Saya paling suka kalau diajak seseruan
yauw. Apalagi ini diajak seru-seruan di ajang yang rame, di mall pula. Iya,
sabtu 27 Des 2014 kemarin, saya bisa ada ditengah acara Green Food Festival
2014, yang mengangkat tema “4 sehat BELUM SEMPURNA tanpa PANGAN LOKAL”,.
Gelaran di Plaza Atrium kemarin adalah acara
puncak yang menghadirkan kreatifitas pangan lokal dari beberapa daerah ini. So,
banyak sekali bertaburan ragam
pangan lokal di masing-masing booth yang ikut meyemarakkan hajatan tuk yang
ketiga kalinya ini.
Suasana Green Food Festival 2014 |
Di acara ini, saya melihat ada papeda dan mi
sagu di boothnya adik-adik mahasiswa Papua yang kuliah di Bogor. Lengkap dengan
kerajinan tangan khas papua. Untuk hal ini, saya sudah mengulasnya tersendiri
disini.
booth Papua |
Ada pula penampakan Sorgum di booth
@Kainara, yang menghadirkan cemilan /snack seperti soun, cookies, emping, kripik
, abon, kecap dan lain-lain.
booth Kainara |
Buat yang pengen minum ramuan
dari bahan herbal,seperti beras kencur, kunyit asam dan teh rosella, ada lo di
booth @Nabatee. Saya beli dua botol. Minuman beras kencur dan teh rosella.
Yang beras kencur dah habis, yang
rosella menyusul, hehehe. Harganya Rp. 13.000 perbotol, kalau beli 2 jadi Rp.
25.000. Discount seribu yak, yah
lumayanlah, hehhe..
Saya dan temen-temen lagi di boothnya @nabatee nih |
Banyak tuh sajian @nabatee |
Eh, saya juga membeli yogurt
rasa mangga, dari Fresyo Yogurt, yang punya tagline “Biar asam tapi sehat”. Iya
sih, yogurt emang menyehatkan. Dan pilihan rasa yang dihadirkan di booth inipun
banyak. Ada murbei, plain, stroberry dll.
Booth Fresyo Yogurt |
Disamping booth yogurt ini, ada
penampakan kotak kemasan berwarna hitam. Ouw, apakah isinya,..? Ternyata ini
adalah kemasan wedang beras hitam. Hah, beras hitam..? Ternyata ada toh beras
hitam. Selama ini kita taunya beras merah dan putih aja yak. Paling banter
taunya ketan hitam yang sering dicampur dengan kacang hijau. Tapi, di tempat
ini, saya bisa melihat penampakan beras hitam, yang benar-benar hitam,
sodara-sodara. Wew… !! Hayo, anda juga baru tau kali ya kalau ada beras hitam..? hehehe Toss
dulu dunk.. Dan ternyata, beras hitam ini bisa diolah jadi wedang. Enak, lo.
Saya juga menyicip samplenya. Mengenyangkan dan sehat. Ehm.. mau tau info lebih lanjut soal ini, sila
follow twitternya di @hitamkanberasmu
Wedang beras hitam |
Beranjak ke booth yang paling
pinggir, eh, ada penampakan aneka sabun, kosmetik, dan baby oil dari bahan
herbal. Yup, ibu-ibu kreatif dan keren yang tergabung dalam Green Mommy atau @GreenJapok,
tak ketinggalan menjajakan kebutuhan kecantikan itu. Banyak banget
lo pilihan produknya.
Ini booth Green japok |
Green Japoknya lagi ditanya tanya nih sama MC nya, hehhe |
Nah, buat yang ingin tau
tentang informasi pedesaan dan persawitan, @DesaSejahtera dan @Sawit_Watch menghadirkan tampilan ragam
informasi tersebut di booth masing–masing. Eh, di booh sawit watch, bisa ditemukan juga rotan, bambu dan sawit pastinya..
Booth Sawit watch |
Booth Desa Sejahtera |
Oh, ya, sebagai pemanasan, mas Bondan dari Sawit watch, menjelaskan terlebih dulu kepada pengunjung apa tujuan dan latar belakang acara ini diadakan, supaya pengunjung mall lebih ngeh dengan ajang ini. Salahsatu tujuan acara ini, agar potensi pangan lokal yang jumlahnya mencapai ribuan itu bisa diketahui masyarakat.
Selama ini, kita taunya beras sebagai bahan makanan utama, ternyata tak hanya beras, lo yang mengandung karbohidrat. Ada sagu, sorghum, rotan, dan bambu muda, bisa disajikan sebagai masakan yang lezat dan mengenyangkan.
Bondan dari sawit watch, sedang tik tok barang duo MC gokil, hahaha |
Eh, yang pengen nulis-nulis apa sih favorit
pangan lokalnya.? Disediakan juga lo kubikel khusus tuk pengunjung mall yang
ingin berbagi info pangan lokal khas daerahnya. Kalau sudah nulis dengan
cantik, dapet goody bag deh dari panitianya, hehehe. Seru, kan..?
