Handphone, laris bak tahu goreng.

Foto : msm-infobaca.blogspot.com

Hare gene, gak punya handphone...? Duh, rasanya gimana gitu, ya. Yakin deh, dari anak SD, SMP, SMU apalagi yang sudah duduk di bangku kuliah, sudah gaya nenteng handphone. Biasanya, semakin tinggi tingkat pekerjaan orang tua, semakin mahal pulalah gadget si anak.

Nah, jangan tanya bagi mereka yang sudah bekerja dengan gaji yang mumpuni, pasti gonta-ganti. Setahun bisa dua kali ganti model atau merek. Alasannya, kan gue sudah kerja, sudah punya duit sendiri...:)

Teman saya, contohnya, smartphone samsung S4 miliknya seharga 7 jutaan, hilang, diduga ketinggalan di taxi... Kirain dia bakal sedih atau grasah grasuh dong, ... eh, enggak euy ternyata, hanya selang beberapa hari, dia malah beli iphone 5, yang tak kalah mahalnya dengan smartphonenya yang hilang... *garuk tembok

Yuhu, ngomongan gadget yang satu ini, gak akan pernah habis. Model terbaru keluar dengan diiringi tehnologi yang semakin canggih, maka orang-orangpun akan mengincarnya.

Jadi, handphone atau smartphone di masa kini, tak hanya berfungsi untuk komunikasi dan interaksi semata, tapi juga demi gengsi dan gaya... Prestise gitu istilah kerennya. Jadi, gak perlu heran kali ya kalau handphone itu larisnya bak tahu goreng..

Ragam Handphone (foto : ragam.cuek.biz)

Beberapa bulan lalu, saya jalan ke mall dan nangkring sebentar disalah satu counter HP merk A. Kepo, saya bertanya pada karyawannya. Sehari biasanya terjual sampai berapa, mas?" Dia menjawab, dalam sehari bisa terjual 8-10 HP, tapi kalau weekend, bisa sampai 15 item yang terjual....wow....

Teman kos saya, kebetulan ada dua orang yang bekerja di counter HP merek terkenal. Saya kepoin juga semalam. Pertanyan yang sama, saya ajukan pada Gisti dan Susan.

Gisti, yang sudah beberapa tahun ini bekerja di counter smartphone merek ternama, mengaku bisa menjual gadget itu 10 item dalam sehari. Kalau week end atau tanggal muda, bisa mencapai 20 item yang terjual....wow lagi..

Saya juga bingung, kok ada saja ya orang yang beli handphone tiap hari?” kata Gisti.

Saya tak hanya bingung, tapi takjub. Itu barang mahal lho, yang murah saja, kisarannya 500 ribu hingga sejutaan, apalagi yang kelas middle. Du,..du..du....

Jawaban senada juga di lontarkan Susan, mantan karyawan counter handphone di salah satu ITC. Dalam sehari, counternya bisa menjual 10 item... wow lagi deh.

Ck..ck..ck.. bisa selaris itu ya si phone-phone..., padahal, secara logika, rata-rata orang yang beli handphone itu, adalah orang -orang yang sudah punya handphone juga. Iya, kan..? Ssst,..kata Gisti, walaupun persaingan di masing-masing counter begitu kencang dan tegang, tapi mereka mensiasatinya dengan bermain harga. Maksudnya, mereka gak akan mematok harga tinggi, karena kosumen akan pindah ke counter sebelah.

"Kami berprinsip, konsumen jangan lari. Maksudnya gini, kalau handphone yang kami tawarkan harganya Rp.2.500.000 atau Rp.2.300.000, lantas si konsumen menawar Rp.2.000.000. Nah, kalau modalnya Rp. 1.950.000, maka handphone itu akan dilepas atau dikasih." begitu penjelasan Gisti
  
"Loh, bearti kalian untungnya dikit dong.?"

"Iya, gak apa-apa, yang penting konsumennya beli "

Ouw, jadi begitu sodarah sodarah...karena ini menyangkut persaingan, maka berani bermain harga. Ya, bayangin saja, kalau ke mall, coba perhatiin, itu counter sebelah-sebelahan, depan-depanan, bahkan mungkin sikut-sikutan.. #eh..

Salah satu counter handphone

Nah, jadi, kalau sehari terjual 10 handphone, dalam sebulan, bisa terjual 300-an dong. Itu baru satu merek, nah, sekarang kita punya sekitar 20 merk handphone, dari yang terkenal, hingga yang biasa-biasa saja. Kalikan saja, 300 Hp dikali 20 merek dikali berapa banyaknya counter HP se Indonesia. Wew, ngeri ngebayanginnya..  Itu handphone atau tahu tempe ya... kok laris manis bingit yak....tapi sayang ah gak bisa dikunyah...:D

Jadi penasaran, mereka beli karena butuh, gaya, atau bosaann? Iya, bosaaaan dengan model yang sudah dipakai setahunan, trus dijual dan beli baru lagi deh. Satu orang, tak jarang kita melihat ada yang menggenggam 2-3 handphone, gileeee. Entahlah, tentu banyak alasan orang untuk membelinya. Kaya ya orang Indonesia, hihiihii.... Katanya krisis moneter...#eh...

