Main Bersama Blogger


Saya  sedang unjuk aksi yel yel bersama teman-teman blogger.


Kalau bukan karena blogger, gak akan bisa bermain sambil nyanyi lagu anak-anak, kayak foto diatas noh. 

"Sorong ke kanan…..Sorong ke kiri…. Traalala...lala...lala..lala..."
 

Itu  sepenggal lagu anak-anak era 70-an. Gegara menyanyikan lagu itulah, maka gaya saya dan teman-teman blogger jadi  nyorong-nyorong tangannya, ketika ditantang menunjukkan yel-yel yang seru antar sesama kelompok peserta acara “Blogger Bicara Komunitas “.

April 2013, itulah pertama kalinya saya ikut acara blogger yang diadakan Blog Detik di Jakarta. Waktu itu, masih jadi blogger unyu-unyu alias baru 5 bulanan kecemplung di dunia blogger. Itupun belum aktif nulisnya, cuma isengan doang.

Tapi, acara itu menjadikan moment pertama saya bertemu banyak blogger sekaligus mengenal Komunitas Kumpulan Emak Blogger (KEB) dan komunitas blogger lainnya.

Pulang dari acara yang seru itu, saya langsung mencari tau tentang KEB dan langsung mengajukan diri tuk bergabung. Berkatnya, saya beneran jadi blogger sampe sekarang, sampe hari ini, 27 Oktober 2014, bertepatan dengan Hari Blogger Nasional.


Note :
Foto diambil dari facebooknya blog detik.


BIO OIL, Harapan Kecantikanku, Tingkatkan Kepercayaan Diri


Apa itu Bio Oil..?


Sudah satu minggu ini, saya menampakkan kulit wajah yang terlihat berminyak saat  tiba di kantor. Teman-teman saya bertanya “Kenapa wajah kamu, kok, berminyak sekali..?’’ Saya tersenyum sambil menjelaskan kalau saat ini wajah saya sedang memakai Bio Oil.  

"Bio Oil..? Apa itu dan untuk apa?"

My Bio Oil
Sebenarnya produk ini sudah lama muncul, tepatnya di Afrika Selatan pada 1987, dan sudah menembus pasar Internasional di beberapa negara, seperti Amerika. Tapi kehadirannya di Indonesia, baru saja diluncurkan pada Oktober ini. Jadi, wajar kalau banyak teman-teman yang belum familiar. 

Nah, saya jelaskan pada mereka, kalau Bio Oil adalah produk spesialis perawatan kulit yang membantu memperbaiki tampilan jaringan kulit karena scars dan stretch Mark. Tak cuma itu, produk ini juga bisa meratakan warna kulit dan menunda penuaan kulit. Kebetulan, wajah saya ada sedikit bagian yang tidak merata warnanya, plus ada scar yang diwariskan oleh jerawat saat masih masa pubertas jaman SMU dulu.  

Apa itu scar..? 

Itu lho, kalau Anda melihat kulit wajah teman, saudara atau keluarga, kayak ada jaringan parutnya karena kerusakan kulit, yang salah satunya disebabkan luka atau bekas jerawat. Scar ini ada yang membuat kulit jadi cekung atau malah jadi cembung. Nah, kalau cembung, itu yang sering disebut  keloid, atau pertumbuhan kulit yang melebihi batas luka. 

Sementara, yang terjadi pada kulit wajah saya adalah scar jenis cekung. Ya, gegara ada gangguan pada proses penyembuhan luka saat memencet jerawat dan penyakit cacar air waktu kecil dulu, menyebabkan perbaikan jaringan kulit yang tidak sempurna, yang akhirnya menimbulkan  scars.

Tapi, bukan hanya karena bekas jerawat atau luka saja yang menjadi penyebab scar. Banyak lho faktor yang mempengaruhinya. Mulai dari proses infeksi, hormon, diabetes, stres, merokok hingga mengkonsumsi alkohol. Hayo ngaku, siapa yang sering melakukan hal-hal ini, hidihh….bisa rusak deh jaringan kulit kita. 


Tapi, scar bisa dicegah, dengan cara hidup yang  sehat dan mencegah terjadinya infeksi, misal tidak memencet si jerawat. Ditunjang juga dengan rajin meminum vitamin C  dan E, dan mengoleskan krim yang mengandung aloe veraa, centella, dan vitamin A.

Nah, begitu tahu kalau kehadiran Bio Oil ini bisa memperbaiki jaringan kulit yang rusak atau luka akibat scar tadi, senyum saya langsung mengembang bak bunga mawar, hehehe. Bintang kejora kedap-kedip berpendar mengelilingi wajah saya,  seolah tahu kalau harapan untuk kecantikan wajahku dan mungkin harapan wanita yang mempunyai masalah yang sama dengan saya, kini telah datang. 

Ya, dari dulu, saya berharap ada produk yang bisa memulihkan jaringan kulit  yang gak indah lagi pada pipi saya. Menutupinya susah, lho. Kalau dipakein alas bedak atau bedak padat, scar nya justru malah jadi terlihat  jelas, dan bikin gak pede. Itu dia mengapa saya senang sekali menyambut kehadiran bio oil. 

Saya, usai memakai Bio oil.

Saya memakai produk ini dua kali sehari pada pagi dan malam, sebelum tidur. Saat memakainya, saya tumpahkan bio oil ke punggung tangan,  dengan gerakan memutar keatas pada bekas scar, bukan pada jerawatnya ya. Karena bio oil  diperuntukkan penggunaannya pada kulit bekas jerawat, bukan pada  wajah yang sedang terluka/ berjerawat  atau pada luka yang menganga. 

