Menjemput Si Cangkir Cantik di Kedaung




Coffe set dari Kedaung motif "jejak katak"

Hikmah nulis blog itu ada-ada saja, ya....

Gegara mengulas acara launching dinner set yang diproduksi oleh Kedaung (showroom peralatan rumah tangga, pecah belah, dsb) dan diundang melalui majalah femina sebagai media partner beberapa waktu lalu, eh..akhirnya saya kecipratan produk Kedaung yang kece dan ahay itu. Cihuy...
 
Iya, selang satu minggu saya mempublish tulisan  terkait acara yang diadakan disalah satu showroom Kedaung group yang ada di Jl. Senopati 71-73, Kebayoran Baru, Jakarta selatan, saya mendapatkan surat cinta dari mbak Ifon. Beliau ini adalah Sales & Marketing Support Kedaung Grup.  

Di email yang dikirimkan kepada saya, ia mengatakan kalau ada gift dari Kedaung tuk saya, karena ulasan saya yang berjudul Menata Meja Makan Dalam Istana Beling”.

Ihiiy...., saya senang pake banget membacanya. Padahal, waktu saya publish artikel tentang acara dan suasana yang ada didalam istana pecah belah itu, saya gak men-share atau memberitahukan kepada pihak Kedaung, lo. 

Ya, mungkin mereka gak sengaja searching tentang Kedaung, trus ketemu deh sama tulisan saya, jadi datanglah rezeki itu padaku, hehehe. Dan, pada hari kamis, 27 Maret 2014 tadi, saya menjemput hadiah itu di pusatnya perusahaan yang sudah hadir di Indonesia sejak lebih dari 40 tahun itu,  yang bermarkas .di Radeh Shaleh, No. 20 Jakarta Pusat.
 
Ada satu coffee set cantik berwarna merah kecoklatan buat saya bawa pulang, yang diberikan langsung oleh Mbak Ifon. Pada kotak yang membungkus cangkir mahal ini, tertulis The Symphony Of frogs. Karya Dhaimeller. Apakah design cangkir ini menggambarkan ilustrasi jejak dan keindahan tubuh sang hewan katak? 
 
Uhm....saya mengamatinya... ..


Yup, pada gambar kotaknya, terlihat bentuk tubuh katak ketika sedang terlentang. Namun, kalau dilihat pada motif cangkirnya, ya gak terlalu kentara sih bentuknya, justru terlihat seperti design batik. Tapi, kurang lebih arsirannya menggambarkan seperti jejak-jejak kaki katak gitu ya, hehehe.... Pokoknya saya suka ngeliatnya. Saya emang doyan dengan cangkir yang warnanya rame dan terang, biar terlihat cerah seperti wajahku, hihihi... 

Memandangi benda yang terbuat dari porselin itu, ya, paling tidak mengobati rasa sedih diri ini gara-gara gagal menyabet satu paket  dinner set terbaru dari Retota, yang diproduksi oleh Kedaung, ketika diadakan lomba menata dinner set  pada acara yang saya hadiri beberapa waktu lalu itu.

Lagi, bareng  Mbak Ifon, hihihi #narsis

Yey, makasih Mbak Ifon dan Kedaung. 
Saya hari itu bisa bawa pulang si cangkir coklat, sebagai jelmaan simphoninya si katak..

Si cangkir katak mejeng di meja tamu. Menunggu tamu datang.

Nah, karena saya sudah bertamu ke Kedaung yang terletak di lantai dasar gedung Graha Tirta, Raden Shaleh ini, maka kurang lengkap rasanya, kalau saya  tak menghadirkan suasana istana beling itu tuk anda di blog ini... 

Check it out...

Pajangan peralatan rumah tangga di Kedaung Raden Shaleh..
Eh, lagi discount lo....yuk melipir....

Semua barang yang tersaji disini, sebenarnya kurang lebih sama dengan apa yang ada di Kedaung Senopati, tempat yang saya sambangi beberapa waktu lalu. Cuma, kalau disini, pencahayaannya lebih terang, karena kacanya yang transparan, jadi sinar matahari dengan bebas bisa masuk menerangi area ini. Kita juga bisa langsung melihat deru debu kendaran yang berlalu lalang dijalan. Sementara kalau Kedaung di Senopati, tempatnya lebih tertutup dan temaram karena penerangannya, sepertinya memang sengaja dibuat rada redup remang, hehehe. Jadi rada romantis gitu kalau masuk kesana.

