Menikmati Garden Party dan Kota Solo Di Penghujung 2015


Saya baru tiba di Jakarta dari Solo, Senin (28/12/2015). Cuma 4 hari 3 malam sih main ke sana. Ada temen kantor saya yang nikahan, jadi sekalian jalan-jalanlah ke Solo. Teman saya yang menikah dengan konsep garden party ini, beberapa kali sering saya tulis kisahnya di blog ini. Nama lengkapnya Wydia Angga, panggilannya Angga. Tapi, dalam blog ini saya sering menulis namanya dengan: Wiwid atau Angga, atau suka-suka saya deh nyebutnya, wkwkwkw. Salah satu artikel yang saya tulis tentang Wiwid dan keluarganya ada di http://ekafikry.blogspot.co.id/2015/05/three-in-one.html

Happy Wedding  Wiwid & Tius.

Wiwid, menikah Minggu, 27 Des 2015, di Graha Setyowati, Sukoharjo, Solo, setelah paginya dilakukan pemberkatan di Gereja. Dia memang wong Solo, tinggal di Solo, keluarganya juga masih menetap di Solo. Cuma doi merantau dan kerja di Jakarta, maka ketemulah dengan saya karena satu kantor, hehehhe. Saya dan Wiwid, satu angkatan ketika masuk ke perusahaan tempat kami mengais rezeki ini.  Hampir 6 tahun kami berteman dan merasakan asam, manis, pahit kehidupan. Baik kehidupan pribadi maupun kehidupan kantor, hihihi... Makanya, kalau saya gak hadir ke pesta pernikahannya, ntar dibilang pengkhianat, durhaka, atau temen macam apa akoohh ..?



Nah, laki-laki yang berhasil menarik hatinya adalah Tius. Kenalnya sih, karena sekantor juga. Kang Mas Tius bekerja di bagian HRD, MbakYu Wiwid di bagian redaksi, sama kayak saya. Nah, karena Wiwid sering main ke HRD, suka nanya-nanyain soal slip gaji, nanyain jatah duit kesehatan, dsb, jadi akrab deh sama mas Tius. Trus, karena mata mereka sering beradu pandang, jadi  saling jatuh cinta gitu deh, hehehe...

Tapi sekarang, Tius sudah  resign dari kantor kami, dan bekerja menjadi guru di salah satu  SMU terkenal dan elit di Jakarta. Tapi, meski kantornya sekarang sudah rada jauh,  tapi kang Tius,  tetap memilih  ngekost di dekat area kantor kami juga, karena dia gak mau jauh-jauh dari Wiwid kali ye. Biar hemat ongkos kalau mau ngapel atau kencan. Biasa, ini mah emang modus cowok banget...hahhaha

Nah, karena pernikahannya garden party dan malam hari, jadi beberapa objek cantik di Graha Setyowati ini, tak nampak jelas di kamera handphone saya (tapi gak tau kalau di kamera mahal ya, heheh), karena suasananya remang-remang syahdu gitu. Rencananya sih, mau datang lebih awal, di bawah jam 6 sore gitu, supaya bisa foto-foto cantik di beberapa spot, di pinggir kolam salah satunya. Cuma apalah daya, karena kelamaan di salon buat make up, jadi molor deh nyampe di TKP. Untunglah, ada Neng Dyta, yang datangnya lebih duluan dan berhasil mengabadikan pelaminan saat masih sore. Jadi suasana backgroundnya yang cantiknya masih terlihat jelas.

Suasana party saat sore, hasil jepretan Dyta.
Dyta ini, dulunya teman sekantor saya dan Wiwid. Waktu kita masih sekantor, sering banget menghabiskan waktu atau kumpul bareng. Temen satu geng gitu ceritanya, hahahaha....

Selain Dyta, ada juga Franto, Oci, dan Don, mantan teman sekantor yang juga datang. Don, kebetulan  didapuk jadi MC di malam itu. Ada pula Sherly, temen Wiwid masa kuliah, yang satu hotel sama saya dan Oci, jadi kita barengan menuju ke tempat pernikahan Wiwid.


Saat tiba di lokasi pesta, terlihat beberapa meja makan yang dihiasi dengan pernak-perniknya. Ada patung wayang misalnya, berdiri di tengah hidangan meja. Area untuk tamu yang ingin foto booth pun disediakan. Pada dinding booth, ada foto pre wedding sang pengantin. Ada pula miniatur sepeda dan sangkar burung putih. Sayangnya, karena malam, pencahayaan di area foto booth jadi tidak maksimal. Berkali-kali saya berfoto, hasilnya gelap atau temaram :(( Di bawah ini gambar foto boothnya..



Sementara itu, beberapa tamu undangan mencari spot masing-masing yang mereka anggap asik. Paling banyak sih berkumpul di area pinggir kolam sambil menikmati kilau air kolam yang tertimpa sinar lampu.  

Di tengah acara, selain ada keseruan lempar bunga, ada pula pelepasan balon-balon putih ke angkasa oleh sang pengantin. Ealah, pas tali balon dilepaskan, balonnya bukannya terbang  ke udara, malah nyangkut di pohon kelapa, ihihihhi.. Yang melihat pun tertawa. Ya gak papa, mungkin balonnya masih betah berdekatan sama pengantin, hehehe....

Searah jarum jam: Franto, Dyta, Oci, Tius, Wiwid, Saya, Don.

Asik deh datang ke pernikahan dengan suasana garden party gitu. Untunglah gak hujan. Cuaca bagus bingit. Tamu banyak yang datang. Selama pesta berlangsung, sesekali saya melipir ke arah kolam, mencari spot untuk selfie, ternyata hasilnya gelap semuah, hihihi. Tapi gak papa, yang penting bisa melihat Jeng Wiwid bersanding dengan Tius di pelaminan. Selain itu,  saya pun bisa bertemu dengan orang tua Wiwid dan adik-adiknya, Rosita dan Deby.

Semoga Langgeng dan bahagia ya pernikahan kalian, wahai Tius dan Wiwid.

Wiwid, bersama keluarganya.


