Tatakan Indonesia di Meja Makan Prancis

Senang rasanya ketika kado pernikahan untuk teman yang kita berikan kepadanya di hari H, dipakai dengan baik, dibawa kekampung suaminya tercinta, eh, dipamerkan pula barusan di jejaring sosial. Jadi ngerasa gak sia-sia deh beliin itu kado buat Findri, teman satu kantorku, yang sekarang sudah resign, pasca menikah.

Ini dia tatakan yang sudah terbang ke Prancis sono.

Ya, teman saya yang ranum ini sekarang sudah berada di Prancis. Itu lo, negara yang jadi incaran banyak manusia di dunia ini tuk berkunjung kesana. 

Nah, malam ini, ia men-tag nama saya di FB, berbarengan dengan pajangan foto tatakan piring dan gelas yang terbuat dari kayu khas Bali. Tatakan itu dipakai oleh keluarga barunya disana. Ya, ia membawa kado tatakan dari kami ke rumah mertuanya yang nun jauh disana. Kebetulan ia berjodoh dengan bule Prancis, makanya sekarang ia dibawa kesana bersama dengan tatakan unik khas Indonesia itu, sejak beberapa bulan lalu. Di Eropa,  mungkin gak ada ya cinderamata atau tatakan lucu seperti yang ada di Indonesia ini.

Ehm...tatakan itu kami beli di Bali, ketika saya dan teman kantor saya, Wydia, sedang berlibur di pulau dewata itu. Ketika memasuki toko yang menjual souvenir atau cinderamata, tiba-tiba mata indah kami terhenti pada sosok benda bulat ceper berwarna coklat yang unik, cantik dan menarik, khas Indonesia banget pastinya. Eh, ada sumpitnya pula. Tiba-tiba, kala itu kok, kami langsung kepikiran tuk membelikannya sebagai hadiah dipernikahan teman karib kami, si neng Findri yang sexy itu. Artinya, jauh sebelum hari pernikahannya, kami malah sudah membelikan kado itu untuknya.

Btw, kenapa kami hanya membelikannya sebuah tatakan sederhana namun mempesona, yang tentu harganya tak seberapa itu...?Nah, kami berfikir, kalau memberikan kado yang berukuran besar dan berat seperti panci, bed cover, barang-barang elekronik, atau rumah, misalnya, kemungkinan, barang-barang itu justru tak akan dibawa ke Prancis, tuk memulai hidup barunya. Karena secara logika, gak mungkin semua barang akan ia angkut semua. Apalagi kalau yang  berukuran besar dan berat. Sangat merepotkan dan melelahkan pastinya. 
 
Ini penampakan tatakan sebelum dibungkus kado
Itulah, makanya kami hanya memberikan kado tatakan imut. Bentuknya yang ceper dan beratnya yang gak sampe satu kilo itu, tentu sangat praktis dibawa kemana-mana. Tinggal diselipin dalam tas aja, sudah bisa masuk tuh, gak makan tempat pastinya. 
Dan ternyata, Alhamdullilah, beneran deh, ia membawa kado cantik kami itu. Kini ia pamerkan pula, kalau benda yang berfungsi sebagai alas piring dan gelas itu, telah nongkrong dengan sombongnya dimeja makannya. Aih....seneng deh kita melihatnya, Fin...

Kenapa seneng..?
Karena banyak orang biasanya tak terlalu memperhatikan kado pemberian dari temen dihari pernikahannya. Dicuekin, dilepehkan, gak dianggap, gak dipake sama sekali, bahkan diberikan sama orang lain. Terkesan tak dibutuhkan. Padahal, orang membeli sebuah kado itu pake mikir, lo. Bukan asal beli saja. 

Cocok apa gak? Bagus apa kagak..?. Dan dia bakal seneng gak ya kalau dikasih kado ini..? 

Begitukan ya kira kira pemikiran kita..? Bahkan, ada yang bela-belain mecahin celengan atau minjam duit sana-sini, supaya bisa beli kado, apalagi kalau yang akan menikah itu teman terdekat, pasti semua orang kepengen ingin membelikan sesuatu yang special dan cantik, meski gak harus mahal. Tapi, yang terjadi.....ya gitu deh.... kadonya dilepehkan begitu saja, gak dihargai...Hiks...

Ehm..untunglah itu tak terjadi pada kado kami, yang dibeli dari hasil uang patungan itu, hahhahaha.... #ketauan, deh.. Jangan lihat harganya dong, Fin, tapi lihatlah keeksotisan dan khas Indonesianya yang begitu kental, yang gak ada jualannya di negara menara Eifel itu pastinya. Tul, gak..?

Yeacchh..... Semoga tatakan yang kami berikan itu, bisa menjadi kenang-kenangan seumur hidup tuk Nyonya Findri Fromentin dan suami, beserta keluarganya yang ada di Prancis sana..

Miss u, Fin

Aje gile di pernikahan Findri....


No comments

Hai,

Silahkan tinggalkan komentar yang baik dan membangun ya....Karena yang baik itu, enak dibaca dan meresap di hati. Okeh..