Saking terang benderangnya suasana di Kedaung Raden Shaleh ini, ketika saya mengambil gambar dari arah tertentupun, selalu kebagian back light atau fokus kamera saya berbenturan dengan cahaya dari luar, jadi gambarnya rada gelap, tapi gak pake gulita, hehehe... Namun, semua itu  saya akali dengan mengutak-atiknya di  menu pereditan foto yang sudah merajalela didunia maya ini.



Selain perlengkapan pecah-belah seperti piring, cangkir, gelas dan temen-temennya, tak ketinggalan jejeran toples beraneka motif dan designpun, melengkapi pajangan yang tersaji disana. Ada yang berbentuk mesjid, ada pula yang motifnya batik. Ih..unik-unik deh.... 

 











 

Kalau tuk Coffee set dan cecangkir laiinnya...aih..jangan ditanya.....ini mah wajib ada di Kedaung, hehehe... Beragam motif dihadirkan, warnanyapun bervariasi. Coba tengok gambar-gambar dibawah ini.....


Nah, kalau kita beli coffee set yang lengkap beserta tekonya, maka paket tersebut akan kita bawa dengan  koper yang lumayan besar, seperti gambar dibawah ini. Nah, ini mah cocok banget kalau mau ngasih parsel buat calon mertua, asal jangan buat pejabat, gak boleh...ntar ketangkep KPK, lo..... hahahha.....

Paket coffe set cantik ala Kedaung



Piring-piring motif cantik....

Mangkuk buat bubur ayam atau bubur kacang ijo, asyik nih.

Ehm..buat emak-emak dan tante -tante juga remaja putri yang suka menghiasi rumahnya dengan bunga, nah.. disini tersedia juga vas bunga dari kaca. Mau yang penampakkannya tinggi ramping dan tinggi rada bulat, serta tinggi lonjong, ada lo...Ukuran mereka berlomba dengan batang bunga yang menjuntai tinggi keatas, yang menghiasi vas bunga cantik itu


Eits, yang saya suka lagi, pada bagian area vas bunga ini, diatasnya kita dimanjakan dengan hiasan gelas yang bergantungan di langit-langit, yang disatukan dengan tetalian yang berbahan keras. Mendongak keatas, melihat gelas-gelas berkaki itu, seolah-olah mereka memberikan lambaian pada setiap calon pembeli yang melihatnya, seperti yang terlihat pada gambar diatas dan dibawah ini...

Pemandangan indah gelas yang bergelantungan....
Ihiiy.....keren banget memandanginya.....
Kita disuguhkan pemandangan gelas bergelantungan gitu. Tapi, takutnya kalau satu aja lepas tuh tali yang merekatkan gelas-gelas ini satu sama lain, alamat bakal jatuh semua tuh dan pecah. Duh..... emang rawan, ya. Apalagi, mbak Ifon, yang menemani saya selama berada disana, juga mengkuatirkan kalau terjadi gempa, walah...ini juga sensitif, gelas-gelas itu bakal saling bergoyang dan bertabrakan satu sama lain. Tapi, semoga semuanya tak terjadi ...

Numpang mejeng bentar, hihi..
Ada juga rantang dan pepancian













Selain bertabur barang-barang pecah belah...tempat ini juga bertabur pemanis ruangan. Misalnya, dibagian masing-masing atas dinding, dihiasi dengan ornamen-ornamen klasik, sehingga ruangan itu terlihat lebih ramai dan cantik. Ketika masuk kedalamnya, kita disuguhkan jejeran batang pisang plastik, yang diletakkan memakai pot, tepat dibagian atas papan etalase yang memajang barang-barang indah itu. Jadi suasananya serasa di alam ya. Hehehe...


eh, ada batang pisang di menghiasi  ruangan besar ini...

Sementara dinding bagian depan, yang berhadapan dengan batang pisang tadi, ada gambar-gambar besar berwarna hitam putih, klasik, yang memenuhi di dinding bagian atasnya.   

Ada gambar anak kecil sedang bersama teman-temannya menikmati secangkir minuman hangat, juga bapak-bapak pedagang bakso yang hendak menyajikan dagangannya kedalam mangkuk, hingga aktivitas petani diladangpun, melengkapi pajangan gambar-gambar besar itu. Seolah menceritakan kalau semua mahluk, dari anak kecil sampai orang tua, membutuhkan semua peralatan rumah tangga.

