Gara-Gara Busana Mini



Kemarin, saya menghadiri sebuah acara yang mengundang banyak kalangan.  Dari anak muda sampai usia lanjut, dari rakyat biasa,  wartawan, sampai pejabat. 
Di sesi talkshow  ada 4 nara sumber, dua wanita dan dua pria, masing-masing menyampaikan kisah dan pengalamannya, berkaitan dengan acara yang tengah dilaksanakan. Mereka duduk di atas panggung. Salah seorang nara sumber wanita mengenakan baju langsungan atau  sackdress  yang panjangnya sekitar 5 cm di atas lututnya.

Saat awal acara berlangsung, saya tak begitu memperhatikan busana dan ada apa dengan kondisi "duduknya". Tetapi, lama kelamaan, karena jenuh kali ye,  saya tidak lagi memperhatikan apa yang ia sampaikan, tapi justru "terkesima' dengan sesuatu yang rada kurang enak dilihat.
Rupanya,  sepanjang acara berlangsung, kurang lebih satu jam,  maka selama  itu pula si mbak narsum duduk  dengan kondisi hampir setengah pahanya terlihat. Ini bikin gak nyaman. Yang bikin risih lagi, antara dua paha yang terkatup rapat, ada celah yang 'mengintip'. Nah, tambah dobel gak nyaman deh ngelihatnya. Apalagi  posisi panggungnya lebih tinggi sekitar 50 cm dari lantai  audience. Tambah tajem deh terlihat celahnya..:) 

Memang  sih, gak sampai terlihat  celana dalamnya, tapi tetap saja gak enak. Padahal, jarak antara panggung tempat nara sumber berbicara dan audience hanya sekitar 5 meter saja. Kursi dibagian paling depan diisi oleh  bapak-bapak pula....elalah.. Saya saja yang duduk paling belakang, ngilu melihatnya, apalagi yang duduk paling depan ya, hehehe...

Nah, bagian tengah antara paha dan paha itu loh maksudku yang "ngintip"
Ketika si mbak narsum sedang berdiri, memang sih tidak terlalu terlihat  pendek  bajunya, walau di atas lutut. Tapi, ketika duduk, baju langsungan/sackdress yang dipakai akan beringsut  naik keatas mengikuti posisi tubuh. Karena itulah, hampir separuh pahanya terpamer, dihiasi pula dengan celah kosong yang mengintip hingga ke dalam, karena busananya yang ketat. Kalau busana pendeknya model yang  mekar, mungkin celah tadi gak akan terlihat, karena bahan rok yang lebar akan jatuh menutupi celah. Andai pula si narasumber saat itu berbicara dengan posisi berdiri, mungkin akan baik-baik saja.
Kapan hari, saya pernah membaca artikel (lupa blognya siapa) yang memposting tentang bagaimana kita harus mengenakan busana ketika tampil di khalayak ramai. Apakah harus berbaju batik atau santai,  termasuk pertimbangan apakah cocok mengenakan  rok/ busana pendek  atau celana panjang.
Saat memilih busana yang dipakai ketika menjadi narasumber, MC,  moderatar atau apapun itu yang berhubungan tampil di depan umum, kudu melihat sikon dan siapa audience kita. 
Untunglah, si nara sumber yang saya ceritakan di sini bukan artis. Kalau nggak, mungkin saja ada wartawan iseng yang menjepretnya, trus fotonya beredar dan jadi bahan perbincangan publik. 
Penyanyi  Syahrini dan Krisdayanti pernah kepergok kamera wartawan saat mengenakan rok pendek hingga terlihat celana dalamnya saat  mereka manggung. Nah, sudah tahu kalau  manggung  bakalan ditonton orang banyak, terus pake adegan jongkok/duduk  untuk mendekati penggemarnya yang ada di bawah panggung. Karena posisi seperti itu, ya terlihat deh  pakaian dalamnya, trus fotonya beredar dar...dar...
Untuk menghindari hal-hal tersebut, memang kudu lebih peduli ya terhadap situasi dan kondisi serta apa yang akan kita kenakan, supaya gak salah kostum atau bikin gak nyaman diri sendiri maupun orang lain. 
Nah, apakah Anda pernah mengalami  salah kostum atau kondisi di mana Anda tak nyaman memakai busana ?

