Semakin Tahu dan Bijak Mengelola Keuangan Berkat Safir Senduk

Saatnya belajar Kelola Keuangan...

Karena setiap wanita itu adalah calon ibu rumah tangga yang harus mengatur keuangan, maka kudu mencari tau bagaimana cara mengelola keuangan yang hemat dan smart. Baik mengelola uangnya sendiri atau juga uang dari suami tercinta..:)) Maka, beruntunglah saya tak perlu repot mencari tau hal tersebut. Karena, ilmu yang saya butuhkan, sudah saya dapatkan pada acara "Bijak Mengelola Keuangan" bersama Safir Senduk dan Sunlife Financial, Sabtu (1/8/2015) di Cafe XXI. Plaza Indonesia, Jakarta Pusat.
 
Belajar untuk bisa mengelola keuangan itu memang kudu telaten dan serius, tapi gak ngebosenin. Untunglah Sunlife financial jeli memilih nara sumber yang jago tapi santai dan penuh humor, untuk berdiskusi bersama blogger terkait hal ini.

Yup, Safir Senduk, Sang Perencanaan Keuangan yang sudah tersohor sejak saya masih SMU dulu, mengajarkan hal ini kepada sekitar 100-an blogger dengan santai dan penuh tawa. Acara pun meriah dan gak bikin ngantuk. 

Safir Senduk, Perencana Keuangan (foto: @sunlife_id)

Namun, sebelum lelaki yang wajahnya mirip presenter Nico Siahaan ini membeberkan ilmunya, kami diajak dulu untuk mengenal Sun Life Financial lebih dekat.

Sun life financial adalah salah satu perusahaan asuransi paling dipercaya di dunia. Lokasi kantor pusatnya ada di Toronto, Canada. Di Indonesia, PT. Sun Life Financial  hadir sejak 1907, namun karena adanya perang dunia kedua 1942, akhirnya perusahaan ini keluar. Butuh puluhan tahun untuk kembali lagi ke Indonesia. Hingga pada1995, perusahaan ini pun  beroperasi lagi di negeri tercinta ini. Sunlife juga hadir di China, Malaysia, Filiphina, Vietnam dan masih banyak lagi. Kini, Sun life financial memiliki 28.515 karyawan.

"Blogger bisa mengubah Indonesia, karena tulisannya dapat dibaca banyak orang," begitu kata Elin Waty, Chief Distribution Officer PT Sun Life Financial Indonesia, saat memberkan alasannya mengapa pihaknya mengundang para blogger untuk hadir pada acara tersebut.  Selain itu, tujuan acara ini memang untuk financial literate. Menurutnya, seseorang bisa sejahtera kalau sudah mapan secara financial.

Nah, nantinya dengan pengalaman blogger mengelola finansial, bisa disebarluaskan dan menjadi informasi yang baik bagi masyarakat. Temu blogger ini, juga untuk menunjang program pemerintah OJK tentang edukasi keuangan. 

 Elin Waty, Direktur dan Chief Distribution Officer PT Sun Life Financial Indonesia


Elin Waty yang mempunyai pengalaman bidang asuransi selama 21 tahun ini menambahkan,  perusahaan ini bisa bertahan sampai ratusan tahun, karena mereka peduli  pada kesejahteraan nasabah. Hai ini sesuai dengan Visi PT. Sun Life Financial Indonesia untuk menjadi salah satu dari 10 perusahaan asuransi jiwa terbesar di Indonesia. Dan misinya adalah membantu keluarga Indonesia mencapai kesejahteraan dengan kemapanan finansial.
            

Mari Kita Belajar Mengelola Keuangan Bersama Safir Senduk


“Menurut anda, di antara Karyawan, Profesional dan Pengusaha, manakah yang paling kaya?" Begitu pertanyaan Safir Senduk membuka obrolan bareng blogger yang tergabung dalam beberapa komunitas itu.

Hayo...mana yang paling kaya?