Nah, terlihat kan, gambar-gambar hitam putihnya..? Eh, saya lagi ngapain sih, mau minum pake vas bunga ya..?
Oh, ya ditempat ini saya ditemani teman kantor saya, Freny, yang juga sedang bergerilya memantau barang pecah belah Kedaung. Ia tertarik pada coffee set bermotif sederhana dan berwarna netral, buat memanjakan tamu yang datang kerumahnya. Ada beberapa motif yang klik buat dia. Seperti contoh gambar dibawah ini...

Nah, cangkir yang ia pegang ini, motif yang disukanya.... jadi beli gak neng..?
Nah, ini juga sudut pajangan yang banyak diincar ibu-ibu rumah tangga seperti Freny, hehe...
 


Hei...buat yang ingin mencari wadah lilin cantik, celengan dari kaleng, dan pernik pernik hiasan pelengkap rumah tangga lainnya... tersedia juga disini. 
Pajangan wadah lilin dan pernak pernik lainnya...


Nah, tuh dia...bertabur barang-barang cantik, ya....

Semua pasti ngiler ngeliatnya.... Ya, meski beberapa showroom Kedaung tak terletak di dekat pusat pasar misalnya, tapi tetep saja barang-barang yang mereka produksi laris manis. Apalagi kalau hari jum'at dan weekend, kata mbak Ifon, wuiih ramenya pengunjung. 

Kalau anda gak tahan lagi pengen mengintip barang-barang indah yang tersaji di tempat ini, tapi...lokasi rumah anda berjauhan dengan kawasan Raden Shaleh,..?  Aha, mungkin rumah anda berada atau dekat dengan kawasan Senopati, Menteng, Kemang dan Gading...? Nah....Kedaung Home, juga hadir disana.

Penasaran dengan sajian Kedaung...? Silahkan melipir keistana beling itu, siapa tau bisa ketemu jodoh dengan barang yang anda inginkan pada gambar-gambar yang saya sajikan ini.  Selamat bergerilya....



Foto:

Koleksi Pribadi...

Corat coret di dinding itu..... terapi, lo...


Bersama ponakan
Jika lagi main kerumah kakak yang punya anak kecil, biasanya saya akan menemukan dinding rumah yang dihiasi dengan noda bekas spidol atau tanah, hasil corat-coretnya anak-anaknya. Ya, corat coret didinding biasanya adalah pelampisan anak-anak tuk menyalurkan hasrat keingintahuan mereka terhadap sesuatu hal. 

Entah itu menggambar, atau memang ingin mencorat-coret saja yang dianggapnya itu adalah sebuah ruang tuk mengekplor keinginannya sambil bermain-main. Walau, apa yang mereka “lukis” itu hanyalah sebuah gambar yang tak jelas, yang hanya mereka sendiri  dan Tuhan yang tau apa itu maksudnya, hihiih. Kadang berupa garis-garis acak, bulatan-bulatan tak beraturan, atau mencoba menggambar bentuk tubuh orang dengan daya khayal mereka sendiri.

Ya, hal-hal inilah yang sering kita temui pada dinding rumah orang yang didalamnya ada anak-anak berumur sekitar 2 hingga 8 tahunan. Tak jarang, para orang tua, terutama emak-emak memarahi anaknya yang suka mengotori dinding itu, dengan ekpresi wajah yang sewot dan ngotot. Bahkan ada yang sampai memukuli anak gegara hal ini. Namun, hal yang dilarang itu justru akan terulang lagi, terulang lagi. Dan orang tuapun akan marah lagi, marah lagi. Yah, namanya juga anak-anak, hehehe...

Ehm, ternyata aksi corat-coret dinding itu, menurut Ratih Ibrahim, seorang psikolog ternama, adalah hal yang wajar. “Anak yang berumur sekitar 5-7 tahun akan mengekplor dirinya. Salahsatunya melalui aksi corat-coret dinding. Nah, kenapa harus dinding yang menjadi incaran anak-anak? Karena mereka mencari media yang lebih luas. Coba kalau kita ajak anak-anak ke lapangan yang luas, mereka pasti akan berlari-berlari mengelilingi lapangan, karena anak-anak suka dengan sesuatu yang luas”, ujarnya bersemangat saat acara talkhsow dengan tema : Forgiveness is Easy, di Chipmunks Playland,  Mall Kota Casablanca.

Suasana Talkshow Forgiveness is easy, yang menambah wawasan

Wah, ia juga ya, saya jadi ingat ketika masa kecil dulu, sekitar usia 3 tahunan, sering berlari-lari dihalaman sekolah tempat ibu saya mengajar, ketika saya sedang diajak beliau ikut dengannya.