Nah,  karena saya baru memakainya selama satu minggu ini, jadi hasilnya belum terlihat dunk, karena minimal kita harus memakai bio oil secara rutin dua kali sehari selama 3 bulan, barulah terlihat hasilnya. 

Eh, di atas tadi saja jelaskan kalau ke kantor kok kulit saya berminyak, kan jadi terlihat gak enak. Sebenarnya, setelah memakai bio oil usai mandi dan bersiap ke kantor, saya bisa saja menimpanya dengan bedak tabur. Tapi, berhubung saya suka buru-buru kekantor karena takut telat kalau kudu bedakan dulu. Selain itu,  saya merasa bio oilnya belum meresap sempurna ke dalam kulit. Makanya saya biarkan saja wajah saya terlihat berminyak ketika sampai di kantor. Untunglah jarak antara kosan dan kantor saya cuma seratus meter, 5 menit sudah sampe kok, hehehe. So, setelah beberapa saat ngetem di kantor, barulah saya memakai bedak. Jadi, cantik lagi kan..?

Bio Oil, Pulihkan Stretch Marks

Bio oil itu, seperti yang sudah saya singgung tadi, tak hanya bisa memulihkan scars saja lo. Tapi  bisa juga memulihkan luka, meratakan warna kulit, menunda penuaan kulit, menyegarkan kulit yang dehidrasi, serta bisa menghilangkan  stretch marks.  Apa itu Stretch marks? 

Nah, menurut dr. Lilik Norawati, SpKK, ahli Dermatogi, kalau Anda melihat ada guratan kulit berpola memanjang tidak beraturan, dengan ukuran yang variatif, yang biasanya terlihat di bagian kulit perut, payudara, lengan atas, paha dan bokong, nah…..itulah stretch marks. 

Kenapa bisa timbul stretch marks..?
Ini terjadi  karena lapisan dermis meradang dalam waktu lama di luar daya regangnya yang  maksimal. Dan hal ini sering terjadi pada masa pertumbuhan dan kehamilan. Oh, pantesan saya sering melihat ibu hamil yang mengalami  ini.

dr.Lilik Norawati, SpKK, saat jelaskan tentang serba serbi Scars dan Stretch mark.

Pengaruh hormon, tekanan mekanik, latihan yang berlebihan, berat badan, atau menurun secara drastis, obesitas, dan juga faktor genetic, adalah penyebab timbulnya stretch mark.

Tapi, kata dokter Lilik, kita bisa lho mencegah timbulnya stretch marks, salah satunya dengan menjaga berat badan yang seimbang tuk mencegah terjadinya fenomena yoyo, (berat badan yang cepat naik, cepat pula turun) dan menggunakan krim yang mengandung bahan-bahan yang telah diteliti, agar dapat membantu mencegah timbulnya strecth mark, seperti vitamin E, anthenol, centella dll. 

“Kandungan yang dimiliki bio oil lengkap, jadi bisa membantu pemulihan jaringan kulit wajah akibat scar dan stretch mark,” ujar dokter yang akrab di panggil Nora ini. 


Bio Oil, 
sembuhkan bekas luka di wajah Fira Basuki

Bukti dari dampak rutin pemakaian Bio Oil ini, sudah dirasakan sendiri oleh Fira Basuki. Fira adalah penulis novel, sekaligus juga Editor In Chief Cosmopolitan Magazine. 

Membuka ceritanya, Fira kembali mengenang  kejadian 1999, saat ia masih tinggal di Amerika. Waktu itu,  ia dan temannya menuju ke suatu tempat dengan mengendarai mobil. Tak disangka, ditengah perjalanan, mereka mengalami kecelakaan hebat. Fira dan temannya  terlempar ke luar mobil. Dahsyatnya kecelakaan itu, membuat wajahnya  tak luput dari luka karena terkena serpihan kaca, hingga  harus mengalami 20 jahitan.

Dua minggu setelah kecelakaan, barulah ia mengenal  Bio Oil. Telat..? Oh, tidak, justru ia beruntung, karena bio oil memang tidak boleh digunakan pada kulit yang luka. Jadi harus menunggu lukanya mengering dulu. Setelah mengering,  barulah Fira mengoleskan  Bio Oil di seluruh wajahnya, terutama di bagian yang terluka,  2 hingga 3 kali sehari, pada bangun tidur, usai mandi, dan sebelum tidur.

Karena perawatan yang rutin, akhirnya, jaringan kulit bekas kecelakaan dan jahitan pun, perlahan membaik. Meski begitu, saat wajah Fira masih dalam proses penyembuhan, orang-orang yang memandang wajah Fira, seolah-olah terlihat seperti memakai topeng layaknya pesta helloween.

 Namun, masa itu sudah berlalu, kini, tak terlihat kalau ada bekas luka parah pada wajahnya. “Coba lihat, wajah saya tidak terlihat kalau ada bekas luka atau jahitan, kan, tapi, teman saya yang mengalami kecelakaan bersama saya, justru timbul keloid, karena tidak memakai bio oil,"ujar Fira.


Fira basuki, Editor In Chief Cosmopolitan Magazine.

Menurut Fira, bio oil tak hanya berfungsi tuk memperbaiki jaringan kulit saja, tapi bisa difungsikan sebagai pelembab, masker, dan bisa digunakan untuk cream tangan juga. “Dengan memakai bio oil, make up saya jadi menempel, bahkan, kerutan di daerah mata saya, tak sebanyak teman-teman yang usianya sebaya dengan saya,” tutur wanita yang berusia 42 tahun ini. 
 