Saya  sih dalam hati sudah sudah menebak, kalau yang paling kaya adalah yang tabungan atau investasinya paling banyak. Ternyata benar... meski banyak blogger  yang menjawab yang paling kaya adalah pengusaha, tapi menurut Safir, kekayaan tidak dilihat dari popularitas, penghasilan atau banyaknya barang konsumtif yang dimiliki. Jadi, yang paling kaya adalah yang paling banyak investasi.

Namun, untuk menentukan seberapa rajin Anda akan berinvestasi, karakter pribadilah yang mempengaruhi perilaku keuangan Anda. Misalnya, yang suka menyenangkan orang lain, maka ia suka mentraktir. Yang suka motor, biasanya akan beli otomotif dan modif, dan yang suka bercermin atau dandan, tentulah suka selfie dan akan memilih smartphone yang mempunyai kamera mumpuni. Ini mah saya banget, hehehe...

Apa karakter Anda..?

Nah, karakter sangat ditentukan oleh apa yang ada dalam kepala kita, yaitu otak. Ada otak kanan dan juga otak kiri, masing-masing memiliki fungsi yang berbeda. Otak kiri, berhubungan dengan logika dan otak kanan berhubungan dengan Insting. Namun  keduanya sama pentingnya, asal kita tahu kapan untuk menggunakan ke dua fungsi otak ini.

Menurut Safir, problem yang dihadapi oleh orang yang sering memainkan otak kiri, kadang terlalu serius, tapi positifnya adalah orang tersebut jadi disiplin. Sementara orang dengan otak kanan, kalo misalnya tak jadi  membeli baju bisa gak bisa tidur, lho.... waduh..

Nah, karena saya seorang blogger dan karyawan, tentu  memerlukan kreatifitas, konsep dan  gagasan. So, bisa disebut saya masuk kategori yang sering menggunakan otak kanan. Kalau Anda....? 

Ini isi otak Anda..:)


Mengatur Cashflow

Ngomongin soal mengelola keuangan, bagaimana cara Anda selama ini mengatur cashflow atau arus masuk uang dari penghasilan yang didapat ? Nah, cara Anda mengelola hal ini, sangat menentukan, Anda masuk kategori golongan apa dalam soal mengelola keuangan..?

Safir menjelaskan, kalau penghasilan  dan pengeluaran sama besarnya atau penghasilan dihabiskan semua untuk pengeluaran, maka Anda termasuk golongan orang miskin. Misalnya pendapatan Anda  Rp.5 juta  perbulan, maka yang keluar pun Rp 5 juta dalam satu bulan itu, tentu saja Anda tak akan punya tabungan, makanya jadi miskin, hehehhe

Jika penghasilan anda disisihkan untuk membeli barang konsumtif (baju, sepatu, gadget, make up) dan sisanya untuk menutupi pengeluaran wajib seperti bayar sekolah anak, bayar listrik, biaya makan,  dan lain lain, maka Anda termasuk golongan orang menengah.

Nah, Anda adalah golongan orang kaya, jika menyisihkan penghasilan untuk investasi (emas, tabungan,  saham dll) kemudian baru memikirkan untuk membeli barang konsumtif dan sisanya untuk pengeluaran wajib. Yey!

Susahkah mengatur cashflow ini..? Nah, ada kiatnya agar pengeluaran kita berada di koridor yang benar.


Tiga kiat dalam mengelola keuangan 




1. Miliki Investasi Sebanyak Mungkin.

Kira-kira apa investasi yang menarik minat Anda..? Saham, emas, properti, barang elektronik, kendaraan atau barang mewah seperti tas branded yang dikoleksi oleh banyak artis..? Nah, menurut Safir Senduk, tidak ada investasi yang baik dari investasi yang lain. Lagi pula investasi itu bergantung selera dan tujuan ya, Tapi,  kalau bisa carilah investasi yang memiliki kelebihan lebih banyak dari investasi yang lain.