Oh, ya, ada yang pernah merasa dongkol pake banget gak, ketika ternyata lipstik mahal favorit anda juga menjadi korban yang dijadikan alat untuk mencorat-coret dinding oleh anak anda? Nah, ini juga adalah hal yang natural, lo. Bahkan, menurut Ratih  corat-coret itu adalah sebuah terapi. Terapi yang memberikan ruang tuk anak agar berkembang. Kenapa..? “Ada fungsi cognitif yang berkembang ketika anak sedang mencorat-coret. Justru, anak-anak tidak dapat tumbuh secara optimal jika orang tua tak mengizinkan mereka bebas berekplorasi”, kata Ratih.

 Ratih Ibrahim,beberkan positifnya aksi corat-coret
Sayangnya, psikolog yang berambut pendek ini, menemukam fakta, bahwa 54 persen orang tua saat ini keberatan kalau anak- anak mereka membuat rumah kotor. Padahal, masih menurut Ratih, wajar kalau rumah yang ada anak kecilnya penuh coretan, justru aneh kalau rumahnya terlihat bersih tanpa ada coretan sedikitpun. Bearti, ada “sesuatu” terhadap anaknya yang patut dicurigai, ya, hehehe...

So, kalau ternyata aksi corat-coret didinding adalah sebuah terapi positif bagi anak-anak, bearti, orang tua tak perlu memarahi atau sewot ketika dinding rumahnya kotor karena berhamburan bekas noda-ini dan noda itu. Maafkanlah kesalahan anak. Karena memaafkan itu adalah hal yang gampang, ketika kita tau dampak positif yang akan ditimbulkan dari sebuah kenakalan anak. Forgiveness is easy. 
 
Anak-anak sedang persembahkan dance
Ya, melihat anak atau keponakan yang suka mencorat-coret dinding, justru kita harus mengarahkan anak dengan kepedulian, bukan memarahi. Dengan cara apa..? 

Nah, Ratih memberikan contoh, misalnya ia sering berkata pada anak-anaknya : “Nak, kalau mau corat-coret, diarea dinding yang sebelah sini saja, ya, tapi didinding yang bagian ruang tamu atau dinding dirumah tante sebelah, jangan.” Kitapun harus menjelaskan disertai alasannya dengan ekspresi yang tegas, supaya anak paham bahwa hal yang ditekankan itu benar-benar tidak boleh dilakukan. Karena ekpresi wajah atau sorot mata seorang ibu, akan benar-benar diperhatikan oleh anak. Ibarat spons, anak-anak gampang menyerap semua apa yang dilihat dan dirasakannya. 

Nah, jangan pula menegur anak memakai ekpresi sambil bercanda/main-main, karena justru anak akan mengulanginya lagi, karena anak tau, bahwa saat itu ibunya bercanda atau tidak sedang serius.

Mona Ratuliu, seorang artis dan ibu bagi 3 orang anak, turut berbagi pengalaman diacara tersebut. Dulu, ketika ia melihat anak-anaknya suka mencorat-coret atau mengotori dinding, wanita cantik ini mengaku kesal dan kerap memarahi anaknya, terutama ketika ia baru mempunyai anak pertama. "Kecappun  disemprotkan ke dinding, trus dijilati, karena mereka ingin tau gimana rasanya kecap kalau dicicip dari dinding", ujar Mona geram, hihihi... Memang sich, siapa yang tak geram kalau melihat dinding yang bersih, eh, tiba-tiba jadi amburadul.

Saking seringnya Mona memarahi anak-anaknya gegara aksi corat-coret ini, ia malah sempat "dibenci" oleh anaknya. “Anak pertama saya Davina, ketika dia berumur 7 tahun, pernah bilang pada saya, kalau dia gak suka punya ibu seperti saya yang sering memarahi anaknya. Setelah dia bilang begitu, saya sampe menelpon suami buat curhat, sambil nangis-nangis", ujar Mona sedih. 

Namun, hal tersebut perlahan berubah setelah ia sering mengikuti seminar atau campaign tentang hal ini, pikirannyapun terbuka. Kini, ia membolehkan anak-anaknya melakukan apa saja, asal bisa dipertanggungjawabkan (dibersihkan).

Duh, serunya mona berbagi cerita...