Tak hanya itu, pada saat Fira mengandung anak di usia yang sudah kepala 4, ia tidak mengalami stretch mark, karena ia rajin menggunakan bio oil dari tri semester ke dua, dan Fira pun melahirkan secara normal.

Karena kecintaannya pada Bio Oil, tentu wanita energik yang sudah melahirkan puluhan novel ini, sangat senang sekali ketika produk ini hadir di Indonesia. “Jadi, saya gak perlu belinya dalam jumlah banyak lagi untuk di stok," ujar Fira sumringah.

Fira basuki (kanan) bersama Nurhayatini, Product Manager Bio Oil,  
Gbr: @cosmoIndonesia

Eh, ngomong–ngomong, emangnya kapan saya mendengarkan atau berbincang dengan Fira..? Gimana pula ceritanya saya bisa mengenal Bio Oil dan serba -serbi scar dan stretch mark..?

Nah, itu dia, syukurlah Tuhan menjawab doa dan rasa ingin tau saya dengan hadir di acara “Skin Secrets For The Best Confidence” yang diadakan oleh Majalah Cosmopolitan dan Bio Oil pada Jumat 17 Oktober 2014, di Mandarin Oriental Hotel, Jakarta. Di Thamrin room level 3, yang bertabur nuansa putih ini, dikupas tuntas informasi seputar scar dan stretch mark, bio oil dan cara  meningkatkan kepercayaan diri. 

Suasana Thamrin room level 3 , Mandarin Oriental Hotel. rameh..!

Fira Basuki, adalah salah seorang nara sumber yang hadir pada talkshow yang dihadiri oleh sekitar 150 orang wanita dari berbagai profesi dan usia itu. Tiga nara sumber lainnya yang tak kalah keren adalah dr. Lilik Norawati, SpKK_Ahli Dhermatologi,  Nurhayatini_Product Manager Bio Oil dan Ayu Diah Pasha_ Coach dan Artis sinetron

Keingintahuan saya terjawab sudah, saat mendengar penjelasan dari empat orang  nara sumber yang kompeten dan berpengalaman ini. Itulah awal ceritanya saya mengenal Bio Oil dan khasiatnya. Eh, penasaran dengan khasiat Bio Oil…?  Yuk, saya kupas dibawah ini ..

Suasana Talkshow


Kandungan Bio Oil

Kenapa bio oil itu bisa memperbaiki jaringan kulit..?

Apa yang terkandung di dalamnya..?

Nurhayatini, Product Manager Bio Oil, menjelaskan bio oil bisa memperbaiki jaringan kulit, karena, produk ini merupakan campuran unik minyak dari ekstrak tumbuhan alami dan minyak esensi alami yang bisa membantu meregenerasi kulit bermasalah. Di dalamnya ada kandungan Kalendula, Rosemary, Kamomil dan Lavender yang telah digunakan selama berabad-abad untuk menghaluskan, mencerahkan dan menyelaraskan kulit. Bahkan, bahan terobosan PurCellin Oil, juga ikut hadir di dalamnya. PurCellin Oil ini bisa mengurangi kepekatan formulasi hingga terasa ringan, meningkatkan aplikasi dan penyebaran kemampuan sehingga Bio-Oil mudah diserap oleh kulit. PurCellin Oil, juga dapat berfungsi sebagai emolien yang dapat membuat kulit halus, lembut dan kenyal.

Nah, selain mengandung ektrak tumbuhan, ada lagi kandungan utama bio oil. Yaitu Vitamin A, yang memacu pembentukan kolagen baru dan membantu dalam peremajaan kulit, meningkatkan elastisitas dan memperbaiki tekstur dan warna kulit.


Nah, Antioksidan yang paling banyak digunakan dalam produk perawatan kulit saat ini adalah Vitamin E. Tau dong, kalau Vitamin E ini bisa membantu dalam pemeliharaan kulit, melindungi dari efek radikal bebas yang menyebabkan kerusakan kulit dan penuaan dini. Dan Vitamin E juga meningkatkan kadar air dari epidermis, membuat kulit halus, lembut dan kenyal.

Ada pula Minyak Lavender, yang  dikenal sebagai penyejuk kulit, dapat melembutkan dan mengencangkan kulit serta dapat menjadi antiseptik alami. Sementara Minyak Kalendula, berfungsi meregenerasi sel kulit dan bisa digunakan untuk merawat kulit sensitif, rusak atau terbakar sinar matahari. Dan minyak ini juga dapat mengurangi peradangan, iritasi, infeksi dan ruam ringan.

Nurhayatini, Product Manager Bio Oil, jelaskan tentang  bio oil

Oh ya, di acara itu, kami juga diberi kesempatan untuk mencoba tester atau sample Bio Oil, yang di hadirkan pada saat acara sedang berlangsung. Ada dua orang mbak yang cantik menawarkan bio oil ke masing-masing meja undangan. Satu meja, ditempati sekitar 6-8 orang. Sayapun mencobanya dengan mengoleskan di punggung tangan. Memang terasa minyaknya, tapi cepat menyerap, itu sebabnya kenapa  Bio-Oil dapat sering disebut  juga “dry oil”.  

Menurut wanita yang akrab dipanggil Tini ini, bio oil produknya halal lho, karena tidak menggunakan bahan dari hewan, serta aman digunakan untuk anak yang berusia di atas 2 tahun.

Bagaimana dengan kulit sensitif? 

Kulit saya juga sensitif, lho. Takutnya ada efek-efek yang gak ngenakin. Misalnya gatal-gatal, atau kulit jadi merah gitu ya. Nah, Tini menegaskan,  untuk  yang berkulit sensitif,  tak perlu ragu menggunakan Bio oil, karena produk ini sudah diuji klinik dan disesuaikan dengan jenis musim. Selain itu, Bio Oil juga mengandung hypoalergenic yang bisa meminimalkan resiko alergi, karena mudah terserap dan tidak menimbulkan komedo.

