Yang Bukan Warga Jakarte, Bisa Nyoblos Juga, Lho


''Yeey..akhirnya wong luar Jakarte bisa juga nyoblos Pemilu di TPS Jakarte, meski KTP kami dari beragam daerah dan pilihan kamipun berbeda-beda.....yuhuuuu......''

Pamer tinta ungu, haha..
Itulah status di Facebook yang saya tulis hari ini, pasca menunaikan hak saya di TPS (Tempat Pemungutan Suara) yang letaknya sekitar 100 meter dari kos-kosan tempat saya tinggal. 

Ya, pada awalnya, niat saya mau golput, karena KTP saya bukan berasal dari daerah pemilihan setempat. Alamat yang tertera di KTP, saya berdomisili di Ciracas, namun hari ini saya memilih di wilayah Utan Kayu, tempat lokasi saya bermukim. Walau dua kawasan tadi sama-sama masuk wilayah Jakarta Timur, tapi ya Dapilnya tetap berbeda, toh. Sementara, teman-teman kantor yang juga merantau sama seperti saya, malah KTP-nya dari luar Jakarta. Ada yang  ber-KTP Depok, Solo dan Yogya. 

Tapi, Alhamdullilah ya, berkat peraturan pemerintah, akhirnya boleh saja orang luar daerah, yang ber KTP daerah, nyoblos di TPS yang ada di Jakarta ini. Memberikan kesempatan pada pendatang tuk menyalurkan pilihannya pada orang yang akan mewakili kami di DPD-RI, DPRD dan DPR RI. Sayangnya, masih banyak yang belum tau tentang hal ini. Ya, masih banyak yang beum mendapatkan informasi, kalau warga pendatang boleh saja mencoblos di wilayah manapun tempat mereka sekarang berada, asal bisa menunjukkan KTP asli.

Yach...mudah-mudahan semua caleg yang kami pilih ini amanah dalam mengemban tugasnya. Meskipun, secara pribadi, saya dan teman-teman tak mengenal langsung dengan para bapak dan ibu yang mencalonkan diri tuk duduk di kursi parlemen itu. Bingung malah, mana sih caleg yang mewakili daerah tempat saya tinggal..? Apalagi, hari ini sebenarnya saya dadakan tuk ikut pemilu, karena awalnya sempet pesimis. Tapi, disisi lain, sayang ah rasanya kalau gak ikutan menyalurkan hak, karena momentnya 5 tahun sekali, bro.... Lagipula, saya gak ada kegiatan di range waktu pencoblosan itu, jadi gak ada alasan sih buat gak mencoblos....

Begitu datang ke lokasi TPS, kami memandangi dulu wajah-wajah dan nama caleg yang terpampang nyata di papan besar, yang disediakan di pintu masuk TPS. Karena gak begitu mudeng dengan caleg yang bakal kami coblos, maka saya dan tiga orang teman kantor yang berbarengan nyoblos di tempat yang sama, harus melototin dulu papan besar yang ditempeli kertas berisi nama dan foto caleg ,serta gambar partai tempat mereka bernaung.

Yuk..dipilih-dipilih....mana yang sreg dihati? Mana yg sepak terjangnya wokeh..?

Setelah itu, kamipun mendaftar dengan menyerahkan KTP asli dan fotocopy KTP kepada panitianya, sebagai persyaratan. Baru setelah itu kami mendapatkan nomor urut antri... Jam 12 teng kami hadir di tempat penting itu. Oh ya, menuju dan datang ke lokasi TPS, kami juga ditemani oleh seorang bule, mahasiswa dari Jerman yang sedang magang di kantor kami, karena dia ingin melihat suasana dan lokasi pemilu. Si Tobi, namanya. Ia suka cita menemani kami, meski panas-panasan. Ia pun menjeprat-jepret kami,  tuk mengisi waktu luang, meski dipastikan ia tak bakal bisa mencoblos (dihari itu) , hehehe...

Yeye, pamer nomor antri tuk coblos...

Tobi,  bule Jerman yang temani kami ke TPS.

Ya, sembari menunggu giliran, sayapun mengabadikan gambar suasana di lokasi TPS. Panitia atau petugasnya memakai seragam, lo. Jadi enak ngelihatnya. Terkesan rapi dan siap, dibanding kalau paniatianya cuma memakai baju suka-suka. Eh, tau gak sih, TPS kami itu, aslinya adalah tempet bengkel mobil, lo. Tapi, di hari itu disulap jadi TPS. Mungkin, yang punya tempat juga ingin berbagi partisipasi dengan merelakan tempatnya dipakai tuk kepentingan orang banyak selama satu hari ya, hehehe...

