Jujurlah Pada Diri Sendiri


Leila S Chudori


"Lupakan kalimat sastra.... Jujurlah pada diri sendiri.!

Ada kalimat sastra atau tidak, tak masalah. Yang penting ceritanya dalam!

So, tak Ada yang menghukum jika kalimat kita lurus-lurus saja."

Begitulah jawaban penulis senior Leila S.Chudori, ketika memberikan jawaban atas pertanyaan saya. Ya, saya bertanya, apakah kalimat sastra itu harus ada atau perlu disisipkan dalam sebuah  fiksi , agar terlihat menarik?? Ternyata.... TIDAK! 


Leila  S. Chudori, penulis novel "PULANG"
 
Karya sastra itu, hanya ingin membuat pembaca mendeskripsikan kejadian. 
Misalnya : Dia menggigit bibirnya, ada suara tertahan. ....
Nah, kalimat ini menggambarkan bahwa orang tersebut marah.

Karya sastra memang harus menggunakan deskripsi. Misal jika ingin mengambarkan sosok wanita cantik. Maka kalimat yang digunakan : " Rambutnya ikal mayang, matanya bagus, hidungnya mancung", dsb.

Oooh, jadi gak masalah toh ya, kalau tak ada kata yang "berbunga-bunga" dalam suatu tulisan. Yang penting kita tidak mengkhianati karya kita sendiri.

Jangan gara-gara ingin membuat cerita supaya terlihat mewah dan membuat orang berdecak kagum, lantas, kita menuliskan atau mengarang hal-hal yang tidak masuk akal. Justru itu akan membuat pembaca tak yakin dengan apa yang kita tulis. Palsu!

Mbak Leila sedang memberikan suntikan pada peserta
Ya, wanita yang juga bekerja sebagai wartawan di Tempo ini mencontohkan, jika dalam sebuah tulisan misalnya , mengisahkan tentang anak laki laki yang berasal dari desa tapi bisa menggunakan 12 bahasa, lantas banyak tergila gila padanya, bla..bla..bla...

Nah, ini sudah termasuk cerita yang tak masuk akal atau palsu, dan itu artinya kita tak jujur pada diri sendiri.

Begitu juga untuk pendalaman karakter. Jika kita mengisahkan seorang wanita, walau diri kita adalah juga wanita, namun tak harus apa yang dirasakan oleh si wanita itu seperti diri kita sendiri. Maksudnya, bisa saja kita mengisahkan teman atau orang lain, maka kita harus meriset pribadi orang yang kita ceritakan .

Kalau dia seorang marketing, maka, kita harus tau dan menggambarkan tindak-tanduknya. Bagaimana moodnya kalau ditolak klien, atau kecewanya ia ketika tak memenuhi target bulanan, dsb.

Jika kita menceritakan tentang sesuatu hal yang berlatar belakang kebudayaan, maka kita wajib harus meriset tentang kebudayaan atau kondisi geografik alam tertentu. Wah, seperti layaknya mau bikin film, ya. Rupanya penulispun harus punya modal tuk "jalan-jalan" demi sebuah risetan yang bagus, hehehe...


Salah satu peserta yang melemparkan pertanyaan
Nah, kalau soal Ide yang kita gunakan dalam sebuah tulisan, masih menurut Leila, jangan pikirkan apakah ide itu menjual atau tidak. Yang penting kita menulis dengan jujur dan sesuaikan dengan fashion. 

"Laku, itu hanya efek! Bukan tujuan!", katanya dengan tegas! ketika menjawab pertanyaan salah satu peserta yang bertanya tentang bagaimana mencari atau menentukan ide yang bisa menjual atau tidak. 
Wah, nampar banget nih jawabannya ! hihihi...

Ya, saya setuju.

Kalau kita menulis hanya untuk demi mencari keuntungan atau semata tuk tujuan komersial, itu artinya kita menulis tak dengan hati, tapi menulis dengan iming-iming materi.....Tsaaahh.... "Sambil nepokin bedak dipipi*

Lagipula, tak ada karya atau buku yang salah atau benar.
Yang penting kita bisa menulis dengan baik dan itu sudah berlaku ketika kita memulai halaman dengan benar.

Mulai dari alinea pertama, kita harus meringkus perhatian pembaca. Karena menulis intro atau alinea adalah salah satu bagian penting. Jika alinea pertama sudah datar dan membosankan, kemungkinan pembaca akan pergi dan meninggalkan buku/tulisan kita. Tidaaaakkk....!!!!

