Kotak-kotak itu berada di depan paggung. 

Sementara, dancer cowok menyambut munculnya gambar setrika philips dari layar monitor yang dihadirkan di tengah panggung. Tepuk tangan pun menggemuruh, karena itu adalah penanda resmi diluncurkannya setrika Philips yang mempunyai 4 lapisan keramik ini. 


Closing dance sekaligus sambut peluncuran setrika Philips

Menurut Senior Marketing Manager Domestic Appliances Philips Personal Health Indonesia, Maria Simanjuntak, dengan adanya 4 lapisan keramik inovatif yang dimiliki Philips seri ini, membuatnya dapat meluncur mudah di atas permukaan kain. Tapak setrika ini pun anti lengket, lebih tahan gores, anti karat, dan dua kali lebih tahan lama. Selain itu, ujung setrika yang mempunyai dua warna pilihan pink dan hitam ini runcing, mudah dipegang, ada tempat gulungan kabel, desainnya pun ramping dan lebih modern. 

Ini dia si Philips yang bisa bekerja 200 jam non stop

Apalagi, berdasarkan fakta, dalam satu tahun, kata Maria, ada 6 juta unit setrika yang terjual. Mengapa begitu banyak jumlahnya? Karena banyak persoalan yang dihadapi oleh masyarakat. Salah satunya, setrika yang dipakai mudah tergores, lengket di baju, suhu terlalu panas, kabel terkelupas dan berat. Berdasarkan fakta pula, banyak yang membutuhkan waktu 1-2 jam sehari untuk melakukan aktifitas menggosok baju.  Untuk melakukan aktifitas ini, tentu dibutuhkan setrika yang nyaman dan awet.

Senior Marketing Manager Domestic Appliances Philips Personal Health Indonesia, Maria Simanjuntak.

Mr. Erik Van Houten, Head of marketing Philips Personal Health Indonesia, menambahkan, philips seri ini lebih baik dua kali lipat dari sebelumnya. Ia juga menjelaskan, Philips sudah membuktikan kalau setrika ini bisa bekerja lama dibandingkan dengan setrika lain

"Sebelumnya Philips sudah melakukan aksi setrika nonstop 200 jam dengan menggunakan mobil truk/box untuk "RoadShow Truk Setrika Philips", berkeliling ke 20 titik keramaian di Jakarta, Bogor dan Depok dari pagi hingga malam pada 22-30 Januari 2016," ujar pria bule yang tampan ini..:)) Casingnya, mirip dengan Pangeran William, menurut saya ya..,hehehe 

Mr. Erik Van Houten, Head of marketing Philips Personal Health Indonesia,

Houten menambahkan, ada 2000 ibu-ibu atau wanita dewasa berpartisipasi ikut menyetrika dengan philips di atas mobil truk. Karena aksinya itu, tak heran MURI pun memberikan penghargaan kepada setrika philips, sebagai pemecah rekor #SetrikaBekerjaterlama. Penyerahan penghargaan dari MURI ini pun diserahkan saat acara launching tersebut.

Penyerahan penghargaan kepada Philips dari MURI sebagai Setrika Bekerja Terlama

Di seputaran area atrium, tak hanya setrika Philips saja yang dipajangkan tapi juga produk-produk philips yang lain, seperti rice cooker, dan peralatan masak laiinnya. SPG Philips pun tampak ramah melayani calon pembeli yang bertanya seputar produk philips.

Dan bagi yang ingin berfoto cantik, disediakan juga foto booth. Banyak tamu yang datang eksis berfoto di booth dan seputar area acara Philips, karena foto yang mereka abadikan, selain untuk kenangan-kenangan, akan dilombakan juga via instagram. Dan saya beruntung menjadi salah satu pemenangnya, hehehe....