Nah, di bawah ini adalah investasi yang disarankan oleh Safir Senduk.

a} Saham di Pasar Modal

Saham adalah surat tanda kepemilikan pada sebuah  perusahaan. Dengan memiliki saham, Safir mengibaratkan sama seperti memiliki bisnis atau perusahaan, tanpa harus  repot membangun dari awalnya dan tak perlu repot terlibat dalam bisnisnya. Ada dua keuntungan Investasi saham, yaitu pembagian laba dari perusahaan tersebut atau Deviden dan jual beli untung modal atau Capital Gain.

Deviden perusahaan adalah pembagian laba yang di dapat oleh perusahaan dan kemudian dibagi ke para pemegang saham, sedangkan capital gain adalah nilai yang didapatkan ketika  menjual saham dengan harga lebih tinggi dari harga beli.

Safir menyarankan, ketika berinvestasi dengan membeli saham, jangan terlalu berharap pada capital gain, tapi berharaplah dari deviden perusahaan. Jika anda mengharapkan deviden, artinya Anda sudah membeli saham dari perusahaan yang baik dan dalam jangka panjang. Dengan begini, Anda bisa lebih tenang, tidak tegang serta lebih fokus. Iya, karena Anda tak perlu setiap hari harus melihat harga saham yang bikin jantung cenat- cenut.

Saya juga kepengen punya saham euy.. :)

b} Investasi Via Manajer Investasi

Investasi Via Manajer Investasi ini, artinya investasi dimana uang Anda dikelola oleh pihak ketiga yang ahli dalam investasi. Ibaratnya, Anda punya pakar investasi yang bekerja untuk Anda.

Biasanya, investasi dengan Manajer Investasi ini produknya berupa ReksaDana atau Unit Link. Produk Reksa Dana dikeluarkan oleh Perusahaan Aset Management. Sedangkan, unit Link dikeluarkan oleh Perusahaan Asuransi dimana didalamnya mengajak Manajer Investasi. Namun, kini baik Reksa Dana maupun Unit Link, bisa Anda dapatkan di bank.

Bagaimana cara memilih investasi lewat Manajer Investasi?

Perhatikan reputasi perusahaan manajer investasi atau perusahan asuransinya. Ini bisa dilihat dari berapa lama perusahaan itu berdiri, sudah berapa banyak perusahaan itu melewati gelombang naik turunnya perekonomian? Jika dia perusahaan asuransi, maka semakin tua semakin oke. Jangan lupa, lihat juga siapa saja orang yang ada di belakangnya.

Terus, perhatikan kemana dia berinventasi? Yang bagus adalah jika mereka membeli saham infrastruktur dan ritel. Lantas, bagaimana prestasi di masa lalu perusahaaa tersebut..? Ini juga perlu dicari tau. Jika pernah mengalami pasang surut di masa lalu, cari tau apa alasannya. Ini semua untuk meneguhkan pendirian kita untuk menanamkan investasi di tempat tersebut atau tidak.

c] Investasi  Properti atau Real Estate

Membeli rumah, termasuk salah satu pilihan investasi yang saya inginkan, meski belum terwujud, sih. Mengapa saya suka dengan investasi ini ? Nah, ada 2 keuntungan investasi properti, yaitu bisa dijual kembali atau disewakan. Dan harganya akan terus  naik di masa mendatang. Tapi, kekurangan investasi properti adalah tidak mudah dijual kembali, karena harganya yang mahal. Kalaupun nanti terjual, menurut Safir, itu adalah bonus. 

Nilai properti ditentukan oleh beberapa hal, seperti  faktor lingkungan, sudah pernah direnovasi atau belum? Kemudian, lokasi, keadaan pasar, kondisi properti, dan usia properti, juga akan menjadi penentu nilai jual properti.

Jadi, Safir menyarankan jika ingin membeli properti, lebih baik disewakan saja agar mendapatkan keuntungan. Ada tips dan taktik lho untuk menyewakan properti, yaitu, menyewakan dengan frekuensi sewa pendek (perbulan, perminggu atau harian) dan disewakan ke  banyak tenant, seperti  dibuat kos-kosan. 

