dag dig dug jelang DL

dag dig dug deeer... (foto:koleksi pribadi)

dag dig dug jelang DL



Ada yang pernah mengalami dag dig dug deerr jelang DeadLine (DL) karena baru inget kalau hari itu adalah batas akhir perlombaan, sayembara atau kuis yang ingin Anda ikuti, misalnya? Dan ketika mau memenuhi persyaratannya, ternyata tak semulus yang dibayangkan? Mulai dari internet yang lelet, hingga sistem yang gak bisa diajak kompromi...

Ehmm...Banyak sebab sih, kenapa orang suka mendaftarkan tulisan di waktu-waktu jelang DL.

  • Ada yang baru tau informasinya dadakan menjelang DL,  Jadi, ya, saat itu juga baru dikerjain itu tulisan.

  • Ada yang baru sempet nulis, karena terlalu banyak kesibukan..

  • Ada yang ragu-ragu tuk ikut lomba tersebut dengan beberapa alasan....eh pas menjelang DL baru semangat dan berburu waktu. Nah, kalau ini pengalaman pribadi saya, hihihi...

  • Ada juga yang emang suka mengulur-ngulur waktu, alias sengaja mau daftar pas menjelang DL. Emang suka berpacu dengan adrenalin kali ya, hihihi..

  • Ada yang gak ngerti maksud tema yang dihadirkan oleh panitia. Dirasa beratlah atau susah nyari bahannya. Tapi, menjelang DL, baru ada ide atau baru ngeh kalau ternyata dia bisa mengerjakannya....

  • Ada juga yang udah selesai tulisannya, tapi hanya disimpan di draf saja, eh .. lama-lama kelupaan, pas mau DL baru inget, duh...

  • Ada yang sengaja mau mantau-mantau dulu karya peserta lain, kalau terlihat ada 'warna' yang menarik, maka akan menjadi acuannya, walau sebenarnya tak bermaksud untuk menyontek.

  • Ada yang merasa udah jagoo, jadi sengaja mau publish karya atau ngedaftarnya di detik-detik DL, supaya karyanya gak terlalu banyak dibaca orang ketika masa lomba belum berakhir, ya, supaya gak disontek orang idenya.

Masih banyak lagi alasan-alasan lainnya, kenapa seseorang, kok, bisa daftar menjelang detik-detik yang rawan itu.

Dan alasan anda yang mana ya..? Adakah salah satu dari dugaan saya diatas ..?? Atau Anda punya alasan lain sendiri? Hehehhe...


Sssttt.... jelang DL (foto:koleksi Pribadi)



Nah, ngomongin soal dag dig dug jelang Dl, saya juga punya kisahnya...

Menjelang DL suatu lomba menulis, yang dipatok jam 24.00 teng dihari tersebut, untuk pengiriman hail karya..eh,...sayapun baru mendaftarkan tulisan diakhir-detik detik penutupan waktu batas lomba, duh!

Jadi..
Ketika jelang 2 jam lagi batas penutupan lomba berakhir...tentu malam itu, saya berjibaku dengan waktu yang mepet-mepet. Setelah tulisan dirasa udah oke..mulailah satu persatu saya menjalankan kewajiban yang disyaratkan dalam lomba tersebut.

Dari mendaftarkan tulisan melalui email, Submit tulisan ke website, publish tulisan dijejaring sosial dengan menggunakan hashtag yang ditentukan, hingga pasang banner/widget.

Nah, kalo urusan ngirim email dan publish tulisan dijejaring sosial, mah.., bukan sesuatu yang sulit.

Eh, giliran submit ke websitenya, waduuuhhh...jantung serasa deg-deg plas euy... Susaaaaah sekaliiii.!!! Kebetulan internet kompi saya agak lemot pula..Loadingnya lama! Saking lamanya, malah saya berfikir..ini ngeloading beneran atau nggak sih?... Saya sampai harus mention beberapa peserta lain yang ikutan dan juga baru publish tulisan di twitter melalui hashtag yang ditentukan tadi, yang berhasil saya lacak. (Biasanyakan, kalau baru nge-publish dan nge-hastag, twit tulisan peserta akan berada diatas pada laman folder hashtag) .