***********

Untuk kedua kalinya saya ke Solo sejak 9 tahun lalu. Lama ya....hahahha.. Waktu itu,  datang ke Solo dari Jakarta dalam rangka liputan alias kerja. Jadi biaya akomodasi dan transportasi gratis semuaaah, ditanggung kantor. Dan, kali ini kunjungan kedua ke Solo, biaya sendiri, hihihi. Kerasa juga ya, kerasa serunya gitu, wkwkwkw....

Tahun 2006 lalu, Bandara Adi Sumarmo masih satu lantai dan kecil. Sekarang...hmm....sudah dua lantai dan bertaraf internasional pula. Kaget juga euy melihat penampakannya yang bling-bling cetar pas turun dari pesawat di malam hari. Terlihat mewah. 

Ternyata juga, setelah sedikit banyak menelusuri kota Solo, lumayan luas juga ya untuk ukuran kota atau kotamadya, yang masih berada di bawah provinsi Jawa Tengah itu. Dulu, kayaknya kecil. Ternyata baru ngeh,  waktu liputan dulu, saya gak terlalu muter-muterin Solo. Langsung ke TKP, hanya jalan-jalan dikit (ke Pasar Klewer yang belum terbakar, Keraton dan Sungai Bengawan Solo) trus pulang. Soalnya, misinya saat itu adalah kerja, bukan jalan-jalan.


Nah, kali ini kedatangan saya ke Solo, selain untuk ke nikahan Wiwid, ya untuk jalan-jalan. Karena jalan-jalan itulah, makanya, bagi saya kota ini ya termasuk lumayan luas. Tapi, jangan dibandingin dengan Jakarta dong luasnya, ya Solo tentu kalah.. :)

Kota Solo (foto dari sini)


Dua hari di Solo, saya baru merasakan, kalau Kota Solo minim transportasi umum/angkot dan hampir gak ada yang namanya ojek, kecuali di terminal. Kalaupun ada mikrolet, lama nunggunya dan kondisinya sudah aduhai aduh..duh..duh...Begitu juga dengan Solo Batik Trans (seperti Trans Jakarta gitu), lama juga menunggunya, dan tak semua kawasan dilalui bus ini.

Tapi, Solo bertabur taxi dan becak.... uhuy..senangnya ngerasain naik becak lagi, setelah sekian lama tidak.. Dan kalau naik taxi, tarifnya minimal 25 ribu. Jadi, biarpun argonya tertera 12 ribuan, kita kudu tetep bayar 25 rebong Tapi, kalau tujuan ke bandara, taxinya langsung mematok harga 80 ribuan, karena taxinya kena cash juga di bandara, makanya biayanya mahal. Begitu sih kalau dari penjelasan sopir taxinya.

Ada 6 perusahaan atau merk taxi di Solo. Satu perusahaan bisa punya 100-400 armada, lho. Gak heran kalau taxi bertaburan di kota Surakarta ini. Oh ya, taxi di kota ini, modelnya Avanza semua alias gede-gede. Walau masih ada juga sih taxi yang berbentuk sedan. Nah, kalau di Jakarta, baru-baru ini saja bermunculan taxi Avanza, tapi kalau di Solo, sudah lama, tepatnya sejak jaman Pak Jokowi menjadi Walikota. 

Trus...selain bertabur taxi, Solo juga bertabur hotel. Jumlahnya ada kali sekitar 80an. Kalau Solo kota kecil, ya gak mungkin punya hotel sebanyak itu.
Dari hotel/penginapan murah, standar, hingga berbintang kejora, bisa ditemui. Ini juga menandakan bahwa pembangunan Solo berkembang pesat. Saat ke sana, saya mendapat informasi semua hotel di Solo, rata-rata penuh. Maklum, lagi musim liburan, untunglah hotel tempat saya menginap sudah di booking duluan. Ini juga menunjukkan bahwa kota ini sudah berhasil menarik perhatian wisatawan asing maupun domestik untuk berkunjung.

Dan di kota ini, tak heran juga ya kalau bertaburan kampung batik, museum batik dan gerai/outlet batik-batik yang asli, murah meriah cantik...:)) Ada  batik SOGA, Krisna dan Omah Laweyan yang terkenal ituh, hehehe.  

Kalau kulinernya, saya baru sempat mampir ke Pasar Gading, makan soto gading  yang terkenal di sana. Sedangkan, mencicipi bakso Alex yang juga terkenal di Solo, belum tercapai. Trus, waktu pulang dari pesta nikahan Wiwid, kita sempat nongkrong ke Cafe Tiga Tjeret yang ada di Jl. Ronggowarsito no. 97, Ngarsopuro. Udah deh, itu doang wisata kulinernya. Selebihnya, cari makan di dekat-dekat area Hotel Grand Orchid dan Hotel Zaen Syariah, tempat saya menginap, hehehe... 





Tapi, kalau ke Keraton Kasunan Surakarta dan Pasar Klewer, ya wajib dikunjungi, meski saya sudah pernah  kesana sebelumnya. Btw, Pasar Klewer yang saya kunjungi dekat keraton, owalah kok sekarang kecil, ya.  Beruntunglah saya sempet mencicipi Pasar Klewer yang belum terbakar, 9 tahun lalu, jadi tahu betapa luasnya pasar ini, dua tingkat ya atau 3 tingkat malah dulunya..:)) 




Ehmmm, masih pengen sih saya ke Solo lagi, trus lanjut ke Jogya dengan kereta Prameks, keinginan yang belum tercapai. Mungkin tahun depan kali ye, semoga kecapaian. Amin....




Sisihkan Sedikit Empati Anda di Bulan Dana PMI 2015/2016

Januari tahun lalu, saat melintas di wilayah terminal Kampung Melayu, Jakarta Timur, saya disuguhi dengan pemandangan yang tak biasa. Ratusan orang berteduh dan  beraktifitas di bawah jembatan fly over. Ada yang tidur, memasak, ngobrol sambil menyusui anak, ada pula yang santai duduk bersandar sambil menjaga barangnya.  Anak-anak pun bermain di dekat jembatan.

Pengungsi di bawah Fly Over , Kampung  Melayu, JakTim

Ya, warga yang berada disekitar Kampung Melayu, atau tepatnya Kampung Pulo, waktu itu rumah mereka dilanda banjir. Maka, mau tak mau harus mengungsi. Ada yang mengungsi di sekolah, gedung, mushola, menumpang ke rumah saudaranya di daerah lain yang tidak kebanjiran, dan ada pula yang merasakan betapa tak nyamannya “ngetem” di bawah jembatan. Tapi, Mereka tak punya pilihan. Hal ini pun bukan pertama kali terjadi. 
 