Hayo, apa pangan lokalnya, mas..? |
Mari mari..tulis dunk... |
Demo masak
Nah, sambil keliling-keliling
booth, pengunjung juga bisa melihat demo masak dari pangan lokal. Sore itu,
Chef Ena yang sudah sering mengisi acara di Green Food Festival di tahun-tahun
sebelumnya, kembali memperlihatkan keahliannya. Kali ini, ia mengolah resep
dari bahan keladi, ikan dan saos nanas. Duh, saya lupa, apa nama resepnya :(
Yg dipegang Chef Ena, itu keladi lo, |
Chef Ena beraksi |
Cie, Chef Ena masak ditemenin sama duo MC. hihihi |
Sekitar 30 menitan, masakanpun
sudah matang. Jadi, keladinya tadi, setelah direbus, trus di hancurin, tuk jadi
cocolannya si ikan, hehhe
Tarraaa, ......
Ini dia penampakkanya...
Ini dia masakannya.. |
Yey, pengunjung mall pun
berebut mau icip-icip masakan dari chef profesional ini. saya juga nyicip dunk
pastinya, hehehe
Ayo-ayo..icip-icip....enak gak..? |
Pengumuman pemenang resep
pangan lokal
Sebelum
saya hadir di acara ini, saya sudah menuliskan woro-woro dan cikal bakal
tentang ajang keren ini. Pun, lomba resep masak pangan lokal, yang
akhirnya diumumkan di acara puncak itu, juga sudah saya tulis disini.
Nah,
siapakah yang sudah mengirimkan resepnya ? Andakah pemenangnya...?
Ini dia
pemenangnya :
Pemenang pertama dimenangkan
oleh Rachmah Setyawati dengan resep “Bubur Gurih Sagon” dan berhak
atas uang tunai Rp. 3.000.000.
Ini dia juara pertama. yey! Selamat ! |
Pemenang kedua, resep “Cupcake
Sorghum” diraih Marina Noor, dan hadiah uang tunai Rp. 2.000.000.
Mariana Noor, pemenang kedua |
Sedangkan, resep “Pepes Rebung
Kemangi” racikan Nuryana menjadi juara ketiga, dengan hadiah Rp. 1.000.000.
Selamat !
Oh ya, berhubung pemenang ketiga tidak hadir pada acara tersebut, jadi diwakilkan oleh pihak dari KBR yang menerima hadiahnya.
Ini simbolis pemenang ketiga. |
Resep sang pemenang
Diantara ketiga pemenang
tersebut, Chef Ena Lubis, yang bertindak sebagai juri, memilih pemenang kedua
untuk mendemokan “Cupcake Shorgum” di hadapan pengunjung dan tamu undangan.
Menurut Chef Ena, resep ini dipilih karena bahannya unik dan cara pembuatannya
mudah.
Ini dia sorghum (atas). Pernah melihatnya.? |
Dan... Ini dia mbak Marina Noor, yang
juga seorang ahli gizi, sedang mendemokan resep yang di lombakannya.
Taraaa.....ini dia hasilnya...
Eh, tapi itu cupcakenya kan belum dikasih krim, biar cantik gitu loh.... Tenang...nih, mbak Mariana lagi oleskan krim di atas cupcakenya..
Nah, setelah dikasih krim dan
mutiara, jadi lebih cantik deh….
Ihiy, jadi cantikss... |
Pengunjung yang hadirpun
antusias melihat dan mencicipi hasil masakan yang prosesnya hanya sekitar 30
menit itu.
Eallah..itu tangan siapa..? Gak sabaran ya...? |
Begini suasananya dari kejauhan |
Tak cuma demo masak dan sajian
pangan lokal saja lo yang dinikimati hari itu, tapi juga ada penampilan Atmosfir
Band dan Papua Dance, serta games / kuis menarik laiinnya bagi pengunjung mall
yang terlibat di acara seru ini.
Tepat jam 20.00 WIB, acara yang
bertujuan mengenalkan pangan lokal lebih luas lagi kepada masyarakat inipun,
bearakhir. Papua dance yang dibawakan oleh adik adik mahasiswa IPB, menutup kebersamaan yang….ah, gak kerasa 5 jam
sudah kami bergulat di keseruan itu.
Tarian Papua |
Aih, asyiknya... Semoga acara ini
rutn dilaksanakan setiap tahun. Agar lebih banyak lagi pangan lokal yang
selama ini “tersembunyi’, bisa terkuak, dan menjadi pasar komoditas masyarakat
. Amin.
Oh, ya, acara unik ini
terselenggara berkat kerjasama yang apik, Green Radio, KBR dan Sawit Watch.
Panitia foto bareng dulu..;) |