Saya bertanya pada dua orang diantara mereka, apakah mengalami kesulitan serupa dengan saya. Ada yang menjawab lancar saja, tapi ada juga yang nasibnya sama kayak saya. Susah Submit! Duiuiuh..kebayangkan... kalau itu tulisan tidak tergistrasi ditempat si penyelenggara lomba bisa saja kita didiskualifikasi karena tak memenuhi persyaratan, dsb.. So.,..kita bisa apa kalau bener kejadain begitu misalnya..? Tulisan udah dibikin seindah mungkin, refrensi googling sana sini. eh...kok ya ketika ingin memenuhi persyaratannya gak berjalan mulus. Yah,paling pasrah aja..

Sambil menunggu jalan menuju DL itu, saya selalu lrirk-lirik jam, berpacu dengan rasa was-was dan deg-degan...sambil berharap dan berdoa, agar tulisan bisa tercapai tersubmit. Tegang rasanya...

Gak hanya itu, ketika saya mau memasang widget/banner lomba di wall atau di sidebarpun, duh...kok ya gak bisa-bisa ya..Apa yang salah.?? Tapi, peserta lain kok bisa sih. Setelah saya cari tau, ternyata..ada juga peserta yang mengalami hal yang sama dengan saya. Selain susah submit, pasang widgetpun bikin stres! Entahlah..apakah hurufnya yang salah, atau memang blog saya yang tak bisa "membaca" itu kode widget.

Kebayangkan, betapa jantung saya terus berpacu, mengingat waktu yang terus merangkak mendekati jam 24.00 teng. Kalau udah nyampe waktu itu, habislah kesempatan saya, hihihih...

Tapi, untunglah ketika sekitar jam 22.40, setelah sekitar 15 menit menunggunya....Ahamdullilah submit ke website yang dituju..berhasil terkirim. Legaaa banget....ketika membaca tulisan yang yang muncul dari layar web sang penyelenggara, kalau tulisan saya sudah tersimpan. Alamaaaak...rasa tegang saya berakhir .


Tawa Lega tlah lewati DL (foto;koleksi prbadi)
Sebelumnya, saya juga sempat membaca status atau tulisan salah seorang peserta yang mempublish karyanya dijejaring sosial, sembari berujar : "Berhasil submit ke ...seperti berasa jadi pemenang ". 
 
Ya, mungkin dia juga sama seperti saya, yang mengalami "kerumitan" ketika harus menghadapi proses loading tuk registrasi ke situs tersebut. Sehingga, ketika ia berhasil, rasa senangnya bukan main. Persis seperti yang saya rasakan.

Namun, ternyata permasalahan belum berakhir...

Banner/ widget lomba, yang masih saya perjuangkan meski waktu sudah mepet, belum berhasil terpasang juga, sampai saya mempublish tulisan ini. 
 
Namun, karena persyaratan ini gak terlalu "urgent", ya saya berharap panitia atau juri, bisa memaklumi. Karena gak mungkin peserta sengaja gak mau masang itu banner, kan? Pasti karena ada sesuatu..

Untunglah twit keluhan yang saya mention, dibalas. Twit tersebut menjawab, kalau untuk banner boleh saja gambarnya hanya di save as atau di download namun diberi link ke tulisan informasi perlombaan yang ada di web tersebut, walau tak terpasang di side bar ; hanya nebeng di badan tulisan saja.

Ah, untunglah kalau begitu. Beres deh!

Saya ketawa sendiri kalau mengingat grasuk grusuknya saya malam itu.

Tapi, ya.. itulah resikonya kalau ikut lomba atau daftar lomba mepet-mepet jelang DL. Padahal, sebenarnya bisa saja sih, saya daftar sehari atau dua hari sebelumnya. Namun, karena merasa masih ada yang harus dilengkapi ditulisan yang saya ikutkan untuk lomba tersebut,maka saya menundanya. Hingga, akhirnya saya mendaftarkannya 1,5 jam sebelum lomba ditutup, berpacu dengan ketidakpastian tehnologi, cieh...istilah versi saya gitu deh...hahahha..

Ehm...ini bukan pengalaman pertama saya yang mendaftar lomba menjelang detik detik akhir penutupan.