Nah, buat yang baca ini, ada berapa sih handphone kamu saat ini....hayo ngaku...

Ini smartphone yang ku mau.. Entah kapan akan memilikinya (foto :trangcongnghe.com)

Jeroan! Apa bahasa Inggrisnya?


Kalau lagi ngumpul dengan sesama wartawan atau blogger, ada-ada saja bahan yang dibicarakan. Dari gosip sampai becandaan konyol. Apalagi kalau lama menunggu nara sumbernya datang, daripada bengong ya mending ngobrol. Biar gak kerasa lamanya nungguin jumpa pers yang biasanya molor, hahahha.

Rabu kemarin, sembari menyeruput kopi yang disediakan panitia di salah satu mall, wartawan A melontarkan pertanyaan. 

“Tau gak , kalau jeroan, apa Bahasa Indonesia-nya..?"

 Saya menjawab “isi”.   Wartawan B menjawab “daleman” 

Ouw, jawaban kita semuanya disalahkan, lho


“Salah! Bingungkan? Jeroan dalam bahasa Indonesia saja bingung, apalagi kalau jeroan dalam bahasa Inggris, apa artinya coba.?” kata Wartawan A. 

Hemmm, iya ya, kita bahkan gak kepikiran, kalau suatu saat nanti kmemesan menu jeroan kalau lagi di luar negeri, bakal bilang apa..? Hahahha...



Lantas, wartawan A bercerita.

Ada temannya, sebut saja Dudung, yang tengah berada di luar negeri. Saat masuk restoran, Dudung mau memesan jeroan ayam. Tapi, ia bingung, sambil bertanya dalam hati, jeroan itu kalau dalam bahasa Inggrisnya apa ya?

Lantas, dengan coba-coba menebak versinya sendiri, akhirnya Dudung memesan jeroan dengan menyebut  “interior the chicken."




Daaaannn... 

Benar saja, tak lama kemudian, pelayannya membawa menu yang dipesan, jeroan ayam! Santapan yang ia inginkan. Wuahahha, kami semua ngakak mendengar ceritanya. Karena kami tahu, bahwa interior the chicken, tentu bukanlah arti  dari jeroan. 

Setelah saya selancari di google translate, baru deh nemu arti jeroan, hihihi.  Ternyata, jeroan itu, bahasa Inggrisnya adalah Offal. Selain offal ada dua kata lagi dalam bahasa Inggris, yang bearti jeroan.  
  
Innards  >>> jeroan, dalaman, isi perut, benda yg ada di dalam, bagian-bagian dalam
Viscera   >>> jeroan, isi perut 
Offal      >>>  jeroan, sampah, kotoran, ikan murah 

Cerita yang hampir mirip, saya temukan juga dua hari yang lalu, waktu meliput ajang Australian Culinary Trails di Mall Grand Indonesia, Jakarta. Pada ajang yang berlangsung selama sepekan ini,  selain memamerkan jajajan khas Australia, ada juga yang menjual cemilan khas Indonesia. Salah satu pedagang, ada yang menjajakan pempek. Tapi, yang bikin geli, bukan “pempek” yang tertulis di bannernya. 

"Fish Ball dan Fish cake"
 Itulah yang tertulis di bannernya

Fish ball untuk sebutan pempek (bulat) atau ada'an. 
Sedangkan fish cake, sebagai sebutan pempek lenjer..:)

Ini bannernya...

"Lho, kok bukan pempek yang ditulis, mas? “ Saya bertanya.

“Gak apa-apa mbak, biar kerenan dikit,” kata penjualnya.

Hihihi...Masuk akal sih.

Karena, bagi orang luar, pasti gak tahu apa itu pempek, kecuali kalau dijelaskan bahan-bahannya. Nah, daripada ribet menjelaskannya, ya mending ditulis seperti itu tadi, bule gampang ngertinya, wkwkwk....



Ini dia pempek yang dijual

Ada-ada saja kelucuan ragam kata Indonesia yang bikin bingung kalau diartikan dalam bahasa Inggris. Nah, selain 'interior the chicken' Anda sendiri mungkin punya cerita lucu soal terjemahan bahasa Indonesia ke Inggris? 

Silahkan share di kolom komentar ya, biar kita lucu-lucuan, hehehhe...