"Semua akan indah, jika ada duitnya "
_Safir Senduk 

By the way, dengan banyak pilihan investasi, ada juga yang iseng menawarkan investasi bodong.. Ini patut diwaspadai, jangan sampai Anda tertipu. Ciri-ciri investasi bodong, itu antara lain :

- Penawaran bunga yang sangat tinggi, siapa yang tak tergiur..?
- Memberi janji hasil cash bulanan
- Mereka menjamin Anda tak akan rugi
- Anda akan dapat bonus jika mendapatkan member baru
- Jika Presentasi, skemanya tak masuk akal atau tidak jelas.

Nah, itu tadi soal investasi sebagai bagian dalam mengelola keuangan. Bagaimana untuk menyiapkan dana untuk masa depan..?

Aha, semakin dalam penjelasan Safir Senduk, bukannya bikin ngantuk malah para blogger semakin antusias.  Pembawaan Safir yang santai dan tak membosankan, membuat suasana makin ramai. Saya yang duduk paling belakang saja seriuuuus menyimak. Terkesan, ia tak sedang mengajari kami, tapi seolah mengajak diskusi dan tanya jawab ala sesama teman.  

Setiap kalimat yang dikeluarkan oleh pria kelahiran 42 tahun ini,  langsung di live tweet kan oleh para blogger. Kebetulan, aksi live tweet ini juga dilombakan. Hashtag #Lebihbaik diikuti mention @SafirSenduk dan @sunlife_id  bertaburan siang itu. Adapula yang repot mencari posisi yang pas, agar bisa memotret slide show yang ditayangkan safir. Cakep-cakep sih gambarnya, hehehe...  

Begini suasana saat belajar kelola keuangan bersama Safir Senduk. (foto: @sunlife_id)


Lanjut lagi ya....

2. Siapkan Dana Untuk Masa Depan.

Hai hai, untuk Anda yang belum menikah nih, kudu siapkan dana untuk menikah dari sekarang. Saya sudah melakukannya lho dengan membuat tabungan berjangka di bank, jadi tak bisa sesuka hati mengambilnya. Tabungan yang saya pilih adalah yang berjangka 2 tahun. Setiap bulan, saya menyisihkan setengah dari gaji saya untuk dipotong secara autodebet oleh bank yang bersangkutan. Jadi selama kurun waktu itu, saya harus ngerem dan hemat. Ya, gak apa-apa, demi tercukupi kuota biaya pernikahan yang diinginkan. Tau dong ya biaya pernikahan itu gak murah, jadi memang kudu dicicil dari sekarang nabungnya. Lagi pula kalau kita sudah punya modal untuk menikah, orang tua dan saudara akan senang karena tak merepotkan mereka.  Betul tidak..?


 "Yang tampan akan kalah sama yg mapan :)) "
Safir Senduk

Trus, habis menikah, perlu beli rumah dong ya. Hah? Cuma rumah doang? Tentu bareng isinya juga kan.? Nah, ini dia lumayan megap megap, sudahlah harga rumah mahal, eh belum lagi mikirin beli isinya, sofa, lemari, kulkas, spring bed dan sebagainya, Tapi, tenaaaang.... kita bisa membeli rumah dengan cara kredit, kok. Karena, kata Safir nilai rumah akan naik, dan bunga kredit dari pembelian rumah itu sendiri, masih lebih kecil kalau kita bandingkan dengan harga rumah di tahun-tahun selanjutnya. 


Kita hidup di negara yang suka menilai seperti inikah..?

Meski begitu,  banyak juga nih, yang kalau sudah punya uang banyak, lebih memilih membeli mobil dulu daripada rumah. Mungkin terpengaruh dengan anggapan masyarakat, kalau mapan itu, bisa dilihat dari seseorang itu sudah punya mobil atau belum. Padahal, tidak demikian.  Apalah artinya punya mobil, kalau rumah masih ngontrak, dan ngos-ngosan untuk menutupi biaya perawatan dan membeli bahan bakar yang tak sedikit itu. Mendingan, uang untuk DP beli mobil digunakan untuk DP beli rumah. Kalau sudah punya rumah, barulah berfikir untuk membeli mobil. Kenapa? Karena kalau kita beli rumah dari sekarang, maka setiap tahun nilainya akan naik, jadi tak perlu ditunda membeli rumah. Beda dong dengan mobil, yang nilai jualnya justru semakin turun. 