Aw, bandel deh..(foto:koleksi pribadi)
Dulu, waktu mengikuti lomba yang diadakan salah satu Bank Besar Nasional, kejadiannya juga hampir mirip. Ketika saya mau mendaftar atau registrasi melalui webnya, ..Eh..berkali-kali gagal. Padahal, kode yang dimasukkan sudah benar. Saya sampai menduga, apa karena sudah kebanyakan peserta yang ikut? Jadi web-nya ngeheng atau apa... 

Wah, saya juga udah kelimpungan tuh! Secara tulisan udah dibikin rapi, masak gak jadi dilombakan gara-gara gagal daftar doang...Untungnya batas waktu lomba, saat itu masih 3 hari lagi. Jadi, masih ada waktu, pikir saya kala itu.

Tau gak, saking paniknya saya sampai harus menelpon ke customer servicenya, lo, tuk memberitahukan tentang permasalahan ini. Sibuklah mereka gara-gara saya tanyai ini-itu. Merekapun bertanya-tanya ke bagian yang lain juga. Namun, customer servicenya tetap sabar melayani dumelan saya, hihihi...

Eh, usut punya usut ternyata pada hari saya mendaftar yang selalu gagal itu, ternyata pada hari itu emang website/sistem mereka lagi ngeheng. Ya, ampyuunn.... Nah, besoknya, setelah saya coba lagi...beuh... lancar teunan euy, hihihih...*tepokjidad*

Ini semua gara-gara panik, karena mau ngedaftar mendekati DL. Jadi, kita kerempongan sendiri..hahahha..

Saya yakin, banyak yang punya kisah yang sama seperti saya.. Dan ini sebenarnya bisa jadi pelajaran, agar gak usah lagi menunda-nunda pekerjaan, kalau dirasa semuanya udah siap. Karena, kita tidak atau apa yang terjadi menjelang detik-detik DL itu. Entah website yang error, sehingga kita jadi gagal daftar,. atau mungkin internet kita sendiri yang lemot, sehingga apa yang kita harapkan tak berjalan mulus. Bisa jadi juga, di hari tersebut anda ada acara atau kegiatan dadakan yng tidak bisa dihindari, sehingga Anda tak sempat untuk membenahi tulisan, boro-boro mau ngesubmit-nya. Nah,.lo..berabe kan? Padahal, tulisannya udah 99% rampung, tinggal dipoles aja, misalnya. 

Parahnya lagi, bisa saja sang penyelenggara mengubah beberapa ketentuan. Misalnya,..waktu DL dimajukan. Dari semula jam 24.00 menjadi jam 20.00 atau jam 22.00, misalnya. Karena saking banyaknya peserta yang sudah ikutan. Jadi panitia merasa harus membatasi membludaknya peserta. Bisa saja kan? Tak ada yang tidak mungkin!

Seperti waktu saya ingin mengikuti kopdar di salah satu perusahann peralatan dapur ternama.Awalnya, waktu pendaftaran ditutup sampai dengan tanggal 20 misalnya. Tapi, 2 hari jelang batas waktu tersebut, mereka mengubah persyaratannya, dengan menutup pendaftaran pada hari itu juga, dengan alasan sudah kebanyakan pesrta yang mendaftar. Walah....untung saya sudah daftar, dan Alhamdullilah terpilih menjadi salah satu undangan di acara keren itu..Tapi,  bagi yang belum sempat daftar, karena kelupaan atau suka mepet-mepet waktu tadi..padahal kepengen sekali ikutan..yah..akhirnya hanya bisa ngucapin say good bye ajah...,hehehe..

Mungkin, Anda berfikir....ya bedalah....kalau itukan cuma acara kopdar, sementara kalau lomba blog atau lomba menulis, biasanya lebih disiplin panitianya. Memang betul, tapi paling tidak kasus serupa bisa saja kejadian. Mendingan kita sedia payung aja dulu. Jadi, kalau ada apa-apa udah siap berteduh..hehhe... Alias gak dag dig dug deeer lagi jelang DL....

Atau Anda sengaja ingin menantang rentang Deadline? Wow! Bisa jadi...heheheh...


Salam DL !

Muka misterius jelang DL (foto:koleksi pribadi)

Legaaaa.....




Lega itu....
Ketika berhasil membagikan kisah menyenangkan, menarik dan lucu kepada orang lain, hingga membuat mereka  terpacu atau meniru hal positif  yang sudah kita lakukan.