Semakin Ramai Cafe & Resto, kok, Semakin Sombong !


sedang menunggu pesanan tiba
"Sudah duduk 5 menitan tapi nggak ada yang nanyain mau pesen apa. #wahparah "


Begitu tweet dari salah akun twitter  seseorang yang saya ikuti.

Bukan cuma dia saja, saya dan Anda pun barangkali pernah mengalami hal serupa.  

Entah, kenapa...

Selama ini, yang saya lihat, resto itu kalau semakin ramai, kok ya semakin  sombong  kepada konsumennya. Ya, karena merasa laris, merasa sudah terkenal dan dibutuhkan konsumen, jadi karyawannya pasang wajah datar (kalau tak mau dibilang  cemberut) dan tak ramah.

Prinsip : " Pembeli Adalah Raja",  sepertinya sudah tak berlaku lagi bagi beberapa resto, cafe, bahkan warteg , terutama  yang ramai pengunjung.

Di sebuah cafe pasta yang murah meriah, misalnya, saya dan beberapa teman kantor sering mampir kesana, tuk sekedar ngobrol usai bekerja 9 jam. Berkali-kali kesana, gak ada tuh karyawannya  menyapa, mempersilahkan duduk,  boro-boro menawarkan atau menanyakan menu apa yang akan kami pesan. Hanya melihat dan diam saja.

Kalau mereka lagi pada sibuk melayani konsumen lain, atau sedang meracik menu yang dipesan , oke lah yauw, itu bisa dimaklumi kalau mereka tak sempat menyapa.  Tapi, tak jarang, saat kami bertandang kesana, si karyawan sedang menonton TV atau duduk-duduk santai, karena kosnsumen sedang tak ramai. Namun, mereka  tetap tak menyapa kami,  ya, kami sang konsumen, sang pembeli yang harusnya kudu diberikan keramahan.

Tapi eh tapi, berhubung kami semua suka sama menu yang disajikan cafe itu, dan satu satunya pula cafe yang lokasinya berdekatan dengan kantor (sekitar 150 meter dari kantor)  ya, apa boleh buat deh,  masih saja sih kami kunjungi, hehehe. Meski, itu tak sedikit mengurangi rasa sebal terhadap karyawan cafe yang tak ramah itu. Jadi, seringnya, saat  kesana, salah seorang dari kami langsung mengambil sendiri kertas tuk menulis menu yang hendak dipesan. Kertas itu berada di meja dekat area dapur mereka. 

Setelah  ditulis, dihantar sendiri pula ke mereka. Itupun,  tetap tak ada  basa-basi dari mereka, meski sekedar mengucapkan "terima kasih" atau " maaf ya, jadi nganterin sendiri tulisan menu yang di pesan". Ah, jauh lah ya mengharapkan ucapan seperti itu.


Asyiknya maem-maem bareng sohib

Ada pula keramahan terjadi hanya beberapa waktu saja. Misalnya, ketika  sebuah resto baru dibuka/berdiri, walah sang pelayan ramahnya bukan main.  Bibirnya  selalu terkembang setiap saya mampir ke resto baru itu. Tak jarang mereka mengajak ngobrol, becanda dan  berbasa-basi. Tapiiiii, setelah restonyo ramai dan sudah banyak warga yang tau keberadaannya, keramahan itupun perlahan memudar. Tak ada lagi senyuman, saat saya membeli jajanan disana. Entah ngumpet dimana senyuman  itu ?

Berkurangnya keramahan mereka, rupanya berpengaruh terhadap selera saya. Ya, selera yang membuat saya malas tuk bertandang kesana lagi, walau menu ayam bakar yang mereka sajikan, lumayan enak  di lidah saya.  