Buku anak-anak diselipin shabu-shabu




Ada-ada saja cara orang untuk menyelundupkan narkoba masuk ke Indonesia melalui bandara. Kemarin (Rabu, 15 April), petugas Bea Cukai Bandara Soekarno Hatta menunjukkan bagaimana cara penyelundup narkoba ini mengelabui petugas.

Salah satunya, ada yang memasukkan narkoba jenis shabu di buku anak anak. Itu lho buku anak-anak yang ada gambar buah-buahan, hewan-hewan atau cerita-cerita soal dongeng gitu deh. Bungkusan shabu-shabu tadi diselipkan di antara halaman buku anak tadi. Ehmm.. mau dibilang kreatif gitu..?


Begini penampakan selipan shabu di buku anak.

Para pelaku yang tertangkap tangan membawa barang haram di Bandara Soekarno Hatta itu, tak hanya dari Indonesia. Tapi juga dari Kenya, Thailand, Malaysia, China dll. Total ada 11 tersangka, dari yang muda hingga bapak-bapak, plus satu orang wanita. 

Ini 11 pelakunya..

Bea Cukai Bandara Soekarno Hatta mengerahkan 3 anjing pelacak setiap harinya guna memeriksa barang masing-masing penumpang. Jadi tok cerlah ya pelacakannya, hehehe.. Apalagi, petugasnya/polisinya yang mengawal para pelaku kasus narkoba kemarin itu, ganteng-ganteng lho. Yuhu, cuci matalah ya saya kemarin melihat yang gagah-gagah, wkwkwwk…

Eh…tapi…sudah tahu pengawasan di bandara itu ketat sekali kalau untuk urusan penyelundupan narkoba,  masih ada aja yang bandel menyelundupkannya. Pikir mereka, “Ah, siapa tau beruntung lolos”.

Menteri Keuangan, Bambang Brodjonegoro (pakai rompi) sedang menunjukkan barang bukti

Nah, tahu gak total narkotika yang diamankan, kata Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro, yang ikut jumpa pers kemarin,  seberat 15,8 kilogram. Total  estimasi barang bukti itu, kalau dirupiahkan mencapai  Rp31,61 miliar. Wow! Uang segitu, kalau dibangun rumah, sekolah atau membuka usaha,  sudah dapat puluhan rumah dan perusahaan tuh..

Tapi, kalau digunakan untuk nguyah barang haram, apa yang didapat? Cuma rasa senang sesaat? Trus berujung pada kematian?

Hidiihh, gak keren banget pake narkoba…! 

Eh, ada pula yang membawa narkoba dengan memasukkannya melalui jalan belakang alias dari dubur.. yaelah… Selama ini kan, kita tahunya para penyelundup narkoba menelan barangnya, trus pas keluar melalui kotoran saat buang air besar BAB, baru deh dicomoti itu barang yang terselip di “selongsongan kuning”. Alamak... kebayang gak betapa jijiknya sodara sodarah. Tapi, ya demi rupiah, demi dollar, mereka rela melakukan itu.

Beberapa tahun lalu, saat saya tes kesehatan sebagai syarat untuk masuk kerja di kantor yang sekarang, pihak rumah sakit meminta sample tinja. Ya, buat diteliti gitu, kalau kalau saya ada penyakit yang bisa berpengaruh kepada pekerjaan. Ups...., itu tinja, kudu saya congkel sedikit untuk dikasih ke RS. Jijikkah saya saat mencongkel sedikit bagian dari tinja saya? Duh, gak usah ditanya, pasti sudah bisa jawabkan ?

Nah, apa kabarnya ya yang beneran ngubek-ngubek tinja demi mencari benda yang bernama narkoba itu..? Oh…gak mau ah ngebayangiinnya..

Cantiknya Tas Merah di Shopious





Hai, bung, 
cewek itu, kalau  pergi ke kantor gak pake tas, …yaelah gimana gitu rasanya ya… 

Hei, bro…
 cewek kalau ngeceng ke mall gak ada tas yang menggelayut di bahu, rasanya kok ada yang kurang, ya..?

Halo, mas, 
cewek itu… kalau mau liburan ke pantai, ke hutan, ke gunung , walau sudah bawa tas ransel gede, tetep aja butuh tas ukuran kecil/sedang. Gunanya sebagai pelengkap buat naruh barang-barang printilan, yang bagi cowok gak penting, tapi bagi cewek, bisa mati gaya…ya..ya..ya…ya… tanpa barang –barang itu..
Sayangku, 
cewek itu… mau main ke rumah temen saja, buat ngeramein acara ngerujak dan ngerumpi bareng, wajib ditemani sama yang namanya tas.   

Bray..., cewek juga nih
kudu punya beberapa koleksi tas. Biar bisa dipake sesuai dengan tempat, waktu, kondisi dan acara apa yang tengah dihadiri. 