Untunglah banyak bantuan datang dari segala penjuru. Dari Basarnas, Pemprov DKI Jakarta, LSM, warga, dan PMI (Palang Merah Indonesia). Urusan logistik, seperti makanan, selimut, obat-obatan dan sebagainya akhirnya bisa dinikmati warga. Begitupun bantuan berupa uang dan sumbangan lainnya.

PMI misalnya, mendistribusikan ribuan porsi sarapan pagi berupa roti manis dan bubur kacang hijau, di beberapa wilayah Jakarta yang tengah mengalami banjir. Tak hanya di Kampung Pulo, tapi juga di Kelurahan Kebon Manggis, Kampung Melayu, Bidara Cina, Cawang, Cililitan dan lain-lain. 

PMI, tak hanya membantu saat terjadi banjir saja, tapi saat kebakaran menghanguskan  beberapa wilayah Jakarta, PMI pun ikut menyumbang selimut, tikar, baju, makanan dan lain lain. Tau sendiri kan, hampir tiap hari, biasanya di daerah Jakarta yang padat, ada saja terjadi kebakaran. Entah itu disebabkan karena kelalaian warga, atau  konsleting listrik.

Baru-baru ini, misalnya, kebakaran hebat melanda kawasan padat penduduk di Bukit Duri, Tebet, Jakarta Selatan.  71 rumah yang dihuni 400 jiwa pun hangus terbakar. PMI pun bersigap memberikan bantuan berupa tenda dan makanan. 

Ilustrasi kebakaran
Untuk warga atau anak kecil yang trauma akibat kebakaran atau banjir,  PMI juga memberikan pelayanan dukungan psikososial, untuk memulihkan keceriaan sang buah hati. Selain itu, PMI pun ikut bergerak membantu warga dengan pelayanan kesehatan, ambulans dan juga bantuan dapur umum di lapangan saat bencana.  

Nah, jika selama ini Anda hanya tau bahwa PMI cuma berhubungan dengan urusan donor darah semata, ternyata lebih dari itu. PMI, tak sekedar DONOR DARAH, tapi juga mencari DONOR DANA. Mencari Anda yang ingin berbagi empati.



So, kalau dengan mendonasikan darah satu kantung saja per orang, dikalikan dengan berapa banyak orang yang berdonor darah, maka itu sudah bisa membantu penyembuhan banyak orang. Begitupun dengan donor dana yang Anda salurkan, bisa membuat saudara kita yang tengah nelangsa akibat musibah yang mereka alami, tersenyum.



Musibah, tentu tak hanya terjadi di Jakarta saja. Saat ini misalnya, tiga kecamatan di Kabupaten Aceh Barat terisolir akibat banjir, bahkan ada warga yang meninggal karena hal ini. Begitu pun di Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, puluhan rumah terendam air akibat jebolnya tanggul Sungai Reja di dua lokasi, awal Desember ini. Ada pula musibah tanah longsor di Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat dan di Cilacap, Jawa Tengah. Mereka semua membutuhkan bantuan. 


Ilustrasi longsor

Untuk itu, saatnya kita sisihkan sedikit empati pada mereka. 
Ayo peduli bantu sesama.

Begitu banyak arah donor dana yang bisa Anda tunjukkan untuk warga yang terkena musibah melalui PMI di Bulan Dana PMI 2015/2016.

   
       

 Yuk, sisihkan sedikit rezeki Anda, dengan mengirimkan donasi ke : 

-Bank BCA Kantor Cabang Utama Thamrin, 
Nomor Rekening: 206-38-1794-5
 atas nama PMI DKI JAKARTA Panitia Bulan Dana PMI Provinsi DKI Jakarta. 

-Bank MANDIRI Kantor Cabang Kramat Raya, 

Nomor Rekening: 123-00-17091945
 atas nama PMI DKI JAKARTA Panitia Bulan Dana PMI Provinsi DKI Jakarta.

-Bank DKI Kantor Cabang Utama Juanda

 Nomor Rekening: 101-03-17094-7 
atas nama PMI DKI JAKARTA Panitia Bulan Dana PMI Provinsi DKI Jakarta. 


Yang namanya bencana....., memang tak bisa diprediksi. Kapan dan di mana akan terjadi?  Namun, itu tak berarti menyurutkan langkah untuk menebar empati dan bantuan kepada warga yang terkena musibah.

Lima Ribu Rupiah Bantuan Anda,
Sejuta Rasa Bagi yang Membutuhkan. 


http://citizen6.liputan6.com/read/2356908/yuk-ikut-lomba-blog-bulan-dana-pmi-berhadiah-total-rp-15-juta



Sumber  tulisan dan foto:
-news.liputan6 (dot)com
-tribun(dot)com
-beritasatu(dot)com
-jaringnews(dot)com
-kbr(dot)id
-news.okezone(dot)com
-tempo(dot)co
-lensaindonesia(dot)com 

"Selfie Stories" Hikmah Sebuah Perjuangan



"Selfie Stories" mejeng di Gramedia Plaza Semanggi, Jakarta.

Banyak kisah dibalik foto selfie atau wefie. Jika kita melihat foto wefie sekumpulan anak muda yang memakai toga saat hari wisudanya, itu bukan sekedar foto kemenangan dan kegembiraan semata. Tapi ada perjuangan dibaliknya yang membuat ia bisa meraih gelar sarjana.

Ada pula yang saat kecil bercita cita ingin menjelajah dunia, kini hal itu tercapai karena sesuatu hal. Dan hasil pencapaian itu diabadikan melalui selfie berlatar belakang land mark kota-kota keren yang ada di dunia.

Masih banyak lagi kisah-kisah di balik selfie. Tak sekedar hanya berjuang untuk mencapai  keinginan melalui foto selfie, tapi juga banyak cerita yang menginspirasi.

So, selfi tak hanya sekedar ajang narsis dan gaya-gayaan saja. Tapi tersirat kenangan di dalamnya. Misalnya, jika kita sedang berada di New York atau di Mesir, apakah rela tak mengabadikan kenangan saat berada di sana..? Hanya karena takut dinilai orang pamer dan narsis? 