Mari makaaaann..
Tapi..... tak semua pedagang sih begitu, ada juga yang tetap melayani dengan ramah.
Resto Bakmi GM yang berada di Mall Ambasador, Jakarta, misalnya, berkali-kali saya kesana, senyum ramah disertai pelayanan yang baik dan cepat,  selalu saya dapatkan, meski keadaan resto sedang ramai-ramainya.

Oh ya , saya memang tak membahas atau membedakan, antara resto berkelas atau tidak ya.  Saya juga tidak mau mengatakan karena Bakmi GM adalah resto yang harga makanannya lebih mahal dari warteg, punya brand, lokasinya di mall pula, makanya pelayanannya bagus.

Loh, emangnya, kalau restonya biasa saja,  berada di perkampungan dan tidak terkenal,  apa dianggap sah-sah saja bersikap tak ramah pada konsumen ? Tentu tidak, kan. Semua orang berharap  mendapatkan pelayanan yang baik saat berada di mana pun tempat yang ia singgahi, apalagi kalau  di tempat itu ia harus mengeluarkan uang. Bukankah, semakin  ramah si pelayan resto, semakin rajin  disambangi orang.

Lagian apa ruginya sih bersikap ramah kepada pembeli, wahai Tuan?  Bukankah kami-kami penikmat kuliner ini,  merupakan aset dan donor bagi kelangsungan resto atau cafe Anda? Kenapa harus pasang wajah datar  dan malas berbasa-basi  kepada orang yang sudah bersedia bertandang ke tempat Anda..? Gak ingat, waktu pertama kali merintis usaha, betapa berharapanya Tuan-Tuan, agar ada orang yang membeli dagangan Anda. Trus, setelah laris, kok malah jadi sinis dan mendongak ngak..ngak..? Du..du..du...du...

Banyak, lo resto atau cafe yang tutup gara-gara sepi pembeli. Gak ada, kan yang mau usahanya gagal eksis  gara-gara pelayanannya sombong ?!

Saya masih terus mencari kuliner yang restonya ramah

Hello Kitty, Api Unggun, Mobil Nyaman dan Surprise !!

Hello Kitty, Api unggun, mobil nyaman dan surpriseeeee.... 

Adalah hal-yang saya harapkan hadir di moment ulang tahun saya pada bulan Juli nanti.



Cuma itu..?  Oh, tidak....

Menikmati indah dan dinginnnya kawasan Puncak, Bogor, Jawa Barat, dihantar dengan mobil yang lapang dan nyaman, agar bisa menampung  beberapa orang teman terbaik tuk ikut merayakan ultah, adalah harapan saya juga.

Mobilnya sih nyewa, atau numpang nebeng sama temen yang punya kendaraan roda empat, karena saya belum punya , hehehe... Tapi, biar nyewa atau nebeng,  yang penting bisa sampai di tempat tujuan. 

Nah, karena menuju ke kawasan Puncak lumayan jauh dan macet..cet..cet, jadi, sebelum matahari terbit, kami harus sudah berangkat dari Jakarta agar siang harinya sudah sampai di kawasan adem itu. Pengennya sih, bisa naik mobil seperti gambar di bawah ini...:)


Mobil keren, lapang dan nyaman versi saya..;) Sbr: modifikasiotomotips.blogspot.com

Di tempat itu, saya akan menyewa  sebuah villa dengan beberapa kamar, agar cukup menampung rombongan. Sore harinya, kami akan menghabiskan waktu tuk berfoto ria dengan pemandangan hijau dan kabut yang eksotik, syukur-syukur ada sunset yang ikut nimbrung. 

Oh, indah dan sejuknya tempat ini.  Sbr : docentrust.com
Malam harinya, saya ingin menyalakan api unggun di pekarangan villa yang luas. Di pinggiran api itu, saya dan teman-teman akan duduk membentuk lingkaran, sambil berpegangan tangan, berdoa dan bercerita tentang cerita-cerita lucu dan berkesan  yang pernah kami lalui.. 