Usai acara, para awak media dan blogger diajak menikmati santap siang bersama Philips. Namun, acara di atrium PIM II masih tetap berlanjut, bahkan saat saya hendak menaiki eskalator untuk menuju cafe yang dimaksud, tampak Judika masih melanjutkan sumbang suaranya. Duh, beda ya kalau emang punya kualitas suara yang bagus, mau disuruh nyanyi sepuluh lagu lebih dengan nada tinggi, masih menggetarkan saja suaranya, hehehe... Makasih Philips untuk acara dan hiburannya yang oke, jadi gak sabar pengen nyetrika nih :))


Suasana atrium Mall PIM II saat Judika masih unjuk gigi ngehits

Ngopi Sore Romantis di Starbucks

Ngopi sore

Ngopi cantik sore hari dihiasi hujan rintik, ih romantis deh. Apalagi kalau ngopi di tempat elit dan gratis, plus diberikan ilmu soal latte art, tambah asik, bro.

Nah, untuk menikmati itu, dengan penuh perjuangan saya pergi ke kawasan Fatmawati, Jakarta Selatan, Rabu 3 February 2016. Kawasan ini terkenal macet, plus lebar jalan yang menyempit karena pembangunan proyek MRT, eh dihiasi hujan-hujan manja dikit,  jadi merayap deh lalu lintasnya. Untunglah saat itu moda ojek yang saya tumpangi, jadi lancar jaya, kalau kagak, bakalan capek deh bokong kerena kelamaaan duduk di mobil gak nyampe-nyampe. 

Ini suasananya

Saya bisa sampai ke tempat ini karena diundang Majalah Cosmopolitan dan Starbucks yang berada di One Bell Park Mall, Fatmawati, untuk meramaikan acara coffee romance “Celebrate the love month with your favorite coffee”. Karena mengangkat tema itu, tak heran,  saat saya tiba, dua tangkai bunga mawar merah, dua minuman berwana pink dan dua kue berwarna senada, menunggu saya dan seorang teman di table mini. Cantik deh. Acara ini memang dibuat untuk menyambut Valentine Days, sekaligus mengenalkan Starbucks One Bell Park Mall lebih dekat.

Baru datang sudah disuguhkan yang romantis

Teman saya, Reni, yang saya ajak di acara itu, sudah lebih dulu sampai. Kita memilih duduk paling  pinggir diantara ruangan starbucks yang dipakai untuk acara romantis itu. Ada jejeran 5 meja kecil bertaplak merah di sana,  artinya ada 5 orang yang diundang plus satu orang teman-teman masing. Lagi-lagi, saya beruntung bisa mencicipi acara eksklusif Majalah Cosmo, setelah sebelumnya saya juga diajak gabung di Party Pocky, Pocky Decoration.

Saya dan Reni...berpink manis
Setelah menunggu beberapa undangan lain yang hadir, mbak yang imut perwakilan Starbucks  membuka acara sembari memperkenalkan Supervisor Starbucks One Belpark Mall, Ryan Wibawa. Beliau ini adalah pemenang Indonesia Brewers Championship (IBRC) yang diselenggarakan oleh Asosiasi Kopi Spesialti Indonesia (AKSI / Specialty Coffee Association of Indonesia atau SCAI), November 2015 lalu. Kompetisi Piala Brewers Indonesia menyoroti kerajinan penyaring kopi, pembuatan kopi secara manual, mempromosikan panduan kopi dan keunggulan layanan. Nah, karena Ryan memenangi kompetisi ini, maka ia akan terbang ke Dublin, Irlandia tanggal 23-25 Juni 2016 untuk ditandingkan dengan peserta dari negara lain. Wuih, keren. Semoga menang ya, mas.

Ryan Wibowo (foto: @CosmoIndonesia)

Pada kesempatan yang bertabur nuansa pink itu, Ryan mengajarkan kami membuat kopi press ala Starbucks. Masing-masing meja diberikan alat pressnya. Lalu kami diarahkan untuk mengolahnya. Langkah pertama, memasukkan kopi Verona dan ditambah dengan air hangat, diamkan selama 4 menit, barulah dipress atau ditekan dengan alatnya tentu. Setelah itu, saya dan Reni, mencicipi kopi press Verona tanpa gula, hasil press-an kita, hihihi. Sedikit pahit rasanya tapi gak nyelekit pahitnya, tetap nikmat....Slurrrpp.. 