Nah, apakah anda juga mengalami hal serupa yang dialami Mona ? Yang selalu kesal melihat aksi-corat coret didinding dari buah hati kesayangan anda..? Aha... Ternyata itu adalah hal yang wajar, ya sobs...Namanya juga anak-anak, kita dulu ketika masih kecil, kan, seperti itu juga kali..

Menyimak Talkshow dengan serius 
Untunglah, sekarang ada solusi agar orang tua tak perlu bawel lagi kalau melihat anak-anaknya corat-coret dinding. Ya, kini ada cat dinding yang memberi kemudahan untuk membersihkan bekas noda yang menempel pada dinding atau lapisan cat. Tujuannya, tentu  untuk mendorong orang tua agar membiarkan ruang bagi anak- anak tuk berekplorasi. Ya, Dulux Easy Clean.

Apa itu Dulux Easy Clean? 

Nah, produk yang baru saja diluncurkan pada Rabu, 19 Maret 2014, berbarengan dengan talkshow tersebut adalah cat produk baru dari Dulux, yang mengandung tehnology formula pelapis film khusus, yang diberi nama KidProof Technology. Dengan tehnology ini, jika ada noda yang menempel, maka noda itu tak bisa masuk kelapisan cat, karena ditahan oleh zat penahan cairan serta penghilang noda. Jadi, lebih gampang dibersihkan. Noda apa saja? Bisa bekas hasil corat coret yang menggunakan spidol atau kapur. Bahkan, noda cair seperti saus tomat/cabai, kecap, lumpur, es krim, bisa juga, lo. Pilihan warnanya juga bervariasi. Dari warna  ngejreng, sempe warna lembut nan kalem. Ada merah muda, hijau, biru, kuning,  orange, ungu dan masih banyak lagi.

Suasana launching Delux Easy clean. Pak Mediko (baju orange) memencet tombol sirine.

Menurut Head of Marketing PT. ICI Paint Indonesia, Medico Azwar, yang juga hadir sebagai nara sumber diacara talkshow tersebut, dengan Dulux Easy Clean, dinding rumah akan tetap cantik meski sudah beberapa kali dibersihkan. Namun, disarankan tuk tidak membiarkan noda terlalu lama menempel didinding, karena akan lebih sulit dibersihkan.Jangan ditunda deh, intinya, hehee.. Cara membersihkannnya juga gampang. Tinggal gunakan detergent dan spons/ kain halus, lantas dilap atau digosokkan pada bagian dinding yang kotor. Simple, kan..? Cat inipun tidak berbau menyengat, serta bebas timbal dan mercury, sehingga aman untuk anak-anak.

Jadi, orang tua sekarang sudah bisa menahan emosinya kalau melihat anak-anak sedang “melukis” di dinding, karena sudah ada solusi yang ditawarkan. 
Anak cowok , lebih aktif !
Bahkan, orang tua akan senyam-senyum saja melihat keaktifan anak anak yang berkreasi melalui corat-coret dinding terutama anak laki-laki. Ya, nakal anak cowok lebih aktif, karena didalam tubuhnya mengandung hormon testosterone lebih banyak dibanding anak cewek. “Jadi, kalau mau memarahi anak laki yang lebih bandel daripada anak cewek, ya salahkan saja itu hormon testosterone”, ujar Ratih bercanda. Iya juga sih, pantesan ponakan saya yang laki-laki pada mau bikin saya stres terus ya, ah...pengaruh si hormon rupanya, hihihi.

Area yang dipenuhi dengan lukisan-lukisan ala dongeng dan ragam permainan anak-anak ini, dihadiri oleh Komunitas Emak-emak blogger, wartawan media cetak dan online, serta sejumlah tamu undangan lainnya. Ketika MC mempersilahkan para tamu mengajukan pertanyaan, hujan telunjukpun banjir, semua berebut ingin bertanya, meski jumlah penanya dibatasi. Salah satu perwakilan emak-emak blogger, mak Indah Nuria, ikut sumbang pertanyaan pada acara tersebut. Dan karena pertanyaannya dianggap menarik, maka diakhir acara, ia berhasil mendapat voucher belanja senilai 500 ribu, bersama dengan dua orang penanya terbaik lainnya. Asyiikk...

Mak Indah Nuria, sedang mengajukan pertanyaan

Ehm ...tak lengkap rasanya kalau pada kesempatan itu, kami tak disuguhi dengan pembuktian betapa mudahnya membersihkan noda jika dinding rumah kita memakai cat yang baru diluncurkan ini.  So, ketiga nara sumber yang sudah berbagi cerita didepan puluhan tamu ini, langsung melakukan pembuktian kedahsyatan Delux Easy Clean ini pada dinding tempat taman bermain anak. 