Bio Oil di meja kami.

Cara memakai bio oil yang benar: Cairan diletakkan atau ditumpahkan di punggung tangan. Kemudian oleskan pada wajah dengan menggunakan ujung jari dengan gerakan melingkar mengarah keatas. Diamkan sampai terserap, baru deh ditaburi bedak (kalau mau dibedakin)  

Oh ya, untuk penggunaan bio oil di area sekitar mata, jangan sampai kena bagian dalam mata, karena tidak baik untuk mata. Sedangkan untuk menghindari stretch Mark karena kehamilan, Tini menyarankan, baiknya mulai memakai Bio Oil  pada tri semester dua kehamilan, seperti yang dilakukan juga oleh Fira Basuki. Tapi, menurut Tini, hasil pemulihan dari masing-masing individu, ya beda-beda.

Kepercayaan diri, 
sumber dari kekuatan yang kita miliki

Timbulnya stretch marks dan scars di kulit, sebenarnya tak memiliki bahaya terhadap kesehatan, tapi hanya menganggu secara kosmetik. Namun bagi beberapa orang bisa menimbulkan rasa kuatir yang berlebihan dan menurunkan rasa percaya diri. Nah, beneran deh, saya termasuk orang yang gak pede gegara ada scars di wajah. Meski dah ditutupin pake bedak sekalipun, tetap saja terlihat. Apalagi kalau dipakein alas bedak dan bedak padat, walah, bukannya menyamarkan, malah justru menonjolkan atau mempertajam bentuk si kulit yang berparut-parut  bekas  jerawat itu. 


Untunglah, malam itu ada Ayu Diah Pasha, artis dan juga coach kami, yang memberikan motivasi tuk meningkatkan kepercayaan diri. Menurut wanita yang banyak membintangi sinetron ini, Pede atau percaya diri adalah kekuatan dari keyakinan yang kita miliki. Ngerasa gak sih, kalau seringkali kita ini gak yakin dengan diri sendiri? Misalnya, jika ditantang  narasumber untuk bertanya, biasanya dalam  hati kita terselip rasa ragu. “ Tanya gak, ya..?” atau “Waduh kalau saya nanya, ntar pertanyaan saya diketawain orang gak ya…?” 
Ayu menegaskan: “Orang yang pede, kalau ditantang narasumber bertanya, ya segeralah bertanya, jika diberi kesempatan berbicara, ya dia akan berbicara”.


“Orang yang berani salah, adalah orang yang pede, orang yang gak pede, gak akan mau melakukan apa-apa karena takut salah.” _ Ayu Diah Pasha.

Ia juga menyinggung soal berita heboh beberapa waktu lalu, tentang Ryan Tumiwa seorang laki-laki lulusan S2 yang ingin bunuh diri dengan cara suntik mati, karena tak kunjung mendapatkan pekerjaan. Lantas, pria yang mengantongi IPK 3,37 dari Universita negeri ternama di Jakarta ini memohon kepada Mahkamah Konstitusi (MK) agar melegalkan bunuh diri atas permintaan sendiri. Nah,  melihat kasus ini, jelaslah jika pendidikan tinggi,  semisal  S2, menurut Ayu, bukan label tuk mencapai cita-cita dan kehidupan yang lebih baik kalau tidak punya kepercayaan diri.


Ayu Diah Pasha, (baju Orange) sedang berikan pencerahan tentang kepercayaan diri.

Eh, hati-hati dengan sikap tubuh kita sehari-hari lo. Karena, sikap tubuh yang kita tunjukkan, juga punya bahasa sendiri, lo. Misal, saat kita sedang sedih, merenung atau bahagia, orang akan tau, tanpa kita ngomong. Atau, jika kita tidak bisa mengendalikan emosi, tubuh akan berbicara lebih banyak. Memukul meja, wajah cemberut, tidak menjawab sapaan teman, biasanya itu sikap yang ditunjukkan orang pada saat emosi. Ujung-ujungnya, orang jadi orang malas tuk berhubungan dengan kita. Ya, dalam kehidupan ini, justru bahasa tubuh, lebih banyak berbicara dari apa yang kita  katakan, lo. 

Oh, ya  pada kesempatan itu,  teman satu meja saya, mbak Meti, mengajukan pertanyaan pada coach Ayu. “Jika kita mempunyai sifat tertutup, bagaimana harus membuka diri dan mengisinya?” Menurut Ayu, pertanyaan Meti, gampang dijawab tapi susah diterapkan. Salah satu saran Ayu,  misalnya pada saat makan malam dan berbincang bersama keluarga itu adalah salah satu cara tuk belajar berbicara atau mengemukakan  pendapat. Jika kita  gak pede atau malu tuk memulai pembicaraan dengan orang baru, maka, mulailah dengan mendengar. "Pede harus di pompa, salah satunya dengan cara mencari teman yang bisa memompa pede kita", saran Ayu. 

Nah, untuk anda yang berprofesi sebagai marketing atau Account Executif di sebuah perusahan, Pernah gak,  intropeksi diri jika sering  gagal mendapatkan klien?  Nah, kata Ayu, bisa saja pada saat kita melobi atau berbicara di depan klien, mungkin wajah atau gaya berbicara kita tidak meyakinkan, hingga klien tak tertarik dan ragu tuk membeli produk atau bekerjasama dengan perusahaan tempat kita bekerja. 