Saat kopi press tengah didiamkan 4 menit.
Nah, sudah dipress dan siap diminum...

Usai menyeruput Verona Coffee, kami disajikan kopi rasa Italian Roast  Starbucks. Lebih pahit rasanya dari Verona, tapi nikmat. Bersamaan dengan itu, sajian dessert cake cokelat dihantar juga ke meja kami. Alamak,  puas dan kenyang deh.

Sembari acara berlangsung, kami disarankan untuk ngetweet atau sharing aktifitas "Coffee Romance" di twiiter dan instagram. Akan ada hadiah bagi yang tweetnya dianggap aktif dan sesuai dengan acara. Saya dan Reni pun saling berlomba update di twitter, begitu juga peserta lain. Foto-tulis teks-upload,  hehehe

Saat hari makin beranjak senja, satu persatu undangan diajarkan membuat latte art. Itu lho, foam kopi yang dibentuk menjadi gambar-gambar cantik. Ada yang berbentuk love, kambing, bunga, gunung dan lain lain. Rupanya, ini adalah keahlian bagaimana kita memainkan cara menuangkan kopi. Jadi, ada tehnik berupa hentakan curahan air yang kemudian dibentuk patahan atau garis yang akan memunculkan foam menjadi bentuk yang kita inginkan. Memang butuh latihan, sih. Gak langsung bisa. Saya dan undangan yang lain, saat mempraktekkan ini, masih dibantu sama Ryan. Jadi, saat menuangkan kopi, tangan Ryan ikut memegang tangan kami, agar dia bisa mengarahkan atau melukis latte art.

Saat membuat latte Art.

Dan hasilnyaaaa.....
 
Taaaaaraaa....

Ini latte art LOVE punyaku. 

LOVE nya kebentuk kecil, hihihi

Kenapa harus LOVE, gak bentuk yang lain? Karena, kata Ryan, bentuk ini yang paling mudah dibuat. Jadi kalau baru belajar bikin latte art, ya dikhatamin bentuk ini dulu, kalau sudah mahir, dengan sendirinya tangan kita cekatan membentuk latte art-latte art yang lain.

Kopi yang kami jadikan ajang belajar latte art ini adalah kopi espresso. Kopi ini, menurut Ryan, selalu tersedia di Starbucks. Espresso adalah sari kopi  yang dicampur susu. Itu saja, tanpa gula. Kopi LOVE hasil bikinan kami pun, bisa langsung diminum ...yuhuu....

Puas deh mencicipi kopi starbucks gratisan. Coba kalau beli, ada 3 kopi yang saya cicipi sore itu, sudah berapa rupiah yang dikeluarkan, belum lagi dessert dan kue kue lainnya, hehehe...  

Sebelum berpisah, kami diberitahukan dulu pengumuman pemenang live tweet via twitter dan instagram serta pemenang best dress. Semua undangan juga diberikan kenang-kenangan berupa tumbler Starbucks dan Italian Roast Coffee. Horeee, makasih hadiah dan acara ngopi romantisnya bersama Majalah Cosmopolitan dan Starbucks. Ngopi sore yang asik dan penuh eksplorasi.