Atau, saat melihat foto seseorang berada di depan Menara  Eiffel Paris, kita mungkin menduga, orang tersebut berhasil ke Paris karena ia banyak duit, lantas bisa liburan ke sana. Atau karena tugas kantor, makanya, bisa pasang gaya di Paris. Padahal, belum tentu karena faktor tadi.

Bisa saja,  berkat beasiswa yang dipegangnya maka ia bisa ke Paris. Dan mungkin saja ia mengalami peristiwa yang berdarah-darah dan nangis bombay untuk bisa meraih beasiswa idamannya itu. 

Atau, teman kerja saya, Findri, misalnya, yang gegara menikah dengan pria bule asal  Prancis, kini ia menetap disana dan berkali-kali berfoto di depan  menara itu. Padahal, kisah cintanya sebelum menikah dengan si bule, bisa dibilang penuh liku, hehehe.. Kini, ia sudah mendapatkan cintanya yang menghantarnya hingga ke Prancis.

Findri (kanan), wefie bersama saudaranya di depan Menara Eiffel, Paris.

Nah, karena begitu banyak kisah tersembunyi dibalik selfi atau wefie, 
maka si empunya blog emakgaoel.com, Winda Krisnadefa, 
membukukan kisah-kisah dibalik selfie tadi, dalam sebuah buku : 

 “Selfie  Stories_ Lukisan Diri Dalam Sekejab”

Buku Selfie Stories diantara jejeran buku lainnya di Gramedia.

Buku ini berisi kisah-kisah dibalik selfienya bloger-bloger kece di Indonesia. Salah satunya adalah Tanti Amelia, Dewi Rieka, Jihan Davincka, Fardelyn Hacky, Indah Nuria Savitri, Fita Chakra dan masih banyak lagi. 

Ceritanya nih, beberapa bulan lalu, blog emakgaoel.com mengadakan lomba “Selfie Stories”. Nah, puluhan cerita dari blogger-blogger yang mengikuti kompetisi ini, 22 diantaranya terpilih untuk dimuat dalam buku antologi terbitan Mizan. 

Kisah didalamnya penuh rupa dan warna. Dari soal pendidikan, cita-cita, perjuangan mendapatkan sesuatu yang diinginkan, tentang kehidupan orang lain atau orang yang dekat dengan si penulis, hingga cerita soal ketakutan akan ISIS.
  
Secara garis besar, cerita yang ada dalam buku "Selfie Stories" ini mengajarkan arti sebuah perjuangan dan tantangan. Jika bersabar, berdoa dan diiringi usaha, Insya Alloh akan tercapai, meski perlahan.

Nah, kemarin, saat main-main ke Gramedia Plaza Semanggi, Jakarta, eh, nemu deh buku bersampul biru ini, di bagian etalase buku kategori ”Pengembangan Diri”. Jikalau Anda lagi ke Gramedia mana pun, jika  kamu tertarik dengan buku ini, ada penampakannya kok.

Keren ya, dari selfie stories,  eh malah jadi buku. Nah, Anda  mungkin punya kisah selfie stories juga ?

Yuk, beli "Selfie Stories".

Pengalaman Memutihkan Gigi di HHDC Clinic


Saat menulis cerita ini, saya tengah dalam proses teeth whitening atau pemutihan gigi.  Tadi malam, adalah hari ke 7 saya menjalani prosesnya.

Bukaaaan....

Bukan,  karena gigiku terlampau kuning , makanya butuh diputihkan. Bukan pula pengen kayak artis yang giginya putih mentereng dan bersinar..... cling...

Tapi, ini saya lakukan karena tak mau menyia-nyiakan voucher dari HHDC klinik Thamrin City, yang saya dapat saat menghadiri acaranya sekitar sebulan lalu. Voucher itu, nilainya 3 juta rupiah, beb. Masak iya saya cuekin secarik kertas berharga itu ...? Gak semua orang bisa mendapatkan kesempatan ini,toh..? Iya, saya berhasil merebut vocher itu karena jerih payah jempol yang ikutan live tweet saat acara yang diadakan HHDC berlangsung, hehehe..

So, sudah dikasih rezeki dengan nominal voucher yang mahal, masak tak dipakai? Lagipula, saya juga pengen dong merasakan bagaimana kalau gigi saya menjadi lebih putih? Siapa tau Jashon Statham yang gagah dan rupawan itu akan naksir sama diri ini. :)))

Maka, 3 minggu  setelah acara edukasi itu, setelah membuat janji, saya menyambangi HHDC untuk melakukan proses pemutihan gigi. Ada drg. Ira yang menyambut saya dan membantu  melakukan proses pemutihan gigi . Ternyata, prosesnya gak langsung dikasih obat pemutih gigi. Tapi, gigi saya kudu dicetak dulu. Alat pencetaknya itu menggunakan sendok cetak dan  ada bahan yang sekilas seperti sabun mandi batangan gitu. Tapi, kata drg. Ira itu seperti silikon bahannya. 

Jadi, saat si sendok cetak yang menghantar bahan cetak dimasukkan  ke mulut, bahannya pun bisa mengikuti bentuk gigi, karena elastis. 


Tujuan pencetakan  gigi ini adalah untuk membuat semacam pembungkus gigi. Namanya tray. Nah, setelah gigi saya dicetak, udah deh saya pulang, hehehe. Gitu aja..? Iya, gitu aja, karena cetakan gigi tadi harus dikirim dulu oleh pihak  HHDC Thamrin City, ke HHDC yang ada di Sudirman untuk dibentuk menjadi tray.

Dua hari setelahnya, Mbak Yani dari HHDC mengabari saya kalau tray saya sudah jadi. So, saya harus datang kembali ke HHDC untuk mengambit tray sekaligus diajarin cara memasang dan mengoleskan gelnya di dalam tray.

Jadi, didalam tray itu dioleskan gel pemutih. Gel itu disimpan dalam wadah seperti alat suntik gitu. Buatan USA lho gel pemutih ini, makanya biaya pemutihan gigi itu mahal ya, bahannya saja dari impor, hehehe. Nah, saat “menyuntikkan” gel ke tray, cukup 1/3 bagian dari tray saja. Karena kalau kebanyakan, maka saat tray dipasang di gigi, gelnya bisa keluar atau meluber. Jadi gak enak, toh.