Nah, kalau sudah menikah, yang perlu dipikirkan selanjutnya adalah dana untuk Pendidikan Anak. Ini juga perlu dipersiapkan sejak dini, mengingat semakin tahun biaya pendidikan semakin meroket.  Apalagi, untuk jurusan tertentu, seperti kedokteran  biayanya lebih mahal. 

Ini tiga jurusan kuliah yang biayanya mahal.

Kalau dana pendidikan untuk anak sudah mulai dicicil, pikirkan pula dana untuk hari tua/ pensiun. Anda tak mau kan ketika tua nanti masih sibuk bekerja juga.? Enaknya sih, kalau sudah tua itu ya santai santai aja dirumah. Tapi Anda tak akan bisa bersantai kalau tak punya tabungan atau investasi masa pensiun sejak dini. Memperluas dan menjaga networking juga perlu, lho, terutama jika ingin mendirikan bisnis.

Saya sudah kepikiran untuk berbisnis atau punya usaha "Cafe Pempek". Saya melihat, rata-rata orang yang tinggal di Jakarta dengan berbagai suku, suka dengan makanan khas Palembang ini. Selain itu, pembuatannya juga gak ribet dan bahannya mudah didapat. Jika usaha ini  sudah maju dan lancar, tinggal merekrut karyawan, dan kita bisa mencicipi aliaran dana masuk setiap bulannya, hehehe...


 3. Oh, Pengeluaran... Bagaimana Mengaturnya? 

Haduh, andaikan hidup ini tak ada pengeluaran, asik kali ya..tapi tak mungkin, selagi manusia hidup, ya akan ada kebutuhan, keinginan dan  nafsu. Karena hali ini, kadang kita rela mengeluarkan rupiah untuk mendapatkan hal yang kita inginkan tadi. So, jangan banyak gaya deh, kata Safir itu bisa bikin kita jadi tertekan seperti hukum newton, hahahaha...

Nah, agar pengeluaran tak membengkak dan membuat Anda menumpuk hutang, ada taktiknya :  

1. Jangan boros dan cari tau di mana si boros..?  

Ehm....yang lebih boros itu cewek apa cowok..Hayo..?

Saya sih, mengira cewek yang lebih boros, karena sering belanja dan rajin masuk toko, hehehhe.. Tapi, menurut Safir, wanita dan laki-laki itu sama borosnya. Bedanya adalah wanita sering belanja tapi rajin nawar dan biasanya mencari barang yang harganya murah, bila perlu diskon. *Iya banget*. Tapi, kalo laki-laki, memang jarang belanja, tapi sekali belanja biasanya barang yang dibeli harganya mahaaal dan malas nawar. Betuuul...!! Ada teman laki-laki yang seperti ini. Dia beli sepatu saja harganya satu juta, beli  jam tangan, seharga 7 jutaan. Dalam dua tahun, bisa dua kali dia beli jam tangan dengan harga sebesar nominal itu. Walah.... Kalau cewek  mah mending beliin baju, emas, lemari atau barang elektronik, biar ketahuan  mahalnya... atau beli motor sekalian.

Nah, untuk itu kita harus tau, hal apa sih yang membuat kita boros..? Lantas, kurangi keborosan itu perlahan-lahan. Biasanya wanita boros dipenampilan, dan pria boros dihobi. Jadi kita harus mengendalikan keinginan, agar hidup ini indah dan gak banyak hutang :)

2. Kendalikan keinginan kita. 

Karena itu, kita harus belajar mengendalikan keinginan dengan memprioritaskan mana pengeluaran yang wajib dan tidak.
Pengeluaran WAJIB
Ini adalah pengeluaran yang memang harus  kita keluarkan, seperti bayar kos atau kontrak rumah, bayar sekolah anak, bayar listrik, PAM, tagihan, hutang kredit dan kebutuhan makan bulanan. Kalau pengeluaran wajib ini tak kita keluarkan, seperti membayar tagihan atau hutang kredit, walah, bisa terkena konsekuensi finansial berupa denda, lho. Jadi, ini kudu dinomorsatukan. Karena dengan adanya denda, akan menambah beban pengeluaran kita.