Panitia yang berseragam.

Tiba saatnya nomor saya dipanggil, berjalanlah tubuh ini menuju bilik suara sambil membawa 3 lipatan kertas tebal. Kira-kira 25 langkah menuju tempat eksekusi keputusan tuk 5 tahun kedepan itu, sampailah juga saya dibalik bilik bambu, #eh..

Ketika membuka kertas yang lumayan lebar itu.....Jeng...jeng..jeng... saya serasa mau ikut ujian aja, ah..hehhe.. Trus, sempet bingung,  mana nih yang mau di coblos..??

Ehm...kalau tuk pilihan anggota DPD-RI non partai, saya sih sudah punya pilihan. Karena, sosok yang satu itu, promosinya cukup gencar di media sosial dan di beberapa situs. Kebetulan saya juga memfollow twitternya, jadi, setidaknya saya sering melihat sepak terjang, prestasi dan reputasinya. Mudah-mudahan orang ini amanah dan kompeten. Amin.

Sementara, tuk wakil di DPRD, saya pilih caleg yang berlatar belakang peduli lingkungan. Sebelumnya, teman saya sempat browsing tentang dia. Rupanya, si orang ini lumayan banyak beritanya di dunia maya, ada profilnya juga dibeberapa situs ternama yang membahas sepak terjangnya. Jadi klop deh, kamipun memilih dia. Siapah DIA..? Ups..tetep rahasia dong, ah...hihihi..

Sedangkan, tuk pemilihan caleg DPR RI, jujur ya, saya tak begitu mengenal nama-nama mereka yang bertengger gagah di kertas putih yang lebar nan besar itu. Sempat terdiam beberapa saat di bilik kecil itu ketika harus memilih mana yang akan saya coblos. Padahal, sebelumnya saya sudah sempat melihat nama-nama itu di papan besar sebelum masuk dalam ranah TPS. Tapi, tetep saja saya bingung dan puyeng, ketika harus menentukan pilihan. hihih... Eh..., tiba-tiba mata saya terbaca satu nama yang cukup familiar. Ya, dia seorang artis. Takut kelamaan ngetem di bilik suara dan bertambah bingung, maka saya arahkanlah paku yang saya pegang dari tadi itu kearah namanya. Dan terjadilah pencoblosan...Hahhaha...

Suasana TPS
Yah..yah..hari ini tercapai juga bisa nyoblos di Jakarta, setelah 8 tahun tinggal di ibu kota tercinta ini. Hari ini moment pertama saya berangkat ke TPS dan mencoblos kertas besar yang berisi nama-nama caleg, yang kelak, mereka akan mewakili saya di gedung Dewan yang terhormat dan megah itu. Semoga mereka bisa bekerja dengan baik dan membawa amanah rakyat dengan sukacita. Amin...

Yay, sumringah, udah nyoblos, udah nyelupin tinta, hihi

Oh, ya karena kami bukan pemilih dari daerah setempat, maka menurut panitianya, jatah kami tuk berpartisispasipun harus siang hari. Karena, kalau dipagi hari, sekitar jam 07.00-11.00, panitia akan mengutamakan dulu warga yang sudah terdaftar sejak dua minggu atau seminggu sebelumnya, tuk mencoblos. It's oke...kebetulan juga lebih enak siang deh dateng ke TPS, gak terlalu lama antrinya dan rada sudah sepi gitu, hehe... 

Hari ini, Rabu, 9 April 2014, akhirnya jadi juga pesta Pemilu Legislatif. Dan hari ini juga langsung dilakukan perhitungan cepat atau quick count yang dilakukan oleh lembaga-lembaga kompeten. Walau hasil akhirnya, tetap menunggu perhitungan secara manual oleh tim KPU pusat. 
Nah, kami masih pamer lagi tinta ungu..hihi

Yah, semoga pelaksanaan dan perhitungan suara disemua daerah berjalan lancar. Ah, senang hari ini bisa ikut berpartsipasi di pesta demokrasinya Indonesia.

Saya menghilangkan status golput hari ini.
 

Tetep gaya didepan kantor...

No comments

Hai,

Silahkan tinggalkan komentar yang baik dan membangun ya....Karena yang baik itu, enak dibaca dan meresap di hati. Okeh..