Oh ya, sewaktu drg Ira mengajari atau memperlihatkan kepada saya bagaimana cara mengoleskan gel ke tray, ia mewanti-wanti, kalau dalam prosesnya nanti, tetiba saya mengalami ngilu terus menerus karena dampak  keasaman gel pemutih, maka pemakaian harus dihentikan. Itu artinya, gigi saya tak cocok dengan proses  tersebut  Jadi, bisa saja say bye bye dental whitening, hehe...

Tapi, untungnya, setelah pemakaian pertama, saya tak terlalu merasakan ngilu yang berlebihan. Kalau asamnya terasa, iya, tapi gak terlalu menohok.. Artinya, saya bisa melanjutkan proses ini.

Penggunaan gel, minimal 4 jam dan  maksimal 6 jam, selama kurang lebih 12 hari, atau sehabisnya gel pemutih tadi. Dan itu harus dilakukan rutin setiap hari. Dihari pertama pemakain tray dan gel yang dibantu drg. Ira, saya melihat saat itu jam menunjukkan angka 2 siang. Artinya, saya harus melepaskan traynya sekitar jam 7 malem. Selama pemasangan tray, saya tak boleh minum dan makan. Tau dong kenapa? Ya, karena akan mengganggu prosesnya. Tapi kalau untuk ngobrol bisa dong, hehehe. Pemasangan tray ini tak mengganggu kenyamanan kita saat berbicara, kok. 


Nah, setelah tray dilepas, gelnya terasa euy belepotan di gigi, licin-licin gitu, wkwkwkw. Tapi, cukup di kumur kumur saja , habis itu sudah bersih kembali dan tak meninggalkan rasa apa pun, kok. 

Dan ketika saya melihat penampakan warna gigi saya di cermin, wow, warnanya langsung putih dari sebelumnya cuy.... “Hmmm,  cepat juga  prosesnya", bathin saya. Setelah itu, saya makan, karena laper euy, 5 jam lebih kagak ngudap-ngudap, hihihi.... 



Pantangan dan akibatnya bila melanggar !! 

Agar  putihnya maksimal, kata drg. Ira, syaratnya gak boleh minum kopi, teh, jus, merokok, dan makanan berkuah yang menggunakan bumbu kunyit, seperti soto. Tau dong ya, kunyit itu kan warnanya kuat bingit, dan akan mempengaruhi warna gigi. So, saya  harus meninggalkan minuman yang enak-enak itu selama beberapa hari kedepan. Tapi, demi si gigi putih. Gak apa-apa deh..:) 


Hari pertama, kedua, ketiga dan  keempat, saya lalui dengan mulus. Oh ya, dari hari pertama sampai hari ketiga, saya memakai tray saat siang sampai malam. Setelah itu makan. Tapi, karena  mendengar cerita teman, katanya orang yang dalam proses pemutihan gigi itu, biasanya memakai tray plus gelnya di malam hari sebelum tidur, biar gak ditimpa makan lagi sesudahnya. Cuma, kata drg Ira, takutnya ketiduran atau kebawa sampe tidur. Dan itu bahaya. Kan, maksimal pemakaian perhari 6 jam, kalau lebih, ntar ada dampaknya.

Tapi eh tapi, saya kepengen juga memakai tray di malam hari. Akhirnya di hari ke 4, saya melakukannya sebelum tidur. Saya pun mengatur waktu. Hari itu, saya makannya sore, sekitar pukul 18.00. Trus, kasih jeda sedikit, jam 19 baru pasang tray sampai jam 12 malam. Pada hari ke lima, saya pun mengatur waktu melakukan hal yang sama.   

Namuunn.... 

Lhooo......besooknya kok gigi saya ngilu teramat sangat, menjadi sensitif. Disundul pake lidah aja ngilu. Minum air yang rada dingin aja, ngilu ngilu. Ulalala, apa yang salah..? Ouw, barulah saya ingat, kemarinnya sekitar jam 18.00, sesudah makan nasi, saya meminum minuman jeruk kemasan. Botolnya ukuran gede lagi. Saya minum dong tanpa ras awas was.

Ternyata eh ternyata, minuman itu mengandung asam sitrat tinggi, yang menjadi salah satu pantangan dalam proses pemutihan gigi. Alamak..Piye..? Saya baru ngeh, kalau minuman ini, ya sejenis jus gitu. Hadeeehhh...Kan sudah dibilangin, minum jus gak boleh... :((

Ya, saat saya baca di buku petunjuknya, mengkonsumsi jus yang mengandung asam sitrat tinggi akan menyebabkan gigi sensitif. Dan itu terjadi...! Karena, secara logika, minuman jeruk kemasan itu asam, nah, ditampol gel pemutih yang juga asam. Ya, gitu hasilnya. Jleb banget deh, saya melanggar pantangan tanpa sengaja.

Ketakutan pun datang, apakah gigi saya akan sensitif selamanya? Ataukah hanya sementara waktu..? Mau bilang ke dokternya maluuuukk.. Kan kesalahan ada pada saya sendiri, hihihih...

Jadi, karena takut kenapa-kenapa, akhirnya di hari itu, yang harusnya menjadi hari ke 6 saya dalam proses ini, saya tak memasang tray dan gel, karena  takut gigi saya semakin sensitif. 

Esoknya, saya tunggu. Apakah rasa sensitif itu akan hilang? Ternyata belum. Tapi, sudah mendingan. Esoknya lagi, atau Rabu (25/11) sudah lebih mendingan lagi. Hanya sesekali saja sensitifnya muncul. Akhirnya, malamnya saya memberanikan diri untuk memasang tray dan gel. Sepanjang malam, saat tray dan gel dipasang, sampai tray dilepas, gigi saya tak menunjukkan reaksi yang gimana-gimana gituh. Saat terbangun tidur pada Kamis pagi (26/11), gigi saya aman-aman saja, meski ada sedikit rasa ngilu yang hilang timbul. 