Biarpun saya belum ada tanggungan, saya tetap hemat, lho. Untuk memilih kosan saja, saya pilih yang biaya sewa perbulannya Rp. 500.000, seperti yang saya katakan tadi. Ada ya di Jakarta harga kosan segitu? Lha, saya buktinya, walau jarang ada sih, hehehe. Alhamdullilah saya beruntung bisa dapetin tempat kos  yang murah, pinggir jalan dan dekat dengan segala akses. Memang sih, gak pake AC, tapi pakai kipas angin doang. Gak masalah, yang penting disediakan kasur dan lemari oleh ibu kos. 

Soale, sayang kalau cuma untuk kosan saja harus mengeluarkan uang sampai Rp.1 juta. Kalau gaji saya 10 juta mah, mungkin  bisa saja ya,  hehehe. Untuk menghemat pengeluaran transportasipun, saya memilih kosan yang jaraknya berdekatan dengan kantor. Cukup jalan kaki 5 menit ke kantor, sampai deh. Jadi uang yang dihemat dari ongkos transport saya guanakan untuk pengeluaran  kebutuhan lain.

Pengeluaran karena  BUTUH
Ini adalah pengeluaran yang jika tak dikeluarkan pun,  ya Anda tidak terkena konsekuensi finansial kok,  namun memang ada fungsi yang terhenti. Seperti contoh,  kebutuhan pulsa untuk ber sms ria, bertelpon cantik atau untuk memenuhi kuota internet setiap bulannya. 

Pengeluaran karena INGIN 
Nah.. ini dia nih... Pengen ini dan itu di  luar kebutuhan wajib dan butuh. Misalnya, ingin liburan, ingin beli gadget yang canggih, ingin beli baju yang model terkini yang mahal agar terlihat oke dan sebagainya. Dia selalu muncul dan muncul. 

So, kalau saya ingin membeli baju baru misalnya, saya alihkan pikiran saya dengan mengingat bahwa lemari di kamar kos saya sudah penuuuh, hingga tak cukup lagi kalau mau nampung baju-baju yang baru. Bahkan, ada beberapa baju yang jarang saya pakai. Dengan begitu, setan penggoda pun akan pergi dengan sendirinya..:)

3. Jangan lupa, prioritaskan pengeluaran yang utama.  

Untuk meredam keinginan dan keluar jalur, kita harus melakukan prioritas pada keuangan. Misalnya, jika ada cicilan motor, rumah dan peralatan elektronik, maka  sisihkan 30 persen dari pendapatan setiap bulan untuk melunasinya, kalau tak mau terkena denda, seperti yang saya katakan tadi.  Jika biaya untuk cicilan sudah disisihkan 30% atau 40% jiika kita mencicil rumah, maka  tabungan dan investasi, plus premi asuransi pun harus disediakan pos khusus, minimal 10%  dari penghasilan kita.  Sisa dari semua pos-pos itu, sekitar 50% adalah untuk biaya hidup kita.

4. Memiliki asuransi pun diperlukan lho.  Untuk membayar preminya, bisa diisihkan 10 persen dari penghasilan per bulan. Dengan memiliki asuransi, kita bisa membayar pengeluaran-pengeluaran yang sifatnya tidak terduga, seperti biaya rumah sakit. Gak murah kan ya kalau sudah masuk rumah sakit..? Satu malam saja berapa ratus ribu, belum biaya obat, pemeriksaan dokter, ongkos transport keluarga  yang bergiliran menunggui dan sebagainya.