Tas itu...
 Banyak fungsinya, terutama buat cewek yang  (sok) banyak acara seperti saya ini. Handphone, dompet, kaca kecil, segerombolan kosmetik, perhiasan, pembalut, sisir, kacamata, buku kecil, sampe snack krenyes nan gurih,----- printilan ini mau naruh dimana coba? Ya, di tas lah.. Gak mungkin, kan di kantong kresek..kan..kan.. 

Buku & perhiasan seperti ini, sering masuk dalam tas.

Tapi, biar tas  itu multi fungsi, gaya dan model tas tetap di perhatikan dong. Milih tas, wajin perhatiin modelnya, elegannya, keunikannya, warnanya dan lain-lain. Kalau sudah begini,  kemanapun nenteng itu tas,  berasa gaya. Walau isinya banyak dan tas pun beraaaat , gak ngaruh, yang penting kita terlihat tetap cantik. Warna tas ngejreng merah membara? Gak apa-apa , asal kita cocok memakainya.  Yuhu…

Sssst, tas itu juga menggambarkan kepribadian seseorang, lho. Yah, ibarat cara kita berpakaian aja gitu lho. Kalau dandanan kita rapi, ya bisa dinilai dong kita seperti apa orangnya, pun sebaliknya… Gak jauh beda dengan tas. Pemilihan model yang tepat, maka kenggunan kita pun akan terpancar. Tsaaah 

Nah, berhubung sehari-hari saya lebih banyak di sibukkan dengan kegiatan di kantor, ketemu klien , dan menghadiri acara –acara di hotel, mall, café dsb, jadi, saya memilih model tas yang simple tapi berkesan elegan. Kinclong,  tapi gak kampungan. Dan yang pasti cucok untuk dibawa ke tempat yang sering saya kunjungi tadi... 

Salah satu penampakan tas yang  saya suka,  modelnya seperti gambar di bawah ini.

My Favourite

Aw, merah menyala, bro.. I Love It!!   

Ukurannya dan bahannya pas untuk dibawa ke kantor, ngeceng  ke mall, ketemu klien di cafe atau untuk acara ringan.. Bisa dipake multi acara dan lintas sektor, hehehe..

Kenapa bukan tas hitam yang saya pilih..? Duh, sudah kebanyakan tas wanita yang wara-wiri berwarna hitam. Boleh dong sesekali tampil beda. Lagian, warna terang ini sah-sah saja  dibawa ke kantor untuk di padu-padankan dengan warna-warni busana kerja. 

Saya pernah lho bertemu Anissa Pohan, menantu Pak SBY, di Bandara Soetta beberapa tahun lalu. Dia mengenakan tas merah marun sambil memasuki salah satu resto di bandara. Mengkilap sekali warna tasnya, tapi keren! Ia tampak terlihat anggun dengan balutan baju pastel yang melekat di tubuhnya. Semenjak itu, saya kepikiran mau punya tas berwarna merah. Sepertinnya, kalau saya memakainya, saya pun akan terlihat anggun seperti ibu satu anak itu :)

Merah itu Anggun, bung!

Nah, kebetulan sekali saya menemukan tas merah ini di Shopious. Ada dimanakah tempat ini. ..? Ah, dekat kok sama kita. Tinggal buka laptop, kompi atau smartphone, trus datengi alamat Shopious.com. Gak sampai 5  detik, udah deh, kita sampai di tokonya. Gak capek, gak keluar ongkos buat bayar taxi, dan gak keringatan karena muterin mall. Tinggal mainin mouse aja dan pilih kategori barang yang diinginkan, langsung terpampang deh pilihan modelnya. 

Ini penampakan halaman awal situs Shopious. 

Ouw, mungkin ada yang bertanya, apakah ini toko online..? Ehmm..memang, toko ini bisa kita temukan secara on line, tapi  Shopious  bukanlah sebuah online marketplace. Shopious itu social media online shop aggregator. Maksudnya? Nah gini, kita tahu kan, banyak banget yang namanya jumlah online shop yang berjualan di media sosial seperti Instagram dan Facebook. Di Instagram saja, ada lebih dari 500 ribu toko fashion online Indonesia. Saking banyaknya, bingung euy, mau yang mana yang mesti dikunjung secara barang barangnya bagus semua.

Ragam produk fashion? Cukup kunjungi Shopious
 
Nah, situs  ini mengembangkan sebuah ‘engine’ yang bisa mencari toko online yang ada di Instagram. Jadi, dari 500 ribu toko itu, dipilihin tuh atau disortir sama Shopious mana barang-barang terbaik, terunik dan terbagus dari toko online yang terpercaya yang memiliki harga terjangkau. Semua itu,  dikumpulkan jadi satu di website ini. Jadi, kita gak perlu mesti bukain satu per satu toko online yang jumlahnya ratusan itu, ntar puyeng sendiri, hehehe..