Namun, saat Kamis sore, ngilunya mulai kambuh lagi, tapi malamnya saya tetap pasang gel dan tray. Eh, Jumat pagi ini (27/11), gigi saya kembali ngilu dan cenat cenut yang mengganggu. Oh, ternyata gigi yang sensitif gegara meminum minuman asam, belumnlah sembuh benar. So, apakah ini pertanda saya tak bisa meneruskan proses ini..? Malam ini, sepertinya saya tak akan memasang gel/tray dulu. Karena takutnya akan bahaya bila dipaksakan memasang gel sementara gigi saya tengah sensitif. Saya tau ini bukan kesalahan pada obat dan prosesnya, tapi kesalahan saya yang melanggar pantangan... 
 
Hari ini pun saya sudah berencana berkirim email ke drg. Ira, untuk mengkonsultasikan hal ini. Apakah bisa dilanjutkan atau di stop saja..?

Haduuuuh ...kapok deh kalau gak hati-hati membaca pantangan teeth whitening.

Oh ya, proses  yang saya lakukan ini adalah proses pemutihan gigi yang dilakukan di rumah, lho. Ada pula yang prosesnya langsung di ruang praktek dokter, yang hanya memakan waktu kurang lebih 60 menit. Gigi pun  langsung putih, gak  perlu lagi mesti sampai beberapa hari pakai gel. Tapi, tentu saja, proses yang dilakukan langsung oleh dokter giginya itu ya mahal,lah. Hihiihi....

Nah, ada yang mau giginya diputihkan juga? Coba intip-intiplah websitenya HHDC untuk mencari lebih dalam informasinya Tapi, ingat jangan melanggar pantangan seperti saya, ya..


Suplemen Kolagen Agelez Bihaku, Menjaga Kekenyalan dan Kesehatan Kulit.

Me, with Agelez Bihaku

Kertas undangan bernada gold dan pink, yang dihiasi pita cantik warna senada, sore dua minggu lalu, tiba di kantor saya. Ouw, rupanya itu adalah undangan dari Agelez Bihaku, yang mengajak saya untuk mencoba atau mencicipi formula uniknya. Kebetulan, produk ini sedang membuka booth di Central Park Mall, Jakarta, akhir Oktober lalu.

Karena hari itu weekend, saya off kerja dan kebetulan pula  sudah lama tak mengunjungi mall elit yang berada di kawasan Jakarta Barat itu, maka saya bisa memenuhi undangannya. Tapi, sebenarnya faktor utama yang membuat saya melangkahkan kaki ke sana adalah rasa penasaran dengan Agelez Bihaku. 


Undangan cantik nuansa pink

Membalut produknya dengan warna yang disukai wanita, pink berpadu gold (kuning emas), sepertinya produk ini sangat special untuk kaum hawa. Maka, beruntunglah saya mendapatkan tawaran dari Shelli Bilanti dari Agelez Bihaku, yang sebelumnya menyapa saya melalui email. Tapi, meski kemasannya memanjakan mata wanita, bukan bearti pria tak boleh mengkonsumsinya, boleh saja dong.

Nah, sebelum saya mengiyakan ajakan untuk mencoba produk dari Jepang ini, saya cara tau dulu, apa itu Agelez Bihaku. Jujur,  saya baru mendengarnya. Bagaimana dengan Anda.? Apakah baru mengetahuinya nama produk ini juga?

Agelez Bihaku, diintip dari websitenya di www.agelezbihaku.co.id/ adalah Suplemen kolagen dengan formula cair yang unik dan kuat dari Jepang. Setiap botolnya mengandung 13500mg Nano Collagen. Ini adalah  sulplemen kollagen yang memiliki konsestrat tertinggi pertama di Indonesia. Ya, dengan teknologi terbaru dari jepang, membuat partikel kolagennya  jauh lebih kecil (800Da) dari ukuran kolagen ikan lainnya sehingga penyerapan terbukti lebih cepat dan lebih baik.

Formula yang ada di dalam sebotol Agelez Bihaku, bisa meningkatkan elastisitas kulit, kekencangan dan hidrasi. Didalamnya kandungannya, juga  terdapat  kandungan bahan anti penuaan aktif untuk mengembalikan cahaya alami kulit, mengatasi kulit kusam dan membantu mengurangi tanda-tanda penuaan dari dalam ke luar. Selain itu, suplemn ini juga berfungsi sebagai zat pendetoksifikasi hati dari zat-zat kimia dan bahan pengawet.  


Nah, karena sudah tau gambarannya dan tertarik, maka, Sabtu (31/10/2105) lalu, saya menyambangi boothnya untuk melihat dan mendapatkan produk unik ini. Ada Mas Agung Paramita, Exibition Manager, yang menyambut saya bersama tiga orang SPG  cantik yang menggawangi booth bernuansa pink itu..

Sebelum diberikan pengetahuan soal Agelez Bihaku, mbak SPG yang ramah menyuruh saya duduk di kursi. Di depannya ada komputer yang terletak di atas meja. Layar komputer itu memajang kondisi kulit wajah. Ouw, rupanya, kulit wajah saya ingin diperiksa toh untuk mengetahui berapa kadar pigmen (kondisi warna kulit) Moisture (kelembapan) dan tingkat collagennya (kekenyalan).

Apa hasilnya...? Nah, sebelum saya paparkan hasil pemeriksaan kondisi kulit saya,  supaya mudah dimengerti, di bawah ini saya hadirkan angka ideal standar nilai kesehatan  kulit.
 
Setelah diperiksa, eng ing eng....hasilnya menunjukkan, untuk kadar collagen, Alhamdullilah, saya masuk kategori baik. Angka yang keluar di layar monitor adalah 65. Tapi,  pigmen  kulit saya mencapai angka 75. Kata si mbak yang memeriksa,  kulit wajah saya banyak bintik bintik hitam. Padahal, kalau dilihat sekilas, tak ada bintik hitam di wajah saya, kalau bekas jewarat sih  ada, hehehe.  Tapi, yang dimaksud oleh si mbak SPGnya, tentulah pigmen karena terkena sinar matahari, faktor nutrisi atau pemakaian kosmetik yang berlebihan dan tidak cocok. 