Antusiasnya para Peserta Writing clinic
So, dari alinea pertama pun, berikanlah sentuhan misterius atau dramatik yang bisa membuat pembaca penasaran akau kelanjutan kisahnya. Contoh alinea yang menarik misalnya pada alinea novel "Filosofi Kopi" karya Dee lestari.

Jadi , kalau untuk masalah alur dari sebuah kejadian nyata yang kita alami misalnya, tak harus menuliskan dari cerita/kejadian yang berurutan.
 
Jika ada cerita ditengah-tengah atau di akhir kejadian yang menarik, bisa kita angkat menjadi kalimat atau alinea pembuka. Layaknya sebuah film, yang kadang menghadirkan Flash back dari sebuah cerita. Kalau di media sih atau  koran mislanya.., alinea pertama ini ibarat HL atau Head Linenya suatu rangkaian berita.

Banyak faktor yang dibutuhkan untuk menulis sebuah karya.

Salah satunya bakat dan minat. Namun hal ini bukan hal penting, karena sulit diduga keberadaanya. Maksudnya??
Gini,  Leila menjelaskan , ada orang yang dari kecil punya minat dalam hal tulis menulis, tapi belum tentu punya bakat. Namun ada yang punya bakat namun belum tentu menyadarinya atau tidak didukung oleh keadaan atau keluarga.


Ia menekankan, yang penting adalah kerja Keras!!

Ini faktor utama dari lahirnya sebuah karya yang cemerlang. Dan untuk menunjukkan kerja keras ini, tentu kita harus merawat kemampuan tehnis. Rajin mencari alternatif kata, membentuk kalimat yang menarik, atau membuat kejutan plot.

Selain itu kita juga harus rajin berlatih. Dan ini bisa dilakukan secara otodidak. Minimal dua jam sehari untuk latihan menulis atau nge-blog. Yaay! Kita banget ya, wahai para blogger, hihihihii....

Trus, setelah rajin berlatih, rajin observasipun juga diperlukan untk membentuk karakter. Misalnya, kita bisa mendapatkan ini dari memperhatikan gaya bicara teman, atau isi kalimat yang meluncur. Karena biasanya kosakata orang itu beda-beda ; bagaimana pemikirannya, bagaimana dia beraksi terhadap situasi tertentu, dsb... Observasi ini tentu berguna untuk pembentukan karakternya.

Nah, jika kita ingin menulis yang baik, tentunya harus rajin membaca. Ya, membaca karya sastra bisa dijatahkan minimal satu buku dalam dua pekan. Tentu ini berguna untuk membentuk / menciptakan kalimat yang unik. 

Nah, yang bikin saya dan peserta geli, kata mbak Leila, waktu yang baik tuk membaca adalah ketika dipagi hari, saat kita melakukan kegiatan alamiah kita. Alias baca buku ditoilet sambil itu tuh--.... hihihi.. Ada yang sering ya melakukan hal ini.. Tapi, kok saya justru gak konsen lo kalau ngebaca di toilet, wkwkwk. Ya, karena psikologis orang itu beda- beda ya. Kalau saya lebih konsen pada kegiatan alamiahnya dibanding bacaannya, hahahha.....

Selanjutnya...
Untuk mematangkan penulisan, bisa kita lakukan dengan datang keacara-acara diskusi kepenulisan, seperti yang saya hadiri pagi tadi. Tentu membantu kita menyadari bahwa pemikiran hidup ini tidaklah tunggal tapi ada pemikiran lain yang memiliki hubungan yang berbeda dengan bacaannya.

Peserta Writing clinic lagi seriusss, nih...
Wanita yang sudah menerbitkan beberapa buku ini, menyarankan agar kita rajin membaca buku karya klasik Pramudya Ananto Noer, Umar Khayam, Ahmad Tohari, NH Dini, Mark twain, Julian barnez, Zadie Somith dll.

Nah, Mbak Leila mengingatkan kalau seandainya karya kita sudah terkenal dan kitapun dikenal orang, tetaplah rendah hati. Ibarat spons, meski kita sudah terkenal tapi tetap harus banyak menyerap ilmu  dan tidak sombong.

Eh, kalau soal ide ....? Dicari dimana tuh.....

Ini bisa didapat dari apa yang kita lihat disekeliling kita. Tak harus megah dan tak selalu dari latar belakangnya yang heboh. Pun, untuk tema! Sebenarnya tema tak terlalu penting.. Yang penting adalah story telling. Misal hubungan antara ibu dan anak. Atau percakapan antara dua orang dialam kereta api. Tema, bagi Leila, sebetulnya hanya untuk membantu kita agar fokus.  Oh..begono toh....