Kita foto bareng (foto :@cosmoIndonesia)

Kompetisi Piala Brewers Indonesia menyoroti kerajinan penyaring kopi ,  pembuatan kopi secara manual, mempromosikan panduan kopi pembuatan kopi dan keunggulan layanan.
Dalam kejuaraan ini, peserta mempersiapkan dan menyajikan tiga minuman individu untuk panel hakim. Kejuaraan terdiri dari dua putaran: putaran Semi final dan putaran final. Selama pesaing babak pertama terdapat 2 jenis yaitu babak Compulsary dan babak Open service. Untuk babak Compulsary, peserta menyiapkan tiga minuman memanfaatkan seluruh biji kopi yang diberikan kepada peserta dari panitia. Untuk babak open service, peserta dapat memanfaatkan setiap seluruh biji kopi yang mereka pilih dan juga harus menunjukaan persiapan minuman mereka dengan presentasi. Enam pesaing dengan nilai tertinggi dari putaran pertama akan masuk untuk bersaing di putaran final yang terdiri hanya babak Open service. Salah satu pesaing dari babak final akan diberi nama Juara Indonesia Piala Brewers.Hasil Indonesia Brewers Cup 2015
- See more at: http://www.scai.or.id/viewEvent.php?eid=9#sthash.rrEKXPwD.dpufhttps://diteraskata.wordpress.com/2015/11/16/indonesia-coffee-event-2015-ajang-barista-unjuk-keboleha

Mengulik Kecantikan di Pusphita Martha International Beauty School

Kuku-kuku cantik di Pusphita Martha

Melihat aktifitas kecantikan atau mengulik-ngulik wajah seseorang hingga menjadi cantik dan kinclong, sangat menyenangkan. Anda pernah melihatnya? Tentu pernah, ya. Tapi kalau melihat langsung di sekolah kecatikan bertaraf internasional dan diajarkan langsung oleh pakar kencantikan? Pernahkah?

Nah, saya beruntung bisa melihat aktifitas itu di Puspitha Martha  International Beauty School,
Jakarta, Sabtu 6 Februari 2016. Sekolah ini didirikan oleh  Ibu Martha Tilaar sejak 1970. 

Week end lalu, tempat menimba ilmu kecantikan ini sedang Open House, jadi banyak warga yang datang berkunjung. Saya sendiri tiba di sana sekitar pukul 10 pagi. Sudah ada stand kosmetik Mirabella, Caring, Pink up, dll, yang  menyambut tamu dan warga yang datang. Begitu pun dengan stand bazaar yang menjual aneka baju. tas, sepatu, perhiasan, perabotan, dan lain lain. Mereka sudah standby sejak jam 8 pagi.

Lobi Puspitha Martha Beauty Internasional School
Namun, saya tak langsung menikmati bazaar, karena harus registrasi dulu. Tak lama setelah itu, saya bersama 7 orang pengunjung/ tamu menjadi kelompok pertama yang diajak touring bersama pemandu kami dari Puspitha Martha, Mbak Cyntia. Asik, saya gak tau lho kalau bakalan diajak touring, kirain, saya diundang cuma untuk meliput beauty class doang, hehehe. Ternyata, saya justru melihat aktifitas program-program beauty class dan tatanan rambut yang sedang dipelajari oleh siswi-siswi yang bersekolah di tempat ini.

Saat briefing, 
sebelum mengitari Puspitha Martha Beauty Internasional School

Ruang pertama yang diperkenalkan Mbak Cyntia kepada kami adalah ruang penyewaan baju. Ada baju kebaya, pasangan baju pengantin, perhiasan dan lain-lain. Baju sepasang pengantin misalnya, biaya sewanya Rp6.500.000. sedangkan kebaya biasa, berkisar Rp750.000-an.


Setelah itu, kami menuju ke ruangan tempat kelas Photographic and Fashion Make Up International Cibtac Diploma, yang berada  di belakang ruangan penyewaan baju. Menuju ke ruangan ini, kami disuguhkan puluhan bingkai plakat yang yang berisi kenang-kenangan berupa tandatangan dan memori dari beberapa tamu internasional dan pakar kecantikan yang pernah berkunjung ke sekolah ini. Ada yang dari Jepang, Thailand, China, Prancis, USA, Inggris dan masih banyak lagi.