Nah....nah, saya menduga, efek sinar UV ah yang membuat pigmen kulit saya mendapat angka cukup tinggi. Soalnya saya sering bepergian dan terkena paparan sinar UV langsung. Alat yang memeriksanya, tentu cukup jeli untuk menangkap sesuatu yang ada pada wajah saya, termasuklah si bintik-bintik hitam itu, yang meski kalau secara kasat mata tak terlihat. 

Sementara itu, kondisi kelembapan kulit atau moisture, saya mendapatkan nilai 3. Buset dah, ini bearti kulitku kering dan membutuhkan nutrisi dan suplemen nih.


Kata Mas Agung, sebenarnya banyak sekali indikasi kesehatan  kulit kita yang perlu diperiksa, dirawat dan  disadari. Tapi ketiga hal tadi (kelembapan, pigmen dan collagen/kekenyalan) adalah yang paling penting. Makanya di booth Agelez Bihaku, saya hanya diperiksa 3 jenis kondisi itu saja. Tapi, kalau mau diperiksa lebih dari kategori itu juga boleh, kok, hehehe..

Kenapa collagen itu penting...?
 
Mengapa Agelez Bihaku peduli dengan masalah collagen..? 

Manfaat collagen itu banyak banget. Semua orang butuh collagen tanpa memandang jenis kelamin dan usia. Semakin usia bertambah, semakin berkurang collagen dalam tubuh kita. Jadi, untuk menjaga kekenyalan kulit, kita perlu mengkonsumsi suplemen yang mengandung collagen. 

Collagen, adalah protein yang ditemukan pada jaringan ikat di tubuh manusia. Keberadaannya kurang lebih mencapai 30% dari seluruh protein yang terdapat di tubuh. Collagen merupakan struktur organik pembangun tulang, gigi, sendi, otot, dan kulit. Serat collagen memiliki daya tahan yang kuat terhadap tekanan terutma sifat kelenturannya terhadap tulang. Kalau produksi collagen menurun seiring bertambahnya usia, dampaknya adalah kulit menjadi kering dan berkurangnya sifat elastisitas kulit atau kekenyalannya menurun. 

Dampak dari itu adalah akan timbul penuaan, muncul garis-garis halus dan juga kerutan. Untuk itulah,  collagen sangat dibutuhkan sebagai pembentukan sel kulit baru. Proses penurunan produksi collagen biasanya terjadi di atas usia 25 tahun. Sebesar 1,5% pertahun, collagen berkurang dari dalam tubuh.  Padahal,  collagen sangat dibutuhkan untuk tetap menjaga kekencangan kulit, mencegah penuaan dini, kulit kusam, nyeri otot dan menyembuhkan kerusakan kulit.

Collagen, bukan hanya melulu soal kecantikan tapi juga baik bagi kesehatan. Nutrisi pada otak kita, juga  disuplai oleh sel gula yang didukung oleh jaringan collagen. Saraf kranial pada otak tidak dapat menerima nutrisi jika jaringan collagen menipis. Sehingga untuk menjaga jaringan ini, diperlukan asupan collagen tambahan. Selain itu, dengan mengonsumsi collagen, maka otak bisa berkerja lebih baik.


Nah, salah satu produk terbaik dengan kandungan collagen yang tinggi adalah Agelez Bihaku. Suplemen ini memiliki kandungan collagen tertinggi dibandingkan produk-produk yang telah beredar saat ini di Indonesia.

Eits, bukan hanya collagen lho yang dikandung oleh Agelez Bihaku. Waktu main ke boothnya, ada banyak penjelasan dan icon atau pin yang menggambarkan kandungan apa saja yang sudah ngetem di dalam botol berkhasiat itu. 





Ya, ada 10 bahan anti penuaan berkualitas tinggi lainnya yang terkandung dalam satu botol cantik itu, seperti...

Salmon Ovarium Peptida, Beras stemcell, Lcysteine, MP marine Placenta, Biotin, vitamin E, Vitamin C, Ektrak protein Salmon, elastin, phyto ceramide, hyaluronic acid, coenzyme Q-10, Premium nana collagen dan lain lain.  


Hyaluronic Acid, misalnya, ini adalah zat yang mengikat air dalam tubuh kita dan berfungsi untuk memelihara elastisitas kulit dan menjaga kelembapan pada kulit, sendi, bibir dan mata. Kandungan ini juga berfungsi meredakan inflamasi, terkenal dengan kemampuan untuk berkomunikasi dengan sel-sel lainnya serta mencegah hilangnya kelembapan pada kulit. Jadi tidak heran jika banyak yang melansir HA sebagai “fountain of youth”atau rahasia awet muda.

Ada pula Elastin. Ini  adalah protein pada kulit dan jaringan tubuh yang membantu untuk menjaga kulit supaya fleksibel dan kencang. Serat protein ini mampu meregang lalu kembali ke bentuk semula seperti karet atau memberikan efek atau reaksi kembali ke posisi semula saat kulit ditarik. 

Elastin akan semakin berkurang seiring dengan bertambahnya usia. Kehilangan atau berkurangnya elastin akan mengakibatkan kulit menjadi berkerut. Nah, Elastin (salmon) ini tidak hanya diproduksi oleh tubuh, tapi kita juga bisa menemukan elastin di produk perawatan kulit. Ya, kandungan ini juga ada di Agelez Bihaku.




Biotin atau vitamin B7,adalah suatu vitamin yang larut dalam air. Biotin juga bisa dikatakan dengan vitamin H yang memiliki peranan yang sangat penting dalam reaksi biokimia di pada tubuh, seperti dalam transfer karbon dioksida dan metabolisme karbohidrat dan lemak. Tidak seperti kebanyakan vitamin yang lain, biotin merupakan salah satu jenis vitamin yang cukup stabil dalam berbagai kondisi lingkungan, seperti panas, paparan cahaya matahari, dan oksigen.

Fungsi utama biotin di pada tubuh adalah membantu metabolisme lemak, protein, dan karbohidrat yang akan membentuk molekul gula sederhana (glukosa), asam lemak, dan asam amino. 

Selain itu, biotin juga mampu menurunkan kadar gula darah serta memperkuat struktur rambut dan kuku. Terkait dengan peranannya dalam metabolisme energi, vitamin ini dapat meningkatkan efisiensi dan mengkatalis pemecahan lemak tubuh. 