Inilah yang ditawarkan Shopious ke online shoppers di seluruh Indonesia, ya ke saya, ke kamu, ke pacar kamu, ke temen kamu, ke tetangga kamu, ke bu lurah,  bu RT, semua deh. Tujuannya untuk mempermudah proses belanja dan mencari barang yang diinginkan, tanpa perlu pakai hashtag lagi untuk melakukan pencarian.

Barang yang dihadirkan di Shopious, tak cuma tas doang, beb. Ada pakaian wanita, jaket cowok, baju baby yang lucu, perhiasaan, highheels/wedges, kosmetik, sampe tongsis pun tersedia. Banyak deh variasi barangnya. Meski barangnya bakalan bertambah banyak, tapi, soal kualitas tetaplah  menjadi nomor satu bagi Shopious.

 

Ups…tetiba, jadi ingat cerita seorang teman kos. Waktu itu dia disarankan temannya, agar ia gak perlu membawa tas untuk  pergi ke tempat yang tak terlalu jauh, yach…sekedar  urusan ringan, lah. Bukannya nurut, temen saya malah nyolot ”Eh, lu cewek atau cowok sih, kalau cewek kudu bawa tas, mau naruh barang-barang ini dimana coba?” ujarnya  sambil nunjukin barang-barangnya. Kecil sih emang barang yang ia bawa, tapi buanyak, hihihi. 

Ya, itulah cewe, kudu bawa tas ke mana-mana. Tapi, karena itu juga, makanya lahirlah berjuta merek, warna, ukuran, keunikan dan model tas yang cantik. Nah, mau cari yang cantik-cantik lainnya? Shopious bisa menjadi rekomendasi.


Ketemu Si Unyil Di Museum Wayang


Nyil..Unyil..


Ada yang kangen sama Si Unyil?  Itu lho, tokoh boneka era tahun 80 hingga 90-an. Zamannya layar kaca cuma dihiasi TVRI doang, hehehe… Waktu kecil dulu, setiap minggu pagi saya mantengin acara “Si Unyil”. Sesuai judulnya, pemeran utama dalam cerita anak-anak ini, ya si Unyil. Tokoh ini dikenal sebagai anak yang bijak, baik dan nurut sama orang tua. Unyil pun digambarkan dengan karakter anak muda yang memakai peci, sarung yang melintang di bahunya dan celana cungklang. 

Dalam kesehariannya, Unyil berteman dengan Usro, Cuplis, Menik,  Melani dan siapa lagi ya..? Kalau gak salah, mereka semua teman sekolahnya Unyil. Lima sekawan ini sering belajar dan  jalan bareng. 

Lima Sekawan
Eh, dalam cerita ini, ada pula tokoh yang sangat terkenal sampai sekarang. Pak Ogah. “Cepek dulu, dong” itu dia yang sering dia ucapkan kalau ada yang lewat di depan pos rondanya. Maksudnya, dia ngerasa yang punya jalan gitu, jadi, kalau mau melintas di tempat dia mangkal, kudu ngasih duit cepek (seratus rupiah). Kalau gak mau ngasih cepek, bakal diomelin sama Pak Ogah, lho, hahahha. Jaman dulu mah, dengan cepek sudah bisa beli 4 jenis makanan, lho. Kalau sekarang sih, diibaratkan cepek itu seribu rupiah kali ye. 

Pak Ogah ini tunakarya dan kepalanya selalu gundul. (Pak Ogah yang asli pun juga gundul). Eh, Pak Ogah ini punya teman, namanya Pak Ableh, yang rambutnya gondrong itu, lho.. Samalah kebiasaan mereka,  cuma Pak Ableh lebih baik hati, hehehe….  

Pak Ogah, Bu Bariah dan Pak Raden, berdiri di belakang



Nah, saking populernya tokoh Pak Ogah yang suka malakin orang dijalan, maka, jika Anda melintas di perempatan jalan raya atau jalan pintas yang ramai lalu lalang mobil---yang akhirnya menyebabkan kemacetan---biasanya akan muncul orang yang suka ngatur-ngatur kendaraan gitu kan, supaya satu sama lain bisa melintas. Nah, orang tadi disebut Pak Ogah. Pemandangan ini lumrah ditemukan, terutama di Jakarta. 

Tapi, Pak Ogah versi jalan raya ini, biasanya gak malak, lebih tepatnya, meminta upah, karena merasa sudah membantu kendaraan bisa melintas dengan lancar. Jika ada pemilik kendaran yang tak memberi uang, banyak juga para Pak Ogah yang gak marah, tapi tak sedikit juga yang ngedumel, hehehe….