So, pada akhirnya, pede itu berpengaruh pada attitude, peluang dan kompetensi"_Ayu Diah Pasha 


Woh, setuju saya dengan pendapat Mbak Ayu yang memang sangat Ayu, hehehe. Dan untuk menunjang semua itu, tentu diperlukan kesehatan dan kebugaran, karena jika kita dalam kondisi yang sehat dan bugar, otomatis itu akan mempengaruhi sikap tubuh dan gaya berbicara kita. Coba tengoklah orang yang sedang sakit, pastilah bawaannya lemes dan malas. Nah, dengan gaya seperti ini, tentu tak cocok jika digunakan tuk melobi klien atau tampil di  depan umum.  

Intinya, setiap situasi apapun, kita harus punya keyakinan. “Jika  tidak punya keyakinan, maka kita tidak akan bisa berkarya dan menghasilkan prestasi. Dan untuk menggapai semua itu, maka itu diperlukan pede “, pungkas wanita yang punya tone suara tertata ini di acara yang keren itu. 
 
Ah, semoga saja, rasa gak pede yang ditimbulkan oleh Scar, warna kulit tidak merata, dan strecth marks, bisa kita singkirkan jika kita punya keyakinan diri. Apalagi, kini saya sudah mengetahui rahasia kulit yang mulus, yang bisa meningkatkan kepercayaan diri itu.. 

Usai Talkshow, para nara sumber mendapatkan kenang-kenangan dari Bio Oil



 Serunya “Skin Secrets For The Best Confidence”

Ketika Acara dimulai...


Acara yang mengupas "Skin Secrets For The Best Confidence" itu, sangat cair dan bermanfaat sekali. Masing-masing nara sumber tak panjang lebar memberikan materinya, jadi gak bikin kita bête. Hanya point-point penting saja, tapi peserta yang hadir, bisa mendengarkan dengan baik. Karena ini talkshow yang menarik, tak heran saat sesi tanya jawab, nara sumber kebanjiran pertanyaan dari puluhan peserta.  Sayapun ikut sumbang pertanyaan lo, hehehe...

Salah satu peserta yang bertanya

Pembawaan Ciska Beker, sebagai MC yang asyik, berhasil menghidupkan seisi ruangan yang bernuansa putih selama sekitar 3 jam itu. Semakin malam semakin hot, meski ia sedang mengandung 4 bulan.

Ciska Beker (kanan), memandu Talkshow  
foto: @cosmoindonesia

Suasana Thamrin  room level 3_ Mandarin Orientalpun dikemas apik dan elegan. Ada puluhan meja bundar dengan 8 kursi disekelilingnya, berselimut kain putih. Masing masing meja, di letakkan satu dummy bio oil kemasan ukuran besar, dengan bunga oranye disebelahnya, melengkapi gelas dan botol kemasan, serta kertas plus pensil tuk digunakan sebagai note peserta talkhshow.


Penampakan isi meja kami...

Keberadaan kemasan bio oil ditengah meja, tentu menarik perhatian peserta. Baru duduk, mata langsung tertuju pada orange box, lengkap dengan penjelasan tentang kegunaan bio oil pada kemasannya. Semua pada penasaran euy, seperti dua orang wanita cantik yang satu meja dengan saya ini.

Nah, penasaran ya dengan Bio Oil..?
Oh, ya meja yang saya tempati termasuk meja keberuntungan, lo. Ya, karena pada acara keren ini, saya mendapat hadiah hampers  cantik dari Bio Oil, karena  pertanyaan  yang saya ajukan pada sesi tanya jawab tentang bio oil, dinilai jadi pertanyaan terbaik oleh panitianya. Hidiw, jadi hampers orangenya  berhasil saya bawa pulang deh. Nih dia nih hampers cantiknya...

My hampers

Senangnya, ada kemasan bio oil, mejeng di dalam hampersnya, ditemani sama baju kaos orange dan buku agenda bio oil. Padahal, sebelumnya, saya emang mau beli bio oil di booth yang disediakan di depan ruang masuk, karena saya memang membutuhkan. Tapi, eh malah dapet yang gratisan.  Ah, Tuhan tau banget keinginan umatnya, ya. Tengs God and  Bio Oil.

Trus, pas dibagian sesi tanya jawab dengan Ayu Diah Pasha, teman yang duduk disebelah saya, Mbak meti, juga mengajukan pertanyaan. Dan, apa yang ia tanyapun dianggap menjadi pertanyaan terbaik oleh Mbak Ayu. Yey, jadilah dalam satu meja ada dua hampers cantik dari bio oil yang mejeng. Ini dia yang saya sebut dengan meja keberuntungan, hehhe.. 

Saya bersama Hampers Bio Oil dan Mbak Meti.

Ah, tak disangka, Informasi acara  “Skin Secrets For The Best Confidence” yang dikirim oleh  teman saya, Jully, melalui what Apps, adalah informasi berharga yang saya dapatkan. Bersyukur saya menjadi salah satu peserta terpilih, yang mendaftarkan diri melalui email. Meski untuk itu, saya harus rela pulang kantor lebih cepat dan diam-diam, demi datang tepat waktu, karena acaranya jam 7 malam. Tinggal di Jakarta mah, gak bisa ketebak kita bakal nyampe  jam berapa ke tempat tujuan. Syukurlah, perjuangan saya menembus kemacetan Jakarta di jam yang lagi macet-macetnya itu terganti dengan wawasan yang saya dapatkan.  