"Asuransi itu ibarat payung. 
Payung tidak menjamin hujan tidak akan turun, tapi akan menjamin kalau kita tidak akan basah jika turun hujan...."
Safir Senduk

Nah....kalau semua hal di atas sudah dirinci dan diperhitungkan masak-masak, hati hati nih, jangan sampai prioritas perincian kita tadi dirusak dengan nafsu untuk membeli barang konsumtif, dengan alasan mumpung lagi diskon..

Apalagi nih, kalau lagi jalan ke mall, berhati-hatilah dengan yang namanya SALE atau diskon, karenaaaa......

" Gak semua sale adalah sale."
Safir Senduk

So,  jangan khilaf kalo liat diskon 40%+30%, kalau dijumlahkan sih emang 70%. tapi sebenarnya itu adalah jebakan diskon, yang kalau dihitung secara persenan,  diskonnya cuma 58%. Wajib menjaga hati, mata dan nafsu, kalau lihat penawaran seperti ini. 

Ah, teringat dengan pelajaran ilmu ekonomi masa kuliah dulu, dikatakan oleh dosennya, kalau hal ini disebut "Psikologis Harga". Sama hal nya dengan jejeran nominal angka untuk harga  Rp.999.999. Selintas, harganya adalah Rp.900 ribuan, tapi ternyata itu mendekati 1 juta. Wew..ngeri ya..

So, kalau kita berhasil  mengendalikan keinginan, maka fokus kita tinggal kepada biaya untuk kebutuhan dan kewajiban saja. Dengan begini, hidup bisa aman tanpa harus terbayang-bayang bakal ditagih debt collector.... atau mesti nahan malu sama teman karena sering meminjam uang..:)

“Hidup itu indah...! 
Yang bikin ribet itu adalah tagihan-tagihannya.” 
Safir Senduk
 
Begini suasana acara yang sersan, serius santai.

Yay, mengikuti obrolan seru bersama Safir Senduk dan Sun Life Financial,  saya jadi semakin tau dan bijak mengelola Keuangan. Saya banyak salah kaprah selama ini, namun ada pula beberapa hal yang sudah tepat saya lakukan dalam mengelola keuangan dan mengerem nafsu,  agar saya bisa punya tabungan dan menghindari hutang.

Meski di acara keren ini, saya gagal mendapatkan smartphone merk terkini karena gak ikutan kuis dan gak menang live tweet, plus namaku gak muncul di doorprize, tapi ilmu dari Safir Senduk, sudah menjadi hadiah bagi saya, karena membuat saya semakin bijak mengelola keuangan.


Foto bareng Witha dan Mia, teman satu kursi, usai acara..

31 comments

  1. Replies
    1. Terima kasih, ini tips dari Safir Senduk, saya cuma nambahin dikit-dikit aja, yang sesuai dengan pengalaman pribadi, hehehe

      Delete
  2. saya mah kalau ditanya mana yang paling kaya di antara Karyawan, Profesional dan Pengusaha, manakah yang paling kaya? ya saya pastinya akan jawab pengusaha, heu
    tenrnyata investasi itu memang baik untuk hari depan,sip lagh salam sukses.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Yoi, itulah perlunya menyisihkan pendapatan setiap bulannya..:)

      Delete
  3. Investasi salah satu cara yang paling jitu :-D

    ReplyDelete
  4. penasaran sih sama saham, deposito atau LM, tapiii kayaknya.. entahlah masih belum berani hihi

    ReplyDelete
    Replies
    1. hohohoh, lama kelamaan mudah-mudahan jadi berani, dimulai dari deposito yang jangka waktu 2 bulan dulu coba, hehehe;)

      Delete
  5. wah kayaknya mbak habis acara lagi nih, bicara menej keuangan perlu diterapkan semua orang juga nih termasuk saya, kalo saya letak siboros ada di rokok aja mbak, soalnya saya biasa 1bungkus bahkan lebih dalam sehari heuheu
    tapi masalahnya tanpa rokok saya malas kerja jadi mending ngerokok deh yang penting bisa kerja dan menghasilkan duit.hehe
    yang saya belum siapkan adalah tabungan untuk masa depan.heuheu
    sulit sekali nih mbak..