Setelah mendapatkan ide dan tema, biasanya penulis akan menentukan kerangka plot atau alur. Yang paling umum adalah plot 3 babak yang dikenal dalam novel dan film konvensional.
Babak 1 ; perkenalan, karakter dan problem
Babak2 ; puncak problem/klimak
Babak3 : Penyelesaian.

Tapi, tentu saja, setiap karya yang bagus tak harus mengikuti konsep 3 babak ini. Bisa saja meloncat-meloncat. Untuk itu Penulis juga harus punya karakter atau ciri khas dalam penyajiannya.

Nah, jika sudah sampai diakhir cerita, sebenarnya ini termasuk hal yang sensitif, bisa  membuat banyak pembaca yang protes. Karena pembaca Indonesia umumnya menyukai akhir yang bahagia. Makanya kaalu ending tak sesuai, penulis deh yang kebanjiran protes, hehehe...Begitulah pengalaman mbak Leila.

Saya, bersama Penulis Kawakan Leila S.Chudori
Namun, kita harus tetap jujur pada diri sendiri. Apakah cerita tersebut layak untuk diakhiri dengan kebaagiaan atau dengan kesedihan, Jangan memaksa diri. Kalaupun sejak awal kita sudah merencanakan mengakhiri dengan sebuah kesedihan, maka kita tak bisa mendadak saja membuat akhir yang sedih itu tanpa logika. Jadi, kita harus menyelipkan tanda-tanda itu dibabak 1 dan 2 tanpa menghilangkan daya kejut.

Wah, banyak sekali ungkapan-ungkapan istimewa yang saat dapatkan dari wartawan senior Majalah Tempo ini, ketika memberikan ilmunya kepada sekitar 50-an peserta yang hadir pagi tadi di Gedung Femina, Jl Rasuna Said, Jakarta, dalam Acara Writing Clinic. Namanya juga clinic, jadi tadi kita diberi suntikan amunisi agar bisa menulis lebih baik lagi. 

Ya, maklumlah....acara yang berlangsung dari jam 9.30 hingga 13.30 tadi, dihadiri oleh beberapa penulis wanita yang sudah menelurkan buku, novel, atau karya cerpen/ cerber, skenario, editor, dan blogger seperti yang nulis ini,, hihihi.... Eh, tapi ada satu peserta cowok yang nimbrung diantara wanita-wanita tangguh yang sedang semangat-semangatnya menimba ilmu dalam dunia "ketak - mengetik" itu, hehehe.. 

Ciri khas gaya Mas Iwan ketika sdg Sharing
Ehm...., selain mbak Leila S.Chudori, hadir pula Penulis tamu, Iwan Setyawan penulis buku 9 Summer 10 Autumns. Novel laris yang sudah cetak sampai lebih dari 8 kali itu lo... 

Dan, kini film dari karya yang diangkat dari kisah nyatanya itu tengah diputar dibioskop seluruh Indonesia.

Alhamdullilah saya sudah nontonnya. Sangat inspiratif.! Seinspriratifnya ia, ketika berbagi pengalamannya dalam dunia tulis-menulis. Uniknya, Mas Iwan ini dulu  justru gak suka baca novel, lo. Malah kalau dia ngeliat temannya baca novel, dia akan bilang "Novel? Damn! Itu karangan ciptaan orang! Ngapain dibaca".... Eh, sekarang dia sendiri malah menulis novel. Sudah dua karya novel yang dilahirkan dari jemari lincahnya. 
 
Meski dah 3 x bertemu, tak bosan foto bareng lg.
Diacara special ini, adalah untuk kali ketiga saya bertemu dan berbincang dengannya.. Masih tetep dengan gayanya yang ngocol dan penuh humor yang sambil bersharing ria bersama kami. Nah, apa yang dibagikan oleh Bung Iwan pagi tadi, ...sila baca intip disini yauw...

Acara Writing clinic ini diadakan oleh Majalah femina, sekaligus dalam rangka Awarding Ceremony Pemenang Sayembara Cerber femina 2013. 
 

Wow, hebat-hebat ya meraka. Bikin cerpen aja, bagi saya itu dibutuhkan waktu yang banyak dan mesti teliti penuh kesabaran. . Gimana cerber? Wuaalaaaah,,... acungin jempol deh, buat para pemenang2 itu.
  