Undangan Orange

Ini suasana meja registrasi dan kegiatan maem-maem, hehe

Tak hanya acara keren yang saya nikmati, tapi makanan yang disajikan di hotel bintang 5 yang ada di Jalan MH. Thamrin  itupun memanjakan lidah saya. Tengoklah sajian yang terhidang. Ada cake, puding blue berry, sup tomat, ragam pasta, buah, puding, dan hidangan prasmanan dengan lauk pauk yang lengkap. Nasi goreng lezat, sate sapi, iga bagar,  ayam dll. 

Aaaak, daku ngambilnya berulang-ulang. Maklum, saya termasuk salah satu peserta yang datang lebih awal. Jam 6 sore, saya sudah toba di lokasi, sementara acara dimulai jam 7.30 malam. Nah, sembari menunggu acara dimulai dan peserta lain datang, saya dan temen-temen yang sudah datang duluan, mengisi waktu dengan mencicipi ragam kuliner yang dihadirkan, mpe kekenyangan, hahahha….

Ini dia hidangannya...Ehmmm..yummy...

Dan tak kalah penting lagi, malam itu, saya mendapat teman baru. Mbak Meti dan Rosa, yang menemani saya ber chit-chat ria di malam itu, sambil berdiskusi soal Bio Oil dan urusan perkulitan, hehehe.. Di akhir acara, kami saling bertukar nomor kontak, dan  pulangpun barengan satu taxi.  See u teman-teman, sampe ketemu lagi ya. 

Saya (kanan)bersama Mbak Meti (tengah)  dan Rosa

Ih, seru, deh... 
Tengkyu Bio Oil dan Majalah Cosmopolitan atas undangannya.  Semoga Bio Oil, benar-benar mengabulkan harapan kecantikanku  dan  meningkatkan percaya diri.  Oh ya, buat yang pengen mencoba Bio Oil, bisa di dapatkan di Guardian di kota anda, dengan harga sekitar Rp.120.000 untuk ukuran 60 ml perbotol. Selamat mencoba.  

Ketika Hampers  Bio Oil dah nyampe dirumah.. :)


Bekerja Atau di Rumah Saja? Koq, Dicibir Juga Sih?





Beberapa waktu lalu saya membaca status teman lama di FB, yang kurang lebih isinya mengenai kekesalan terhadap  seseorang yang mencibirnya karena ia tetap berkarir/ bekerja. Sementara, ia mempunyai  anak batita (bayi dibawah tiga tahun) yang harus ditinggalkannya, saat ia bekerja. 

Di status itupun ia serukan,  kalau salahsatu alasan kenapa ia tetap bekerja, dengan kondisi ada anak kandung yang butuh penjagaan dan kasih sayangnya, karena semua orang dan rumah tangga  itu punya kebutuhan masing-masing. Ya sandang, pangan maupun  papan. Andai ia tak bekerja, mungkin saja kebutuhannya tadi tak akan terpenuhi.

Well, cerita seperti ini..., mungkin sudah banyak yang mengulas, mencurahkan  dan menuliskannya di blog, atau di wadah media lain. Tapi, ya tetap meletup-meletup juga. Maksudnya, sering terjadi. 

Sayapun akhirnya terpengaruh dengan letupan tersebut, hingga ikut menuliskannya disini. Karena saya juga wanita dan kelak akan menjadi seorang ibu, jadi saya tau perasaan teman saya tadi. Sebut saja namanya Riri. 

Menurut saya, Riri menulis kekesalannya melalui jejaring sosial,  adalah sebagai  luapan emosinya karena orang yang mencibirinya  seolah-olah menganggap ia telah menelantarkan anaknya. Seakan-seakan ia dituding lebih memilih menjadi wanita karir yang gaul, yang terhormat, ketimbang mengasuh anaknya di rumah. 

 Selama ini, mungkin ia hanya diam saja ketika ada orang yang menyindirnya, hingga ia harus meletupkan emosinya di media sosial. Entahlah, apakah orang yang ditujunya atau disindirnya  melalui statusnya tadi, juga berteman dengannya  di FB atau tidak. Yang jelas, kalau dilihat dari sisi psikologis, seseorang akan merasa puas, apabila ia berhasil menumpahkan kekesalannya di media umum hingga diketahui orang banyak. Ibaratnya curhat  gitu, bikin kita plong.  Walau sebenarnya, tujuan dari media sosial bukan untuk curhat semata apalagi, mencibir, mencaci dan menghina orang.

Emang sih, mulut  dan guratan tulisan orang gak bisa kita bungkam. Karena setiap orang  punya hak masing-masing untuk berkomentar, memuji, memberi pendapat, bahkan menghujat. Cuma, kadang banyak orang yang mulutnya gak bisa direm tadi, berlagak sok tau  akan kehidupan orang yang dinilainya, kayak dia yang paling bener aja. Hadehh.... 

Bro, setiap orang itu, khususnya wanita,  punya alasan mengapa memilih bekerja atau tidak bekerja, saat ia telah berkeluarga dan dikaruniai anak. Wanita yang tetap memilih bekerja, mungkin ia merasa gaji yang diterima suaminya tidak mencukupi kebutuhan sehari-hari. Makanya, ia memutuskan untuk tetap melanjutkan pekerjaannya, agar bisa membantu suami menutupi kebutuhan ekonomi keluarga.  Sementara, wanita yang memilih berhenti bekerja ketika sudah mempunyai momongan, mungkin karena ingin mengabdikan  diri sepenuhnya kepada anak, suami dan dan rumah tangga. Atau, bisa jadi, emang  suaminya  yang tidak mengizinkan istrinya tuk bekerja (lagi), meski kadang salary sang suami sebetulnya sedang-sedang saja. Semua punya alasan masing-masing. Karena setiap orang punya tuntutan atau kebutuhan  yang berbeda-beda.  