    ReplyDelete
    Replies
    1. Nah, itu dia, cowok boros di rokok...dalam sebulan saja, brp duit yang keluar cuma buat rokok...alasannya macem2 pula kenapa mempertahankan rokok, kayak kamu tuh, hihihii...ah, untunglah daku cewek, hehehe...

      Delete
    2. saya juga engga tau mbak, kalo gak ngerokok jadi lemes bawaannya.mungkin sudah kecanduan kali yah..
      yah tapi meskipun saya sudah mengetahui letak siboros saya juga suka memenej uang.soalnya saya juga memperhitungkan dengan penghasilan.asal jangan besar pasak dari tiang aja deh mbak.heuheu

      Delete
  6. Saya mungkin terbiasa menggunakan otak kanan mbak alias mengandalkan insting jadinya g bisa disiplin, hehehe ..

    ReplyDelete
    Replies
    1. Kata Om Safir Senduk, otak kanan dan otak kiri ada positif dan negatifnya kok, dan dua-duanya penting, asal tau menempatkannya saja, hehehe

      Delete
  7. Ahahah Setuju nih sama Quote'a "Semua akan Indah, Jika ada Duit'a" bukan pada waktunya :D

    Saya masih belumbisa mengelola keuangan, cari'a 1 bulan habis'a 1 hari -_-

    ReplyDelete
    Replies
    1. memang perlahan-lahan mengaturnya, kalau ada motivasi, mudah mudahan bisa.. hehehe

      Delete
    2. nah sekarang mualai terapkan dong tips cara mengatur duitnya mas..

      Delete
  8. investasi bangunan memang menggiurkan hahahaha :D

    Btw kenapa pada Foto2 yah pas dijelaskan, bukannya menyimak dengan baik hehehehe

    ReplyDelete
    Replies
    1. Yang difoto para blogger itu jutru slide/gambar yang ada tulisannya, dan itu berguna juga untuk bahan tulisan blog dan foto di blog, kan..? Gitu mas..bukan foto2 setiap saat, jadi yang difoto hanya ketika muncul slide show yang baru dari Safir Senduk, atau menjepret nara sumbernya..hehehe

      Delete
  9. NgeBlog juga saya rasa ikut investasi kak. Kalau blog kita dipasangi iklan semakin banyak pengunjung semakin banyak pula penghasilan kita :D
    Ohh ya mampir ke blog sederhana saya ya gan sebagai tanda persahabatan :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hoo oh..setuju, blog juga investasi ya.. :) Iya, ntar aku mampir di blog mu ya..:)

      Delete
  10. betuk tuh membayar tunjangan wajib diutamkan dari pada telat bayar akhirnya kena denda, yang ada malah rugi :D

    ReplyDelete
    Replies
    1. iya...denda adalah pengeluaran yang sia-sia, hehehe..

      Delete
  11. QUotenya safir senduk jlebbbb semua yo mak

    ReplyDelete
  12. Duh, blm jadi orang kaya nih krn blm investasi. Kudu buru2 alokasiin dana ya mba biar aman masa depan :)

    ReplyDelete
  13. waaa aku datang juga mba pas acara ini, pas lagi mudik bogor hihihi rame pisan yaaa...meriah..aku belum nulis, dan lupa mbahas apa aja ><"

    ReplyDelete
    Replies
    1. woh....mbak Dewi duduk di depan ya..? Trus ruangannya temaram gitu kan ya, jadi sukar mengenali orang, hihihihi...

      Delete
  14. Saya lebih suka invest properti daripada saham. tapi saya belum melakukannya, yang sudah saya lakukan hanya sebagai blogger saja :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. hehehe, blognya blogger juga masuk investasi ya pak dokter..;))

      Delete
  15. saya masih bingung dan galau mengenai asuransi nich Mbak... perlu ga sich, apa cukup investasi saja

    ReplyDelete

Hai,

Silahkan tinggalkan komentar yang baik dan membangun ya....Karena yang baik itu, enak dibaca dan meresap di hati. Okeh..