Ada pula tokoh boneka Bu Bariah, orang Madura yang berjualan rujak petis. “Jak rujaaaakkk”, begitu ia teriak saat menjajakan dagangannya ke perkampungan. Kalau ia bicara, logat Maduranya kental sekali. "Bo abo tak ye", ini juga sering diucapkan oleh beliau. Pak Ogah juga sering lho beli rujaknya Bu Bariah. Kalau gak salah sih, Pak Ogah belinya pake ngutang. Jadi, habis makan rujak, ia diomelin deh sama Bu Bariah,  karena gak bisa bayar, hihihi..

Ehm, trus ada juga tokoh nyentrik laiinnya  di film kartun ini. Pak Raden! Yup, kumisnya yang mentereng, selalu pake blankon, tongkat dan baju khas Jowo, menjadi mudah mengingat tokoh paruh baya ini. Suaranya juga khas bapak-bapak yang cerewet dan tegas. Segala sesuatu yang dikerjakan selalu mengacu pada primbon kesayangannya. Selalu berusaha menghindar bila ada kerjabakti di desanya dengan alasan penyakit encoknya kambuh, hihihih....

Unyil, Pak Raden, dan kedua orang tua Unyil. (foto: wikipedia.com)

Masih banyak lagi beberapa tokoh dalam flm kartun Si Unyil. Ada nenek yang jahat, ada pak lurah, ada orang tua Unyil, ada si mbah...ehm..mbah apa ya namanya..? Uyeach.., saya kudu mengorek memori lama nih, hehehe..

Dan...di era modern sekarang, ada stasiun TV swasta yang memunculkan tokoh si Unyil dalam program acaranya. Ceritanya dikombinasikan dengan kehidupan nyata. Unyil pun sudah mengenal laptop, hehehe. Tapi, tayangan Si Unyil jaman TVRI dulu, dengan segala kekurangan dan ciri khasnya, tetaplah ngangenin…

Naaaaa, kalau Anda kangen sama tokoh-tokoh ini, bisa berjumpa dengan mereka di Museum Wayang. Museum ini terletak di daerah wisata  Kota Tua, Jakarta Barat. Beberapa hari yang lalu saya berkunjung kesana. Tiket masuknya cuma Rp.5000 kok. Dengan tiket senilai itu, nostalgia jaman baheulak hadir kembali di hadapan mata, yuhuu...

Ini dia boneka-boneka karakter dalam serial kartun si Unyil..


Ketika melihat penampakan boneka si Unyil dan kawan-kawan di dalam museum, saya langsung mendekat dan mengamatinya. Haduuuh, langsung teringat masa kecil deh. Kangen euy! Dah lama gak melihat si Unyil. Tapi, boneka-boneka itu dipajang di dalam kaca, jadi saya tak bisa menyentuhnya, apalagi nyolongnya, ups...hehehe….

Pas ngelihat wajah si Unyil di Museum Wayang…dalam hati bilang, kok wajahnya gak berubah sih ? Dari kecil sampai saya malang melintang mengikuti Miss Universe, wajahnya, ya gitu- gitu aja, hahaha….

Luar biasa ya koleksi boneka tokoh Unyil, dkk ini. Boneka khas Indonesia dengan pakaian dan budaya yang menjunjung bangsa kita. 

Tak Hanya Si Unyil...

Oh ya, dalam museum yang berdiri sejak 13 Agustus 1975 ini, tak cuma ada boneka si Unyil aja, tapi juga ada tokoh si Pitung, Gatot Kaca, tokoh-tokoh perjuangan jaman belanda, wayang golek, wayang kulit, wayang kardus, wayang rumput, wayang janur, topeng,  wayang beber, gamelan dll. Ada pula boneka dari negara lain, seperti dari India, Prancis, Thailand, Vietnam, Rusia , China dan sebagainya. 


Boneka Vietnam

Selain boneka cantik dengan pakaian khas negara masing-masing, banyak pula penampakan boneka yang raut wajahnya seram-seram. Boneka–boneka itu adalah boneka khas dari berbagai negara. Nah, penampakan wajah boneka yang seram itu, seperti gambar di bawah ini. 






Boneka China
Saya lupa, ini boneka dari negara mana ya..?

Ehm, saya ngeri euy memperhatikannnya. Andaikan tak ada pengunjung lain di tempat saya berada, mungkin tak berani saya sendirian di sana. Suasananya rada–rada gimana gitu, hehehe…

Waktu saya kesana, kebetulan hari Minggu, jadi ramai pengunjungnya, meski gak padat banget, sih. Banyak yang selfie dan berfoto ria di depan boneka /wayang yang mereka suka. Lumayan euy, hari minggu bisa cuci mata melihat boneka-boneka budaya dan edukasi. 
Pengunjung sedang memperhatikan wayang
Wayang Semar, Gareng, Petruk


Ketika keluar dari area koleksi wayang dan boneka-boneka unik itu, kita bakalan ketemu kios yang menjual beberapa cinderamata. Ada wayang golek, wayang kulit, gantungan kunci, benda-benda unik dan aneka barang lainnya. Toiletnya juga lumayan bagus, bersih dan gratis. 