Hanya api unggun saja? Oh, no !  

Tak lengkap rasanya jika tak ada sesuatu yang dibakar dan disantap di malam yang dingin itu. Daging kelinci dan daging burung dara, sudah disiapkan dari Jakarta untuk di bakar.  Kenapa harus dua hewan ini..?  Karena saya jarang memakannya, hahahaha.. Kalau daging ayam, bebek, kambing, atau ikan, mah, sudah biasa atuh. Menyambut hari yang special, tentu daging yang special pula yang saya inginkan tuk disantap bersama. Apalagi, kebersamaan itu akan terus berlanjut sampai dini hari.

Saat sedang lahapnya menyantap daging kelinci yang empuk, e...ee.....ee... tiba-tiba... tepat  pukul 24.00 teng .. saat pergantian hari, saya dikejutkan dengan riuh renyah suara nyanyian "Happy Birthday" berbarengan dengan penampakan kue ulang tahun berbentuk Hello Kitty berbusana pink, tokoh kartun idola saya. Lilin-lilin kecil dengan api mungil melingkar di atas kue., berkedap-kedip ditiup angin, seolah menyapa saya. Oh, syumringahnya hati ini....

Kue Ulang Tahun Hello Kitty. Sbr; ahmadjn.com

Tak cuma itu, saat tiba waktu istrihat, setelah menikmati kebersamaan dengan api unggun dan bakar-bakaran,  ketika masuk ke dalam kamar di villa yang adem itu, tetiba...mata saya dikejutkan dengan kotak berbungkus kertas kado pink, juga  bermotif Hello Kitty yang sedang memegang kue ulang tahun. Lucu...!

Ketika dibuka, ternyata isinya …..ulalalla....benda yang selama sudah saya idam-idamkan. Kamera LDSR yang gagah. Ye..ye..ye... berdouble -double rasa senangnya. Ada surprise, api unggun, bakar-bakaran, daging kelinci, Hello kitty, bisa kumpul bersama teman-teman, dapat hadiah yang diinginkan, jalan-jalan ke puncak, serta bisa mendompleng mobil nyaman nan luas, menjadi perjalanan yang asyik dan menyenangkan…Yuhuuu…
 
Kamera Impianku


Oh, adakah yang akan memberikan surprise yang aku inginkan saat ulang tahun di bulan Juli nanti.?

Entahlah surprise itu dari siapa...??? 

Oh, ya kenapa sih saya begitu ngotot pengen banget dikasih surprise saat ulang tahun? Karena surprise itu bikin bahagia. Itu saja jawabannya, apalagi jika dilakukan di moment dan tempat yang special. So, kalau moment yang ditunggu itu tak hanya dihiasi dengan doa, hadiah dan kumpul-kumpul, tapi ada juga kejutan lain di dalamnya ...ah, siapa sih yang gak senang?

Sehari setelah  pulang  kembali ke Jakarta.....
Saya akan mentraktir teman-teman di resto yang menawarkan All You Can Eat. Yup, saya ingin mereka sepuasnya menikmati hidangan kesukaan yang ada di sana, agar ulang tahun saya bertambah special dan berkesan. Berhubung saya gak punya mobil pribadi, jadi saya mengajak teman-teman naik taxi bareng aja, atau janjian langsung di tempat.

Bukannya sok imut kudu naik taxi, tapi kalau naik kendaaran umum kadang gak nyaman. Asap rokok dan knalpot hitam membaur jadi satu, terhirup ke dalam hidung saya yang mancung. Belum lagi sopir yang ngebut, kursi yang  sudah reyot dan sebagainya. Ditambah pula dengan kondisi Jakarta yang ajib-ajib dan crowded, naik angkutan umum  penat rasanya, karena tak begitu leluasa dan nyaman merebahkan tubuh.. ulalla...    