Ini dia jejeran plakat-plakat itu


Setelah melalui jejeran bingkai plakat itu, kami sampai ke ruangan Photographic and Fashion Make Up International. Wow, luas sekali. Seperangkat peralatan make up berjejer menyambut kami. Ada kali 40-an meja rias lengkap dengan alat make up. Saking luasnya dan banyaknya meja rias dalam ruangan, sampai menutupi aktifitas  yang ada di dalam ruangan itu. Ya, dibalik kekacaan meja rias, saat itu tengah berlangsung demo make up Photographic and fashion yang diperagakan oleh model dan make up artis tentunya.  

Ini ruangannya.

Ada sekitar 20 siswi Puspitha Martha yang tengah mengikuti kelas ini. Mereka serius menyimak, tapi santai dan bisa sambil ketawa ketiwi. Sang model yang di make up pun, beneran memakai baju gaun pengantin atau gaun berwarna pink dan ada hiasan di kepalanya. Make up ini, saya lihat lebih ke fashion untuk keperluan fotography, sesuai dengan nama kelas ini.

Kelas ini berlangsung 4 bulan lho. Pertemuannya setiap hari dengan durasi sekitar 6 jam per hari. Saya kira, meski pun 4 bulan, tapi hanya seminggu 2 kali pertemuannya, kayak kursus gitu. Saya lupa, kalau ini adalah sekolah, jadi ya setiap hari masuknya.
Selain itu, setiap dua bulan sekali sekolah ini mengirimkan siswi-siswinya untuk belajar di Prancis, untuk memperkenalkan tradisi kecantikan tradisional ke dunia internasional, serta mempelajari budaya dan kecantikan di negara tersebut. Sebaliknya, siswi Prancis yang belajar ke Indonesia  mempelajari  tata rias, dan perawatan tubuh tradisional Indonesia. Wuih, keren ya... ;))

Jadi buat yang tengah bekerja di suatu perusahaan, jika berminat masuk ke kelas ini, ya kudu ngambil cuti tanpa tanggungan dulu,  atau dipending dulu pekerjaanya, karena sekolah kecantikan ini butuh keseriusan layaknya sekolah pada umumnya.

Nah, ini dia yang sedang dilakukan di kelas ini

Puas ngetem di kelas ini sekitar 10 menitan dan tanya-tanya sama mbak yang memandu kelas tersebut, kita naik satu lantai lagi. Kami menuju ruang Self Image Program. Menurut Cyntia ruangan ini privat. Oh, pantesan saja ruangannya temaram dan kecil, ya, namanya juga self image ya, personal.


Di dalamnya  terlihat puluhan pajangan kuku-kuku palsu cantik yang sudah diwarnai dan digambar sesuai dengan kreatifitas. Ada pula puluhan warna kutek dan peralatan untuk menggunakan kutex atau mempercantik kuku. Karena saat itu sedang tidak ada siswi yang belajar, jadi kami hanya sebentar berada di ruangan tersebut.

Ruang Self Image Program
Ini yang bisa dilakukan di Ruang Self Image Program.

Dari situ, kami menuju keruangan Beauty Spa. Eh, baru masuk langsung melihat dedek bayi berusia sekitar 8 bulanan. Rupanya, bayi ini juga menjadi model untuk spa bayi. Di sebelah ranjang bayi, ada yang tengah belajar praktek pijat/massage, dan disebelahnya lagi ada mbak berhijab yang  tengah serius belajar facial dan totok wajah. Kayak sudah mahir beneran deh, hehehe..

Hai, ada dedek bayi lagi digendong di ruang beauty spa
Asiknya di facial dan totok wajah

Ada 4 bathup yang tersedia di ruangan itu, lengkap dengan bebungaan ala-ala keraton gitu, hehehe... Duh, jadi pengen nge-spa deh.. 