Maklum, diantara para wanita-wanita hebat yang semuanya berbaju biru pagi itu, mungkin saya termasuk penulis pemula. Karya saya hanya beberapa saja yang baru mejeng di majalah. Tapi, hanya berupa tulisan pendek saja. Belum pernah bikin cerber...... Apalagi novel yang beratus-ratus halaman itu.....oh....

Makanya saya salut sama orang yang bisa bikin tulisan panjang nan lebar, dengan kedalaman cerita yang luar biasa. Ilmu saya belum nyampe kesono kali, ya. Makanya, bersyukur banget dapat suntikan dari para penulis-penulis handal itu.

Nah, juara 1 Sayembara Cerber femina tahun ini adalah mbak Yohana L.A.  Dengan karyanya yang berjudul "Pengorek". Wanita manis ini adalah seorang guru, yang kebetulan suka menulis. Hebatnya lagi, kemenangannya ini adalah untuk kedua kalinya, lo. Setelah ditahun sebelumnya ia juga menjuarai lomba cerber femina, dan mendapatkan juara ketiga. Dan kali ini naik tingkat jadi juara pertama.  Keereeenn,  mbak! 

Sang Juara  ketika menerima hadiah.
 
Mbak Yohana, sharing Cerbernya
 

Foto bareng juara 1 euy, biar ketularan, hehehe..Selamat mbak!

Doi juga, belain-belain datang langsung dari Sanggau Kalimantan Barat, daerah asalnya, demi menjemput hadiah OMG .....15 jeti dari Femina..Aaaaw, Asyik tuh mbak... Selamat ya......!!!

Nah, Juara dua, diraih wanita asal Aceh dengan karya yang berjudul "Hikayat Negeri Terapung , karya Mellyan Cut kemala Nyakman. Namun sayang, karena jarak Aceh yang begitu, jauh jadi beliau tidak bisa hadir.

Sementara Pemenang 3 Sayembara Cerber"Janji di Negeri Titi" karya Siti Rahmah asal Depok. hadir juga dikesempatan itu.

Juara ke 3 Cerber femina, menerima hadiah

Para jawara Cerber fota bersama Leila dan Tim Femina

Duh, senangnya....Selamat buat wanita -wanita hebat ini..
 
Senangnya dapat Voucher 3 bulan langganan Femina
Eh, sayapun rupanya kebagian hadiahi juga, lo. Karena tadi saya mengajukan pertanyaan kepada Sang Mentor, Leila, jadi saya dan peserta yang juga memberikan pertanyaan, dapat voucher 3 bulan langganan majalah Femina gratis ! Iyauw! Senangggnyaaa.,.. 

Akhirnya, daku langganan femina jua, setelah selama ini beli eceran atau ngintip ngintip baca di Gramedia, hehehe..

Yaay! Voucher dambaan akhirnya ditangan, heheh
Sebelumnya, saya juga dapat CD keren Brian McFadden -Set In Stone, sesaat setelah selesai melontarkan pertanyaan. Tiba-tiba ada si mbak cantik dari Femina memberikan goodybag mini itu dari belakang bahu saya. 

CD Brian Mc Fadden
Eh, gak dinyana ternyata dapat lagi hadiah lainnya ...  Horeehhh!!!

Tengkyu ya Femina...

Dan ternyata, gak cuma para jawara yang mendapatkan penghargaan dari Femina, dua orang "dokter" kami di siang itu pun, mendapat penghargaan. Selamat ya.. femina selalu bisa aja memberikan sesuatu buat koleganya. Sukses deh!

Iwan &Leila mendapatkan penghargaan dari Femina

Yaay, foto bersama setelah "dirawat" di clinic Femina. Sbr foto;disini

Setelah itu...seperti biasaaaa......Acara pun diakhiri dengan foto bersama dan makan siang. Plus goodybag cantik Femina. Aih mak... Senangnya daku di hari sabtu ini...


Makan siang bersama,plus dapat teman baru.

Wah, semoga saya bisa hadir kembali diacara yang memberikan ilmu soal tulis menulis ini. Supaya lebih pintar lagi, dan lebih banyak karya yang tercipta. Amin.....

Dan...

Tetap harus jujur pada diri sendiri, seperti wanti-wanti dari Leila S.Chudori.. Siaappp..!!!

Goody bag cantik Femina

1 comment

  1. Jadi ikutdapat ilmunya juga dengan membaca tulisan ini. Terima kasih sudah berbagi, Mbak

    ReplyDelete

Hai,

Silahkan tinggalkan komentar yang baik dan membangun ya....Karena yang baik itu, enak dibaca dan meresap di hati. Okeh..