Dan dinding yang mereka jadikan percontohan pada tempat bermain anak-anak itu, ternyata emang dinding yang dikhususkan untuk dijadikan tempat pelampiasan anak-anak tuk berekplor, alias Kid Proof Wall.

Ratih dan Mediko menyemprotkan noda cairan, seperti saus tomat dan kecap, sementara Mona dan kedua anaknya yang ia ajak pada kesempatan itu, mencoret dinding dengan kapur.

Ratih, Mediko, dan Mona sedang uji bukti kemampuan Dulux Easy Clean


   Pose bareng usai corat-coret
Mona &anak-anak ikut lap noda.
Hasilnya?...

Tinggal dilap saja dengan spon basah, langsung hilang seketika. 

Dindingpun  kembali bersih dan  kinclong, seolah tak pernah terjadi pernodaan sebelumnya, hehehe.
 
Hem... saya yakin sekarang para orang tua yang sudah mengetahui tehnology baru ini, akan mudah memaafkan anak-anaknya... 

 Coz, now...Forgiveness is easy, jika kita tau manfaatnya.




Sbr Gambar :
Koleksi Pribadi

Selasa Yang Bukan (Belum) Rezeki

Kalau bukan rezeki atau belum rezeki, sematang apapun rencana kita, biasanya selalu saja ada halangannya, ya. Entah itu belum rezeki punya anak, belum rezeki dapet pekerjaan, rezeki yang tertunda karean belum menang lomba, atau belum rezeki bisa merasakan nonton gratis di bioskop yang cihuy bin uhuyy....

Seperti yang saya alami kemarin.

Niatnya sih, pengen nonton di Blitz, karena saya memegang voucher tuk dua orang buat nonton di bioskop yang elit itu. Rencana tuk meluangkan waktu ditempat yang belum pernah saya rasakan itu, sudah sejak kapan bulan di bicarakan bersama sesosok mahluk yang akan saya ajak tuk menemani saya, siapa lagi kalau bukan jeng Wydia, teman kantorku yang tak pernah sanggup menolak ajakanku, hehehe...

Voucher Blitz
Ya, kami sudah berencana akan menukarkan kertas berharga itu pada pertengahan bulan Februari lalu. Karena expired atau masa berlaku voucher itu 22 Maret 2014. Saya gak mau memakainya mepet-mepet jelang masa "hangus" . Takut ada halangan, atau hal lain yang tak bisa kita prediksi, yang ujung-ujungnya akan bikin benar-benar hangus si voucher itu.

Dari banyak pilihan tempat yang bisa kami gunakan tuk menonton di Blitz, kami sepakat tuk menikmati Blitz yang ada di Pacific Place, SCBD, Jakarta Selatan. Kenapa memilih ditempat ini? Karena lokasinya tengah kota, dan kebetulan belum pernah main-main kesana. Selain itu lokasinya yang berdekatan dengan Plaza Semanggi, juga memudahkan kami jika sebelum atau setelah menonton ingin melipir ke mall itu, tuk sekedar cuci mata, hihihi...

Uhmm...setelah pertengahan Februari tiba, waktu yang ditunggu tuk "mencairkan" si voucher, saya mengingatkan jeng Wydia. Tapiii...eh..ada pekerjaan kantor yang cukup banyak ternyata, karena ada teman kantor yang lagi cuti. Jadi sobatku yang doyan makan coklat ini, merasa capek karena harus mengganjal tugas teman yang cuti itu. Jadi, gagallah  rencana itu... 

Oh ya, bukankah dalam satu bulan ada 8 kali hari libur ya, sabtu dan minggu..? Harusnya ada banyak waktu pilihan. Iya betul, tapi, berhubung saya kerjanya dimedia, yang tak memandang hari biasa atau hari libur, so.. justru dihari weekend saya kebagian masuk kerja, shift malam pula. Sementara senin dan selasa saya libur. Sedangkan, si Wydia liburnya sabtu dan minggu, jadi emang gak berpadu jadwal kami. Kalaupun kami bisa jalan, ya bisanya dihari biasa, di jam 7 malem, usai Wydia merampungkan pekerjaannya. 