Kalau sudah begini, lantas berkhayal andaikan punya mobil sendiri, tentu hal-hal tadi tak akan saya alami. Kondisi mobil yang tertutup rapat, akan menjauhkan saya dari polusi udara. Segarnya AC mobil, bikin tubuh saya adem dan terhindar dari gerah. Dan  paling penting lagi, si mobil nyaman bisa menemani kemanapun aktifitas saya.  Apalagi, ke kawasan Puncak memang lebih asyik kalau bawa mobil sendiri.  Aih, jadi pengen beli mobil nih.  

Tapi kemana belinya dan mobil siapa? 

Aha, untung sekarang sudah jamannya on line dan internet. Tak cuma baju, sepatu dan tas saja yang bisa di pesan melalui dunia maya sambil leha-leha di sofa, mobilpun kini bisa lho dibeli tanpa harus menuju dealer atau mencari refrensi dari koran. 

Salah satu situs penjualan mobil yang saya kulik-kulik tuk mencari spesifikasi  yang saya inginkan adalah  www.carmudi.co.id . Di situs  ini, saya bisa memilih type body mobil, harga jual, lokasi, dan ragam merk. Trus, kondisi mobilnya seperti apa? Di web ini juga menyajikan gambarnya, lho, jadi bisa melihat pilihan warna dan kondisi mobil. 

Nah, mobil yang saya inginkan itu, kira-kira seperti gambar di bawah ini.  Bisa menampung banyak orang, biar tambah seru jalan-jalannya.. 

Sbr : carmudi.co.id

Mungkinkah  punya mobil nyaman dan keren akan terwujud tepat di hari ulang tahun saya nanti.? Yey, menabung adalah salahsatu solusi tuk mendapatkannya.Tak ada yang tak mungkin di dunia ini, Bro.

Jika ada orang yang bisa naik haji dengan berjualan bubur, kenapa tidak saya bisa mewujudkan impian mempunyai mobil nyaman dan lapang, agar bisa menampung banyak saudara dan teman-teman.? Betul, tidak. hehehe

Ya..ya...ya.... 

Hello Kitty, api unggun, kamera LDSR, mobil nyaman yang akan membawa ke Puncak, dan surprissseeeee, semoga terwujud di bulan Juli nanti.. :) 

www.carmudi.co.id




Twitter, ajang berlatih dan bekerja..


Haloha....sudah beberapa bulan ini, saya rutin "nengokin" akun twitter perusahaan tempat saya bekerja.  Buat apa..? Ya, buat ngetweet pastinya, bukan buat ngekepoin apa-apa, hehehe....

Mari ngetweet, yuk.. Sbr foto;disini
Ehm, rupanya meski cuma ngetweet, tapi itu memakan waktu yang tak pendek, untuk ukuran saya yang sebenarnya bukan termasuk ratu tweet, meski hobi ngetweet (lho, gimana, sih?) hehehe. Apalagi kalau live tweet, haduh, mesti secepat mungkin ngetiknya dan merancang kalimat yang pas.

Selama ini, yang namanya live tweet, pernah saya lakukan di beberapa acara yang saya hadiri, asalkan pembicaranya menarik dan jelas informasinya, agar statement yang kece badai, bisa di tweet saat itu juga. 

Tapi, jika yang di tweet adalah perbincangan dengan nara sumber untuk keperluan perusahaan yang memakan waktu hingga 4 jam, baik itu berupa rekaman audio maupun live report, ulala, kebayang dunk, jari jemari  saya sampe keriting, hihih.  Sudah gitu, melakukan hal seperti ini, ya  kudu fokus, dan telinga kiri kanan wajib siaga, supaya statement yang penting dan keren tak terlewat. 