Enaknya berendam manja di sini

Nah, di sebelah ruangan ini, ada yang lagi belajar manicure pedicure. Wah, komplit ya. Jadi Kelas Beauty Spa, memang meliputi praktek-praktek tadi. Waktu belajarnya juga singkat lho, ada yang hanya 10 kali pertemuan.

Hayo siapa yang mau dimenicure pedicure..?

Selanjutnya, kami menaiki lantai 3. Di tempat  ini, kami melihat siswi-siswi muda yang tengah belajar Basic Make Up dan Bridal Make Up Tradisional. Saat kami ke sana, tengah dipraktekkan tata rias Solo Basahan. Duh, langsung pengen jadi pengantin, deh, hihihihi #modus. Saya sempat melihat alis modelnya jadi indah bingit, dan eye shadownya juga bagus, aduhai.

Di sebelahnya, ada kelas tata rambut. Kelas ini dan kelas bridal make up tradisional, satu paket. Tapi kalau basic make up, kelas tersendiri.  


Kelas Bridal Rambut Tradisional
Mbak yang baju hitam adalah pengajarnya
Wah serius nih tamu yang melihat bridal make up tradisional

Terakhir, kita naik naik ke lantai 3A atau lantai 4. Oh ya, setiap kali naik tangga, selalu ada lukisan model dan art yang dipajang di dinding tangga. Cantik deh melihatnya, seperti gambar di bawah ini...

Kami numpang mejeng, ya..


Nah, di lantai ini adalah kelas Hair Dressing.

Masuk ke ruangannya, jejeran rambut-rambut punk dan modern hasil kreasi siswi sekolah ini memanjakan mata. 


Maaf ya, saya harus foto dulu dengan tatanan rambut-rambut keren ini... :D

Rambut gue diginiin? Bisa bangets..

Menurut pengajarnya, siswi yang belajar di kelas ini, pertama-tama berkreasi dengan rambut palsu dulu. Setelah oke, barulah demo langsung di rambut beneran, alias di kepala orang, hehehe. Iya, dong karena ini berurusan dengan rambut  yang bakal dipangkas atau dikreasikan dan  tumbuhnya bakalan lama, jadi gak mungkin praktek langsung di model asli. Soalnya, kalau mereka salah potong, gimana? Bisa nangis bombay deh salah potongan rambut, hehehe...

Masnya sedang menjelaskan tentang si rambut punk :))
Ih, cakep deh nih rambut

Rambut-rambut yang menjadi pelampiasan siswi ini adalah rambut  binatang atau buntut kuda. Ada juga rambut sintetis atau rambut buatan. Macam-macam deh hasil kreasi dan warna-warni cat rambut yang bisa mereka lakukan. Kami juga diperlihatkan peralatan untuk mengutak-atik rambut, banyak banget deh...


Nah, belajar pake wig dulu ya

Usai mengelilingi sekolah kecantikan ini, kami diberikan waktu istirahat sebelum mengikuti Beauty Class ala Pusphita Martha. Saya manfaatkan kesempatan ini untuk menikmati bazaar. Beraneka rupa bazaarnya, yang dijual pun murah meriah. Baju anak-anak saja ada yang lima ribu rupiah. Ada pula perabotan kayu yang berbentuk wadah perhiasan, wadah tisu, dan lain-lain dijual seharga Rp10.000-50.000-an. Sementara, brand Mirabella juga menawarkan diskon. Saya beli satu lipstik color fix merah marun plus dikasin poach wadah kain. Lumayan hehehe... 