Namuuun, kalau mesti jalan di hari biasa, kami merasa, kok gak sreg ya kalau cuma jalan sebentar dimalam hari, nonton, trus pulang! Hiddiiiih, buat yang masih gadis ting-tong kayak kami, itu gak asyik banget. Kalau kita pengennya sih, seharian bener menghabiskan waktu tuk jalan-jalan plus nonton, plus makan-makan, pokoknya hang out habeeess... Ritual gadis banget tuh ya, hehehe.

Saya dan Jeng Wydia
Ehm...Kebetulan, saya kepikiran tuk mengambil cuti kantor selama 3 hari. Bukan karena demi si voucher ya, tapi, saya merasa memang butuh rehat karena sudah lama tak "bersantai", jatah cutipun masih sangat banyak, bahkan. Nah, karena jadwal saya yang “kosong” bearti bisa dong ya, saya dan Wydia jalan seharian di harinya Wydia yang kosong juga. Jum'at! Kenapa hari itu, bukannya dia liburnya sabtu dan minggu...? Nah, berhubung saya ngambil cuti, jadi jadwal kantor jadi berubah, hihiihih... Wydia kebagian libur Jum'at, sementara di hari sabtu, dia justru masuk.

Okelah, disepakati tanggal 14 Maret hari Jum'at yang cerah dan merona, kami siap sedia 'menunaikan tugas” yang beberapa kali tertunda itu.

Tapi....ketika hari yang dinanti tiba, eh..eh... si Jeng Wiwid (panggilan manja Wydia) tepar..! Thypusnya kumat, gegara capek dan banyak terkena angin malam (katanya). Aih....... Jadi...ya....tertunda lagi deh..... Gak mungkin dong saya jalan sama orang sakit, kalau tiba-tiba ia pingsan...? Saya sendiri yang kerepotan...

Ehm, baiklah...tak putus asa dan masih semangat tempur, kami bikin schedule baru lagi. Schedule yang bener-bener mendekati garis finish. Dan ini udah waktu yang paling ujung-jung..jung...sebelum tanggal kadaluwarsanya si kertas kecil itu.


Selasa, 18 Maret.
Sumringah saya di hari itu. 
Membayangkan bisa hangout kemanapun. Karena hari itu adalah harinya saya, hari liburku. Dan itu adalah hari libur terakhir saya, sebelum masanya si voucher bakal tamat. Jadi, mau gak mau tak bisa ditunda lagi. Mesti jadi nonton di hari itu, darling.

Jam 4 sore, saya maen kekantor. Sekalian sih, niatnya mau ngejemput si Wydia buat nge -Blitz, meski rencananya kita berangkat jam 7 malem sih, dari kantor,  tapi saya juga sekalian mau browsing gratis gitu, makanya datang agak cepetan dikit kekantor sebelum jadwal hangout di selasa yang ditunggu itu, tiba, hehehe...

Asyik berinternet ria di kantor, eh gak kerasa....waktu trus mendekati jam 7 malam, temanku yang selalu setia padaku ini sudah selesai dengan tugas-tugasnya, kami bersiap hendak meninggalkan kantor.

Eh, siapa yang bakal tugas malam ini ?” Tiba-tiba...si Wydia yang bersiap tuk pergi, nyeletuk...

Ups....saya yang merasa yakin  kalau hari itu libur, anteng-anteng aja menggapi pertanyaan temanku yang berambut keriting itu.Ya, dong, kalau saya gak yakin, gak mungkin dengan pedenya saya mau jalan ini malam.

Kan, si Don yang tugas. Gue kan libur? Kok dia belum kelihatan sih?” (*perasaan saya udah gak enak, nih*)

Tiba-tiba, bos saya yang hendak turun tangga, karena mau bersiap pulang juga, berkata dengan panik dan lantang.

Bukannya elo yang tugas selasa malam ini, per tanggal 18 maret ?”

Apaaaah...?”  Kebayangkan ya ekpresi wajah gue..? Ini malam yang saya tunggu, lo pemirsaaahh...

Tuk meyakinkan saya, si bos sampe nunjukin jadwal barunya yang telah di print dengan manis diatas kertas. 

"Nih, jadwal barunya. Benarkan, lo yang tugas malam ini!"

Saya perhatikan jadwal baru itu.....
Ulalalla.... Jadi rolling waktu libur gue berubah ceritanya. Biasanya senin-selasa, tapi kini jadi minggu-senin. So, karena itu hari selasa, ya saya tugas dung bearti. Aaarrgghh....saya gak jadi pergi nonton artinyaaaa......