Tertarik datang kesini..? Silahkan, lho.. Museum ini terletak di Jl. Pintu Besar Utara 27, kawasan Kota Tua, Jakarta Barat. Setiap Selasa sampai Minggu, museum ini menunggu kedatangan Anda. Pintunya akan terbuka lebar dari jam 09.00-15.00 WIB. Sedangkan hari Senin dan Hari Besar, museum ini tutup, kan pegawainya butuh istirahat juga dong, hehehe…
 
Suasana di salah satu koridor Museum Wayang

Eh, gara gara menulis ini, saya jadi penasaran, apa kabar Bambang Utoyo, ya? Beliau ini adalah sosok yang pertama kali memerankan atau pengisi suaranya Si Unyil.  Ada yang tau kabarnya..? Kalau ada yang ketemu doi, tolong sampaikan ucapan terimakasih ya, karena sudah menghibur saya... :)

Ini dia si Unyil--Bambang Utoyo (foto:www.apasih.com)


Sumber :
-http://id.wikipedia.org/wiki/Si_Unyil
-http://id.wikipedia.org/wiki/Museum_Wayang

Boneka Horta, Yang Patah Yang Dihargai


Boneka Horta di hari ke-5



Sekitar 10 bulan lalu, kantor tempat saya bekerja saya mendapat kiriman boneka cantik dari Yayasan KEHATI (Keanekaragaman hayati). Boneka Horta, namanya. Pernah mendengarnya? Boneka Horta adalah boneka/mainan edukatif yang terbuat dari serbuk kayu. Jika si boneka terus disiram, maka dia akan tumbuh rumput. Nah, karena ini boneka, jadi rumput tadi disebut rambut.

Saat kami menerima kiriman itu, Horta masih berada di dalam plastik transparan, jadi bisa terlihat penampakannya yang lucu ituuh. Ternyata, itu bukan kiriman biasa, bukan pula hadiah. Dalam surat yang mereka kirim berbarengan dengan boneka horta, yayasan ini  meminta kami untuk memelihara boneka itu hingga rumputnya tumbuh. Tantangannya adalah setiap fase pertumbuhan rambut boneka, bagi yang merawatnya diharuskan selfie bersama  horta. Foto tersebut, harus diupload di twitter dan mention akun KEHATI, agar dinilai oleh mereka. 

Saat menerima boneka Horta dari KEHATI


Ajakan untuk menumbuhkan rambut horta, bukan ditujukan pada kantor media kami saja, tapi juga ke beberapa kantor media lainnya. Yayasan yang peduli dengan keanekaragamanhayati ini, rupanya mengajak para jurnalis untuk berkompetisi merawat horta. Ouw, kompetisi yang unik, penuh edukasi dan smartfren. Nah, bagi selfie yang terpilih akan diberi hadiah berupa hard disc external. Yuhu, bagi saya hadiah itu berguna sekali untuk menyimpan data.

Ehm, berhubung di kantor cuma saya yang doyan ikut lomba, kuis dan narsis, maka Jeng Hotma, sang sekretaris redaksi menunjuk saya untuk memelihara boneka horta ini. Dengan senyum cantik nan lenje, saya menerima tantangan smart itu.

Merawat  Boneka Horta   

Tak perlu menunda waktu, malam harinya, si horta langsung saya eksekusi. Saya rendam selama 1-2  jam dengan posisi kepala boneka terbalik, karena  itu tempat tumbuhnya rumput. Setelah itu, ditaruh dalam wadah kosong. Esoknya, horta dimandikan 3 kali sehari setiap pagi, siang dan malam.  

Pada hari ke-3, rambutnya mulai tumbuh halus dan warnanya masih merah. Hari ke-4, wow, rambutnya sudah tumbuh 2cm. Hari ke-5, menjadi 4cm. Pertumbuhannya begitu cepat. Esok, esok, dan esoknya lagi rambutnya semakin meninggi. 

Hingga sampailah pada hari ke-8, rambutnya sudah mencapai sekitar 10-12cm.  Panjang rambutnya ke atas, bukan menjuntai ke bawah, namanya juga rumput, hehehe. Penampakannya, bisa Anda lihat di foto yang saya pajang di artikel ini.  Senangnya hati ini, berhasil menumbuhkan tanaman. Bersamaan dengan itu pula, bayangan si external hard disc menari-nari di pelupuk mata. 

Begini, saat baru tumbuh rambutnya. Masih merah


Selama masa-masa itu, begitu excitednya saya merawat si horta, bagaikan merawat bayi. Bayangkan, bangun tidur saya langsung nengokin si horta, membelai rambutnya, trus dimandiin. Posisi ia  berdiri pun diperhatiin, jangan sampai tersenggol dan jatuh, karena akan berpengaruh pada batang rambutnya yang lemah itu. 