Stand Produk-produk Martha Tilaar
Ini salah satu yang dijajakan di bazaar

Oh ya, di deretan stand di dekat pintu masuk, ada juga meja rias yang diperuntukan untuk siapa saja yang mau touch up alias bermake-up ria.  Saya pengen sih, tapi berhubung perut sudah lapar, jadi melipir dulu untuk santap siang. Area food courtnya persis di sebelah gedung Puspitha Martha, jadi gak capek jalan. Waktu saya makan di sana, siswi-siswi sekolah ini juga banyak lho yang santap siang di tempat murah meriah ini. Saya tahu kalau mereka adalah siswi Puspitha Martha, ya dari seragam baju yang mereka pakai. Nah,  disebelahnya lagi, ada stasiun kereta api Gondang Dia. Jadi, kalau mau ke tempat ini, patokannya stasiun ini saja :))

Beauty Class

 
Usai santap siang, sesi selanjutnya adalah beauty class untuk pengunjung. Yey, senangnya bisa diajar make up oleh trainer Pusphita Martha. Kami belajar di ruang Photographic and Fashion Make Up International, yang saya katakan tadi. Masing masing pengunjung diberikan seperangkat alat make up PAC dan duduk di meja rias keren itu. Kami menuruti arahan dari trainer untuk melakukan langkah demi langkah dan didampingi dua orang siswi Pusphita Martha. 


Peralatan make up untuk beauty Class

Mulai dari membersihkan wajah dengan susu pembersih, toner, dan dilanjutkan  memakai alas bedak padat dan  setelah itu memakai bedak padat.


"Pakai bedaknya ditepuk-tepuk, ya," ujar sang trainer.

Kenapa harus ditepuk bukan diusap? Menurut dua orang siswi yang mememani saya,  agar hasilnya bagus dan garis garis wajah tidak “jalan-jalan” dan bedak pun tidak menumpuk.

Selanjutnya kami diajarkan membaurkan step by step mengulas eye shadow dan memakai maskara. Saya baru tau kalau memakai maskara itu, harus “diucek-ucek” dari akar bulu mata, agar maskaranya lengket dan bulu mata jadi terlihat banyak. Lah, selama ini saya kalau pakai maskara, selalu alon-alon mengikuti bentuk bulu mata dan tak pernah diucek-ucek, hihihi..

Trus, saat mengoleskan blush on, PAC menawarkan blush on padat, jadi pakai tangan mengoleskannya, bukan pakai kuas. Kata mbaknya, kalau blush on padat lebih lengket dan awet..


Belajar jadi beauty

Selanjutnya, saat sesi membentuk alis, saya ditawarkan oleh dua mbak cantik ini untuk melukisnya sendiri. Pas saya coba, mereka langsung bilang : “Nah, kalau mau bikin alis, harus dibingkai dulu, baru setelah itu diarsir.” Oh, begitu, saya baru tahu, kirain pake alis langsung diarsir saja gituh. Tapi, kalau urusan pakai lipstik, saya mah bisa sendiri dong hehehe...Setelah sesi beuaty class selesai, saya dan beberapa teman rombongan kelompok pertama selfie dulu yauw, menikmati wajah yang lagi cantik.


Senangnya bisa belajar beauty class di Puspitha Martha. Meski selama ini saya suka dandan, ternyata ada beberapa hal yang saya belum tau tehniknya, masih butuh ilmu ternyata, ya. 


Sudah cantik belooonn?

Beauty class yang berakhir sekitar pukul 2 siang ini adalah sesi terakhir dari rangkaian open house yang saya ikuti hari itu. Tapi, eitsss, bukan bearti acaranya selesai. Untuk yang datang rada siang atau sore, masih bisa diajak touring dan mengikuti beauty class pukul 4 sore hari, lho. Dan yang ingin menikmati bazaar, masih terus lanjut juga sampai senja.

Nah, mau merasakan seperti yang saya alami? Mau ikutan beauty class dan touring di Pusphita Martha? Masih ada kesempatan satu hari lagi Open House di tempat ini,
Jl. KH Wahid Hasyim 19-21 Jakarta Pusat, Sabtu, 13 Februari 2016. Silahkan datang mulai jam 9 pagi.

Makasih ya Puspitha Martha International Beauty School dan Blogger Reporter Indonesia BRID atas undangan dan pengalaman serunya. Masih bolehkan saya datang lagi? #eh...


Kita sudah di make up semua nih..