Lysteine (l-cysteine), adalah asam amino yang mengandung gugus sulfur. Cysteine, secara alami terdapat dalam makanan (kuning telur, bawang putih, brokoli, oat, dan wheat germ) dan juga diproduksi oleh liver dari asam amino methionine. L-cysteine ini memiliki kontribusi terhadap pembentukan glutathione.  Tanpa glutation fungsi metabolik dalam sel-sel tubuh kita akan mengalami kegagalan karena tidak adanya perbaikan akibat paparan radiasi, radikal bebas, logam berat yang membombardir sel-sell tubuh.  

Fungsi penting cysteine lainnya adalah membantu tubuh untuk proses detoksifikasi atau pembuangan racun bahan kimia dan logam berat, pembentukan dari glutation, membawa zat-zat gizi penting menuju sel-sel yang berperan dalam kekebalan tubuh dan membantu mengurangi lendir pada saluran pernapasan.

Belum lagi manfaat dari vitamin E yang memberikan perlindungan terhadap racun seperti polusi udara, gangguan kulit, penuaan kulit, keluhan penyakit saraf seperti Alzheimer masih banyak  lagi manfaatnya.

Begitu juga dengan kandungan vitamin C yang  mampu melindungi tubuh kita dari infeksi, serta menjaga kesehatan tulang dan gigi. Vitamin C juga diperlukan untuk kolagen dan merupakan antioksidan yang kuat dan efektif, yang berguna untuk melindungi tubuh kita dari radikal bebas yang menyebabkan kerusakan, membantu memperbaiki tekstur kulit dan merawat kesehatan rambut.

Nah, tuh kan, banyak banget manfaat yang terkandung dalam satu botol Agelez Bihaku. Makanya saya beruntung bisa mendapatkan 10 botol suplemen ini secara gratis saat mengunjungi boothnya. 10 botol itu digunakan untuk pemakaian selama dua minggu. Selain mendapatkan satu kotak produk berkhasiat ini, saya juga mendapat mug cantik, buku agenda dan voucher senilai Rp. 100.000 untuk pembelian produk Agelez Bihaku.






Jika Anda berbelanja di booth ini, akan diberikan hadiah melalui permainan putaran panah, seperti gambar di bawah ini. Jika diputar, dan lantas putarannya berhenti di sesuatu jenis hadiah, maka itulah hadiah yang didapat.

Seru ya...







Pertama kali mencoba keesokan harinya, rasa cairan suplemennya seperti buah peach atau buah persik. Ada rasa manis, ada pula rasa asamnya. Saya mengkonsumsinya mulai senin sampai Jum'at atau 5 hari. 1 botol untuk 1 hari. Boleh pagi, siang atau malam, sesuai keinginan saja. Sementara, di hari Sabtu dan minggu, di off kan dulu, memang begitu aturannya. Kemudian, 5 botolnya lagi, dilanjutkan kembali pada hari Senin sampai Jum'at. Bagi anda yang berusia 25 tahun ke atas dan baru pertama kali mengkonsumsi Agelez Bihaku, memang dianjurkan meminumnya 5 botol/minggu. Nah, setelah bulan berikutnya, bisa dikurangi menjadi 3 botol/minggu.

Saya mengkonsumsinya di pagi hari, sebelum sarapan. Berhubung anak kos, ya manalah sempat bikin sarapan sendiri. Nah, makanya saya ganjal dengan meminum suplemen ini sambil menuju ke kantor. Menurut Mbak SPGnya,  kalau mengkonsumsi Agelez di pagi hari, bisa membuat rasa kenyang, cocok bagi yang ingin berdiet. Dan saya membuktikannya, ketika saya mengkonsumsinya sebelum sarapan, saat perut kosong, lumayan cukup mengganjal perut selama 2-3 jam. Setelah itu, baru saya isi dengan cemilan atau nasi uduk, hehehe..

Oh ya, Agelez Bihaku ini boleh saja lho kalau mau dicampur dengan minuman lain. Saya pernah mencampurnya dengan teh yang diberi jeruk nipis dan jeruk purut, wuih rasanya lebih nikmat.


Kini sudah dua minggu saya mengkonsumsinya. Kulit wajah saya sedikit lebih cerah. Tapi, tentu saja belum maksimal banget, karena kalau ingin hasilnya lebih bagus  lagi, ya harus rutin mengkonsumsinya. 

Satu kotak Agelez Bihaku yang berisi 10 botol, harganya sekitar Rp.850.000. Mahal..? Untuk kalangan menegah seperti saya, iya, saya merasakan harganya cukup tinggi. Tapi, karena banyak khasiat dan kandungannay, ya banyak pula duit yang mesti dikeluarkan.

So, kenapa produk ini mematok harga segitu.? 

Masih dari penjelasan Mas Agung, dalam satu botolnya, sudah mengandung semua bahan-bahan yang dibutuhkan untuk membantu mengembalikan cahaya alami kulit, mengatasi kulit kusam, menambah kekenyalan, dan  mengurangi tanda-tanda penuaan dari dalam ke luar, seperti yang saya katakan tadi. 

Sementara, suplemen  lain yang serupa, ada yang hanya mengandung Lcysteine saja, atau elastin-nya saja. Ada juga yang cuma menawarkan hyaluronic acid, doang. Tapi, di dalam satu botol Agelez Bihaku, semua kandungan tadi, sudah dirangkum dalam satu botol. Jadi, kalau dihitung-hitung, ya sama saja.

Produk ini baru 1 tahun masuk ke Indonesia, wajar kalau masih banyak yang belum mengenalnya. Meski begitu, Agelez Bihaku mengklaim, suplemen ini sudah memiliki perijinan legal, halal  dan sehat untuk dikonsumsi. 



Nah, tertarik untuk mengenalnya lebih dalam, silahkan kulik twitter dan instagramnya di @ageleszbihakuid, Facebook di Agelez Bihaku Indonesia.

Atau, buat Anda yang berada di Jabodetabek, boleh main ke Living World Alam Sutera, Tangerang, Ground Floor, 17-23 November 2015, karena Agelez Bihaku akan membuka booth di sana. Jika Anda menyambangi boothnya, bisa mendapatkan penjelasan lebih lengkap lagi soal khasiatnya.