Duuh, mana saya ngeh kalau hari itu adalah dimulainya jadwal baru. Karena, bos saya mengirimkan email itu seminggu yang lalu, yang tak terlalu saya pelototin betul itu jadwal...Hadeeeehh.........  

Ya..ampyuuuunnnnn.... 
Selasa yang dinanti, selasa yang hampir melewati batas deadline voucher, selasa yang sudah dandan cantik, selasa yang sudah dipenuhi dengan bunga-bunga Blitz, Selasa yang bakal hangout bareng sama temen-temen yang lain, masak harus kandas seketika..?

Akhirnya.....
Mau gak mau, saya harus menyerah pada keadaan. Dengan berat hati, eh..ringan hati ding,  saya harus relakan voucher yang nilainya tak seberapa itu, dipakai oleh Wydia, dan sohib satu lagi, Dyta yang juga kami ajak ketemuan malam itu. Yach.... daripada itu kertas jadi mubazir, mendingan saya amalkan saja. Toh, temen dekat saya juga yang menggunakannya... Lagian saya gak mau juga mengecewakan Wydia yang sudah siap sedia mau berangkat, dan ada Dyta, mantan teman sekantor, yang sudah menunggu di lokasi, karena kita janjian bareng.

Emang sih, kalau dilihat dari tanggal expirednya, 22 Maret 2014, sebenarnya saya masih ada kesempatan 4 hari lagi, kalau emang ngotot mau menggunakannya. Tapi, sayakan setiap harinya masuk kerja shift malam, hari sabtupun, hari dimana terakhir masa berlakunya itu voucher, saya masuk malam. Masak saya mesti nonton di pagi hari...? Gak lucukan..? Jadi, yo weslah....

Ah, dasar belum rezeki, ya, ada-ada saja halangannya. Tertunda berkali-kali. Akhirnya gagal total.

Sayapun mengikhlaskan Wydia meninggalkan diri ini yang akhirnya harus berjibaku di kantor mpe larut malem...Padahal, malem itu harusnya saya berada dalam ruangan besar berundak dengan lampu temaram. Duduk di kursi empuk, berjejer bersama dengan sohib-sohib kental sambil memandang layar lebar dengan audio yang bikin jantung berdentum. Lantas, teriak-teriak kaget melihat adegan action dari aktor-aktor Hollywood yang gagah itu, sambil mengunyah pop corn, cemilan resmi ala bioskop.  Ah...Sudahlah. Saya harus meluruhkan khayalan itu...

Saya juga harus mengambil hikmah dari semua itu. Karena, andai saya tetap cabut dari kantor malam itu,  mungkin  besoknya saya bakal kena SP (Surat Peringatan) sebagai hukuman karena meninggalkan tugas. Tul, gak..?

Daan...
Ketika teman kantorku yang kuberi "mandat" itu sedang diperjalanan menuju Pasific Place, melalui sms, ia bilang, kalau ia sedih dan gak semangat gitu karena saya gak jadi ikut. Pengakuannya sih begitu, hihihi....entah, apa itu hanya tuk menghiburku saja...? hehehe...

Membalas pesan pendeknya, saya meminta agar jangan lupa bawa oleh-oleh berupa berupa foto di lokasi tempat mereka nonton, agar saya yakin, kalau voucher yang urung saya miliki itu, benar-benar telah mereka pakai. Buat bukti gitu ceritanya, sekaligus bisa di pajang di blog ini, hihihi....


Cieh turun tangga Pasific place
Eaa..Wydia dan Dyta mejeng di blitz.


Wydia pura-pura beli tiket, pdhl gratisan, hihihi
Cieh..gayanya si Wydia dan Om Frencho...
















Yah, mereka melaksanakan titah saya dengan baik. Titah dari baginda putri yang cerewet ini tuk 'mencairkan” voucher yang sudah saya simpan sejak Desember tahun lalu, hadiah dari salah satu Smartphone ternama.

Nilainya, memang tak seberapa, sob..

Tapi, usahanya itu, lo..

Untuk mendapatkan secarik voucher, sungguh tak mudah, bung! Harus melewati kerikil dan kawat berduri, hahahaha #lebay.


Ehm...
Hari ini, rabu, sambil bercerita tentang pengalaman mereka di Blitz semalam, Wydia berujar, “Meski voucher itu belum jadi milik, lo, mungkin akan ada rezeki yang lebih besar lagi yang akan menghampirimu”

Ah, Amin...Semoga saja...

Wajah Sumringah kelar nonton..uyeacch...