Tapi, walaupun sudah pelan-pelan dan mencoba mempertajam daya ingat dari  statemen yang dikeluarkan oleh nara sumber, ya tetep aja ada yang lupa-lupa ingat. Salah ketik huruf (typo) pun tak bisa saya hindari, demi mengejar kecepatan waktu. Gak enak donk kalau banyak typo, selain gak nyaman dibaca, kesannya juga asal-asalan dan terburu-buru (ya,emang terburu-buru,sih, hihihi), apalagi ini membawa nama perusahaan. Makanya dari ke hari saya minimalisirkan yang namanya typo, walau tetep ada juga, sich..:)

Selain live tweet setiap hari, ada juga konten tweet yang sudah disediakan dari produser, atau dari arsip saya sendiri.  Kalau jumlah tweet yang akan dipublish itu banyak, bikin keliyengan juga. Beda dengan orang yang memang hobinya ngetweet, pastilah mereka sudah terbiasa dan bisa cepat publish kicauannya.

Tapi, untuk saya yang memang tak terbiasa mengetik cepat, ya cukup menguras waktu lama tuk sekali publish tweet. Meski hanya copy paste doang, tetap aja ada beberapa kata/kalimat yang harus saya pangkas, karena pembatasan karakter tweet di twitter yang hanya 140 itu. So, supaya kalimatnya nyambung, kena, enak dibaca, gak loncat-loncat dan menghindari terlalu banyak kata yang disingkat, dibutuhkan kesabaran tuk mengedit dan menyelaraskannya sebelum itu tweet di publish.

Nah...itu dia saudara-saudara....

Tuk mengedit kalimat yang bertumpuk hingga pas dengan jumlah karakter/huruf yang dibatasi itulah membutuhkan waktu paling tidak 1-2 menitan tuk satu tweet. Gak apa-apa sih pelan-pelan, supaya oke dan yang penting enak dibaca gak ngebingungin dan saru. Eh, saru itu apa sih..? *kibasponi*

Begitulah...
Sbr foto; disini
Nah, karena eh karena saya sudah terjebak di dunia tweet-tweetan, walau gak sepanjang hari,  karena  dibatasi juga dengan jam kerja,  mau gak mau saya juga terlibat komunikasi dengan para follower yang hampir mencapai 70 ribu itu. 

Ya, otomatis, setiap kali saya membuka akun twitter tersebut, tak jarang saya menemukan mention berbentuk pertanyaan, komplain atau pernyataan yang gak ngenakin dari para follower. So, bagi yang mentionnya berkaitan dengan misi dan visi dari perusahaan, ya, akan saya retweet atau dibalas dengan kalimat yang menyenangkan. Pun, untuk urusan komplain atau nyinyiran yang gak jelas, saya akan jawab sebijak mungkin. Tapi, ada juga, sih, yang saya abaikan.

Gak mungkinlah jika ada tweet masuk yang nyolot, akan saya balas nyolot juga. Karena saya bermain di ranah akun twitter milik perusahaan, bukan milik pribadi. Jadi, kalau jawaban yang saya ketik gak baik atau memberikan kalimat ketus bin tak pantas, maka nama baik perusahaan saya juga akan kena imbasnya. Jadi, emang perlu berlatih kesabaran. Uhuuy...

Trus, karena udah nyemplung masuk ke interaksi follower twitter kantor, maka sayapun menyapa follower dengan memberi kicauan lain atau memberikan pertanyaan tentang hal yang sedang ngehitss dan jadi buah bibir. Ya, biar seru dan hidup. Senang rasanya ketika mendapat respon baik dari para tweeps.. Asyik, lo, bisa berinteraksi dengan banyak orang yang belum pernah kita kenal sama sekali. 

Nah, gegara sering balas-ngebalas mentionan di jejaring sosial ini, maka saya ngerasain juga deh dipanggil mimin (sebutan tuk orang yang bertugas sebagai adminnya twitter suatu perusahaan) sama follower yang berinteraksi, hehehe. Hmmmm, gak tau ya mereka, kalo yang membalas mention mereka adalah seorang cewek sexy, aduhai, bahenol bin narsis. Wkwkwwk.... 

Untungnya, gak sepanjang jam kerja saya kudu ngetweet. Di jam-jam selanjutnya, ada tugas lain, salah satunya membuat tulisan hasil wawancara tuk dipublish di web kantor, dan tulisan-tulisan ringan lainnya. 