Sebelum berangkat kerja, saya harus melakukan ritual selfie bersama si horta, untuk di kasih unjuk  ke twitter. Taman kecil yang ada di pekarangan rumah, menjadi background foto saya dan horta, karena disanalah view dan pencahayaan yang pas.

Pengambilan gambar dan gaya, saya lakukan berulang-ulang, demi mendapatkan hasil yang oke. Kan, dinilai, jadi kudu bagus, demi external hard disc dan juga demi ikut berpartisipasi mengembangkan mainan edukatif yang ramah lingkungan ini. Selama satu minggu  lebih, saya  enjoy menjalankan tantangan ini. 


Daku bersama Si Boneka Horta di hari ke-7, sepuluh bulan yang lalu. 
Bibir kami sama-sama merah ya , hehehe

Nasib si horta 

Namun, di hari ke-8, keindahan rambut horta yang tumbuh subur dan menjulang, harus terhenti. Apa yang terjadi..? Ouw..ouw...saking semangatnya berselfie ria bersama horta, saya kehilangan kontrol. Boneka horta di tangan saya terjatuh, kepalanya terhempas ke tanah. Hancur! Batang rambutnya langsung patah dan buyar! Impian menggenggam external hard disc pun ikut buyar. Duh, sedih! Anda pernah melihat ilalang yang diinjak-injak? Dia jadi patah dan gak bisa berdiri lagi, kan? Begitulah penampakan rambut si horta setelah ia terhempas ke bumi.

Namun, saya pikir, pertumbuhan rambut si horta masih bisa diselamatkan. Pasca insiden menyedihkan itu, saya tunggu 1-2 hari, siapa tau, rambutnya masih memanjang atau setidaknya akan tumbuh rambut baru. Namun, tidak! Horta telah mati. Oh, saya gagal. Saya malu. Bukan cuma malu sama teman-teman kantor, tapi malu juga sama pihak penyelenggara.

Selama ini saya semangat sekali up load foto di twitter demi memamerkan pertumbuhan horta, tapi kini... tak ada lagi yang perlu dipamerkan. Melalui twitter, saya pun memberitahukan kepada KEHATI tentang keadaan ini. Mereka pun menyayangkan kenapa hal itu terjadi, namun mereka tetap memberi support kepada saya.  

“Jangan khawatir mbak, foto yang sudah masuk ke kami, tetap kami nilai kok, ” begitu hiburan mereka kepada saya. 

“Merawat horta saja kamu gak bisa, apalagi merawat bayi,” begitu pula  komentar salah satu teman kantor, saat saya beritahu kronologisnya. Sambil becanda sih komennya, tapi tetep aja nohok :(

Karena kecerobohan saya, khayalan memiliki  external hard disc pun terpaksa harus dilupakan. Namun TIDAK untuk melupakan horta. Berkat hal ini, saya malah ingin merawat dan memilikinya lagi, walau bukan untuk dikompetisikan. Saya penasaran, sampai sejauh mana rambutnya akan tumbuh. Ingin pula membentuk rambutnya jika sudah tumbuh lebat dan panjang.

 Yang patah yang dihargai. 

Dua bulan berlalu. Tiba-tiba, di siang yang cerah, telepon saya berdering.  

“Halo mbak Eka, saya Rizka dari KEHATI. Hari Kamis nanti kita akan launching website baru, jadi kita mengundang mbak Eka nih, sekalian mau ngasih hadiah yang mbak ikutan lomba selfie bersama Horta itu, lho..” 

Hah, saya bengong sekaligus terharu. Saya,kan gagal merawat horta, tapi kok mereka masih mau memberikan hadiah untuk diri ini? 

Ouw, saya baru sadar, KEHATI tak hanya melihat sebuah hasil, tapi proses dan semangat sayalah yang mereka nilai, walau proses yang saya lakukan belumlah sempurna. Ah, disitu saya terharu. Saya merasa dihargai. External hard disc itupun berhasil saya miliki. 

Sebagai rasa terimakasih dan rasa sayang pada tanaman, sudah 10 bulan ini, foto selfie bersama horta masih saya pajangkan pada profil facebook dan twitter saya. Ya, saya bangga mengenal boneka edukasi dari serbuk kayu ini. Karena boneka ini, saya jadi tau, jika kita mau merawat tanaman, ia pun akan tumbuh sesuai dengan prosesnya dan mudah. Jadi tak ada alasan untuk tidak menanam benih. Boneka ini juga mengajak kita untuk mencintai tanaman dengan cara unik, mendidik dan smartfren. 

Sesuatu yang gagal, belum tentu akan diremehkan atau disalahkan orang, seperti itulah story selfie si Boneka Horta, yang patah yang dihargai.

Horta dan aku...