Nah, beberapa hari selanjutnya, pasca Riri curhat di FB, ia memposting capture tulisan di bawah ini, sepertinya ia dapatkan dari akun instagram temannya.  


Saya tidak bisa menyebutkan  sumber capture ini berasal darimana. Karena  di Fb nya Riri pun tak disebutkan dari mana ia mendapatkannya, kecuali hanya ada hashgtag #instagram yang ia sebutkan. Semoga saja yang punya capture tulisan ini, memaklumi dan merelakan kalau tulisannya dipajang di blog ini. :)

Kalau menengok tulisan di atas, apakah masih pantas kalau wanita yang sudah punya anak, tapi tetap bekerja, lantas dianggap gak peduli dengan anak dan keluarga gitu..? Dari mana ukurannya, kok bisa sih menjudge orang seperti itu. Tak ada ibu yang tidak menyayangi anaknya. Gak ada pula orang tua yang mau lepas tanggungjawab. Bisa saja, teman saya tadi tetap bekerja, karena gaji suaminya pas-pasan. Atau mungkin, kalaupun gaji suaminya besar, tapi mereka punya cicilan/kredit atau hutang lain yang harus dilunasi perbulannya. Hingga gaji suaminya yang lumayan tadi terkuras tuk menutupi cicilan.


Ada lagi yang bilang, hubungan anak dan ibu kandung akan menjadi kurang dekat kalau sering ditinggal ibunya bekerja. Nanti, si anak menggangap si pengasuhnya atau baby sisternyalah yang berperan sebagai  ibunya.  Bisa jadi, sih. Tapi, itu juga tergantung, ya. Kalau misalnya dalam satu minggu  full  si ibu tadi bekerja dari pagi sampai malam, trus pas sampe dirumah langsung tidur, gak ada waktu tuk bercengkrama dengan anak, ya mungkin saja hubungannya dengan sang buah hati  jadi renggang.

Tapi, kalau si ibu kerjanya office hour, yang ketika sore sudah ada ditengah-tengah keluarga dan malamnya punya banyak waktu luang tuk dihabiskan bersama anak-anaknya, saya rasa, hubungan batin antara anak dan ibu  akan baik-baik saja.

Nah, saya ini, juga termasuk produk yang ditinggal bekerja oleh Ibu waktu kecil dulu. Saya, diasuh oleh uwak (saudara perempuan ibu) dan kakak-kakak sepupu saya. Saya diasuh oleh mereka, karena ibu saya bekerja dari pagi sampe siang, mengabdikan ilmunya sebagai guru di salah satu sekolah.

Tapi, meski saya ditinggal ibu bekerja setiap pagi hingga sore, namun, saat saya bertumbuh hingga remaja, hubungan atau ikatan batin antara saya dan ibu, ya baik–baik saja. Saya gak merasa lebih dekat dengan uwak atau kakak sepupu saya, misalnya, karena mereka yang banyak mengasuh saya. Saya tetap dekat dengan ibu. Apalagi, di hari senggang semisal sabtu  dan minggu, saya seharian bersama ibu, dan sering diajak jalan-jalan juga. Artinya, hati seorang ibu itu tau bagaimana ia harus membahagiakan anak-anaknya, demi menebus waktu yang “terbuang"  saat ia sedang berjuang mencari rezeki untuk keluarganya.

Oh ya, meski Ibu dan Ayah saya sama-sama bekerja dan berstatus PNS,  bukan bearti lantas ekonomi kami aman. No..! Cicilan motor, rumah dan sebagainya sudah menanti di awal bulan, yang pembayarannya dilakukan dengan potong gaji langsung. Dan semua ini, harus ditanggung oleh orang tua saya setiap bulannya. Belum lagi tuk mencukupi kebutuhan pokok laiinnya. Nah, dengan kondisi seperti itu, wajar dunk kalau ibu saya tetap bekerja. 

Ingatkah, 20 atau 25 tahun lalu, berapa sih gaji PNS itu..? 5 tahun belakangan ini aja gaji PNS sudah mulai membesar dan gaji guru dinaikkan. Tapi,  dulu..? PNS itu terkenal sekali dengan gajinya yang kecil, walaupun  dengan menjadi  PNS akan mendapat  tunjangan pensiunan, yang membuat orang berebut ingin menjadi pengabdi negara.

Tidak bekerja, dicibir juga lo..

Nah, lucunya lagi…giliran ada wanita yang ketika sudah menikah dan mempunyai anak,  justru dirumah saja alias berhenti/tidak bekerja, eh, koq ya dicibir juga lo oleh orang-orang sekitar.  Haduuhh....  Apalagi, kalau wanita tadi adalah lulusan sarjana. Hup! Tambahlah menjadi bahan omongan orang.  
  
"Kan, dia itu sarjana, tapi kok gak kerja, sih. Cuma nganggur doang dirumah. Gak Sayang apa dengan gelar sarjananya."   

 Atau...

"Ngapain sih,  sekolah tinggi-tinggi kalau ujung-ujungnya  cuma di rumah doang..?" 

Dan masih banyak lagi gunjingan orang menyikapi wanita yang lulusan sarjana tapi nganggur pasca  menikah. 

Bahkan, teman kuliah saya, malah dicibir oleh saudara kandungnya sendiri, karena hal ini. Ia dianggap tak menghargai jerih payah  orang tuanya yang sudah susah payah menyekolahkannya hingga ke perguruan tinggi.

Hei..hei... lagi dan lagii... ada banyak alasan kenapa para wanita-wanita yang berkarir dan berpendidikan tinggi harus memutuskan berhenti bekerja saat ia telah menikah atau mempunyai anak..