Ups..., Saya jadi membayangkan, apa kabarnya para karyawan yang memang ditugaskan tuk mengelola akun twitter tempat perusahaan mereka bekerja (Media social specialist) Ah, pastilah sering gadgetnya akan berbunyi *ting..ting...ting*..sebagai bentuk notifikasi dari interaksi follower twitter kantor, yang harus dilayani dan ditengok. Selain itu, mereka juga kudu rajin update setiap waktu dan situasi. Baik untuk update produk, kegiatan kantor, maupun  menjawab pertanyaan, sapaan atau komplain dari para followernya. Walaupun, ada yang memakai layanan twitter berschedule semacam hoot suite dan tweet deck, supaya gak harus setiap saat update info. 

Ya, tak sedikit beberapa akun twitter majalah, produk elektronik, kosmetik, dan sebagainya, yang adminnya aktiiiiif banget ngetweet. Saya tau, itu adalah bentuk job desk mereka. Akan ada teguran dari kantor pastinya jika akun twitternya “hidup-mati”. So, karena mereka hampir setiap saat selalu berkecamuk dan bergerilya di dunia tweet-tweetan, saya yakin deh, pasti lebih banyak lagi hal yang “aneh-aneh” dari follower yang mereka temui. Bisa bikin pusing dan capek, pastinya. Tapi, semua itu mereka lakukan (biasanya) demi mendongkrak penjualan produk, menarik follower dalam jumlah yang banyak,  dan menaikkan pamor brand product mereka sendiri. Gak salah memang. Karena seperti itulah salah satu cara berpromosi di era digital ini.

Alhamdullilah, saya hanya kebagian tugas tuk ngetweet beberapa hal saja, gak dituntut harus aktif setiap saat, karena ada bagian tim promosi dam tim lain,  juga memegang password akun jejaring sosial milik perusahaan kami. Jadi, mereka juga ikut memberikan sumbangan kicauan. Saya juga tak dituntut untuk menaikkan jumlah follower misalnya, atau gimana caranya supaya dengan aktifnya saya ngetweet, perusahaan  jadi terkenal, penjualan meningkat atau bisa menarik banyak jumlah klien yang datang, seperti keinginan banyak bos perusahaan. Untunglah, tuntutan itu tak menghampiri saya, karena ada tim lain yang memang bertugas tuk "menjajakan jualan", dengan cara mereka masing-masing, hehehe....

Selain itu, dalam melakukan aktifitas ngetweet, hanya pada saat ketika saya berada di kantor dan memakai komputer perusahaan. Jadi, hanya saat jam kerja saya berjibaku dengan dunia pertwitteran ituuuhh... Kalau saya mesti update setiap saat setiap waktu, haduuhh, bisa mumet kali ya, walau saya menyukai interaksi tweet-tweetan itu.....hihihi...

Ada positifnya juga sih yang saya dapatkan dari hal ini. Paling tidak, saya jadi bisa belajar hoot suite, seperti yang sayakatan tadi.  Itu lho, website yang menyajikan sistem tuk membuat schedule untuk tweet-tweet yang akan di pubslih. Jadi, kita bisa merencakan hari, tanggal, dan jam berapa tweet yang kita schedule tadi akan terpublish. Walaupun, ada beberapa tweet yang harus di tweet saat itu juga, meski bukan live tweet.

Selain itu, karena saya doyan ngeblog, jadi terbiasa pula diri ini memenggal kalimat yang tak penting dan bertele-tele, supaya lebih singkat dan simple.

Tapi, eh..tulisan ini masih tetap panjang juga, kok, ya.., hahaha....

Walah, bearti saya memang harus rajin ngetweet lagi, nih.... Baiklah, mari mulai membuka akun twitter kantor.. 

Saya ngetweet dulu, ya....:) 

Selamat tahun baru men-temen... ini adalah tulisan pertama di 2015 ini...hihihi *#emang ada yang nanya ?*