Mantan temen sekantor saya misalnya, Dewi, ia memutuskan resign dari perusahaan yang telah memberinya nafkah dan pengalaman selama 8 tahun, karena ia tak percaya pada pengasuh atau pembantu rumah tangga yang akan mengasuh anaknya.

Sementara, kedua orangtua Dewi, sudah tidak ada lagi. (Dewi masih tinggal dirumah ortunya). Jadi, tak ada yang mengawasi bagaimana tingkah polah sang pengasuh ketika sedang mengasuh anaknya. Ya, namanya juga bukan anak sendiri, pastilah perlakuan si "pengasuh bayaran", tak akan sesabar ibu kandung jika menghadapi anak yang rewel, bawel, cengeng dan sebagainya. So, daripada kenapa-kenapa, mending ia berhenti bekerja, dan total tuk mengurusi anak.


Sementara teman saya, Meli, meninggalkan pekerjaannya karena lokasi tempat ia tinggal ketika sudah menikah, jaraknya sangat jauh dari tempatnya bekerja. Jadi, tak memungkinkan melanjutkan pekerjaan, karena hanya akan menguras waktu di jalan.

Ada pula, teman saya yang lain memutuskan resign dari perusahaan yang sudah membuatnya nyaman, karena memang disuruh suaminya. Selain itu, kebetulan gaji suaminya memang cukup besaaar.

"Saya berani resign, karena gaji suami saya besar. Tapi, kalau gaji suami saya pas-pasan saja, wah mana berani saya resign, saya pasti tetap akan bekerja", katanya pada saya disuatu kesempatan. 

Ya, pendapatan suami teman saya yang bekerja di salah satu perusahaan minyak ini, memang cihuy.  Ia bisa mengantongi 25 juta perbulan, karena jabatannya yang cihuy juga. Angka yang cukup mumpuni untuk ukuran usia yang masih 30 tahunan. Wajar, kalau teman saya berani bertaruh resign dari pekerjaannya.

So, ada beberapa alasan kenapa wanita lulusan sarjana berhenti bekerja. 

Eh, bisa jadi juga,  emak-emak yang gak bekerja kantoran itu, siapa tau mereka bekerja dari rumah, lho. Ya, dari rumah! Mengurus bisnis on line yang hanya bermodal laptop dan jaringan/kuota internet,  menjadi penulis yang melahirkan banyak buku dan karya, atau menjadi blogger, yang juga menghasilkan rupiah. Yang lebih trend lagi,  sekarang ini tak sedikit wanita yang menjadi freelancer pengelola akun twitter/FB sebuah brand/perusahaan, yang semuanya itu bisa dilakukan dari rumah. 

Di jaman yang serba maju dan uhuy ini, banyak pula wanita yang punya skill IT yang jago, tak kalah dengan pria, hingga banyak yang mendalami atau berprofesi sebagai web designer maupun konsultan IT, yang pekerjaannya tak hanya bisa bisa dilakukan dari rumah saja, tapi bisa juga dari cafe, dari terminal, dari ruang tunggu rumah sakit, dari pantai bahkan dari hutan, atau darimanapun. Apa sih yang gak bisa jaman di jaman sekarang ini....? Kecanggihan tehnologi dan merajalelanya internet, membuat kehidupan dan pekerjaan  lebih semakin praktis, lo.

Tapi eh tapi......tetap saja mulut orang menggunjingi. Membanding-bandingkan dengan yang satu dan yang lain. Dan, parahnya lagi, masih banyak yang menganggap kalau bekerja dari rumah itu, ya sama saja tidak bekerja...!


Hah, memang ya, penonton itu bisanya cuma mencibir saja. Mereka gak tau apa, setiap orang atau keluarga itu punya kemampuan dan cara masing-masing.

Sayapun, jika menikah nanti, kalau gaji suami saya dirasa pas-pasan saja, mungkin akan mikir untuk resign, karena susah bro cari pekerjaan. Lagipula, semakin hari harga kebutuhan pokok semakin membumbung tinggi. Andai tak diimbagi dengan pemasukan yang sepadan, wah... bisa berhenti deh dapur ngebul. Tapi, kalau saya sudah punya anak, nah..itu akan dipikirkan lebih lanjut., hehehe..

Sssstt,... tau gak, meski banyak suami yang menginginkan istrinya fokus mengurusi rumah tangga saja, alias berhenti bekerja diluar rumah setelah punya anak, bukan bearti semua pria setuju melihat istrinya di rumah saja. Ada lo, teman saya, laki-laki,  pernah berkata, kalau ia justru ingin agar siapapun yang menjadi istrinya nanti, tetap bekerja, walaupun sudah menikah dan mempunyai anak. Karena baginya, perempuan itu harus gaul dan urusan pemenuhan kebutuhan rumah tangga, ya harus ditanggung bersama... Nah…..

Salahkah ia berharap begitu..?
Ya, gak salah juga kalau menurut saya. Karena setiap orang, seperti yang saya katakan tadi punya alasan masing masing kenapa berprinsip begini dan begitu. Iya, kan..?

Ah, sudahlah, kalau kita merasa statusnya cuma penonton, bukan pemain, ya gak usah neko-neko mau ngomentari atau mencibir orang. Mungkin kita tak tau apa yang terjadi di dalam dapur orang. Atau, bayangkan, jika orang yang kita gunjingi tadi, posisinya berada pada diri kita sendiri? Mungkin kita akan mengambil keputusan yang sama persis, seperti keputusan orang  yang sudah dicibir tadi.

Trus, dengan saya menulis ini...apakah termasuk mencibiri orang juga..?

Udah ah, saya mau tutup laptop ...:P