Lega itu....
Ketika sudah selasai mengaji atau katam AlQur'an

Lega itu....
Ketika udah merampungkan sholat 5 waktu sehari.

Lega itu....
Ketika sudah bersodaqoh, dan yang menerimanya tersenyum bahagia melihat kita


Lega itu....
Ketika kita sudah mengamalkan ilmu yang kita punya dengan baik dan bermanfaat bagi orang lain

Ehm.....

Yang diatas itu adalah lega yang serius tuk menuju ke akhirat.
Ada lagi nih lega versi yang lain,tapi lega untuk urusan duniawi, hehehe ….

Cekidot...


Lega itu....
Ketika baru menyelesaikan cucian  satu baskom ukuran besar dengan tangan, karena menampung baju yang satu minggu belum dicuci. Dan...ketika sudah merampungkan dan melihatnya bertengger dijemuran...Ah, Legaaaaaa.....

Lega itu....
Ketika dah lama gak buang hajat, eh akhirnya keluar juga. Ya, berhubung pencernaan saya kurang lancar dari kecil...maka saya tak pernah BAB setiap hari. Kalaupun saya pernah merasakan setiap hari, itu gak berlangsung lama, paling 2-3 hari lancar, setelah itu kembali ngadat, kayak mesin ya..hehehe... Entahlah dengan masalah ini....padahal saya sudah rajin makan buahan-buahan, bahkan termasuk penggila sayuran..Tapi, kok ya masih macet juga...Pernah lo, saya mengalami gak buang itu "sampah perut" sampai 5 hari. Betah banget ya bersemayam ditubuh bohayku ini, hihihihi....Kebayangkan betapa begah dan kembungnya perut indah saya. Namun, karena sudah biasa, maka saya menganggapnya bukan hal yang mengganggu. Padahal ini gak baik buat kesehatan tentu.

So, ketika emas batangan itu keluar dengan sadar diri....Legaaaaaa...nyaaaa...Serasa habis ngelahirin bayi.........hihihih...

Lega itu......
ketika sudah menyelesaikan skripsi dan melalui ujian komprehensif...Dan salah satu diantara 3 dosen bilang... "oke cukup, ditunggu aja hasilnya"...Ah,..keluar ruangan "menyeramkan" itu dengan legaaaa...

Lega itu.....
Ketika mau nagih barang yang dipinjam berbulan-bulan oleh teman,....tapi ketika berhadapan/ bertemu dnegan orangnya, gak keluar nih suara buat nagih...karena segan, gak enak atau apalah....Tapi , ketika orang itu udah mengembalikan barang dengan sadar diri, (walau kebanyakan pake ditagih dulu) dan akhirnya barang yang juga kita butuhkan itu dah kembali ditangan, beuh.. Legaaaaaa...

 
Legaa itu....
Kalau sudah berhasil mengungkapkan uneg-uneg atau kekesalan yang terpendam kepada seseorang. Dengan alasan takut tersinggung, atau gak enakan, maka kekesalan terhadap seseorang kadang dipendam dihati sampai karatan..Dan ketika itu sudah berhasil ditumpahkan, dan justru ditanggapi positif oleh orang yang bikin kita kesal....Duh, legaaaaa




Legaaa itu...
Ketika berhasil menghindar dari mantan kekasih, ketika gak sengaja ketemu di mall atau dijalan. Apalagi kalau putusnya gak baik-baik, Hidiihh, males banget...hihiihi...So, kalau berhasil menghindari itu manusia, meski harus sampai jalan memutar... wew... Legaaaa

Legaaa itu...
ketika menang suatu lomba,.....juara satu lagi...wow..senangnya...Karena apa yang kita lakukan, diusahakan, diperjuangkan, disibukkan dengan urusan perlombaan ini.... akhirnya berbuah manis... Hadiahpun berhasil direbut...Legaaaaaaa...

Lega itu...
Ketika berhasil registrasi atau submit tulisan ke web sang penyelenggara sebagai salah satu persyaratan lomba. Biasanya, ditengah perjalanan atau proses submitnya, kadang gak berhasil. Entah kompi yang tiba-tiba ngeheng...ditambah pula internet yang lemot...atau sistem web-nya yang ribet dan sebagainya. Apalagi, kalau itu terjadi menjelang detik detik Deadline, wah..jantung para peserta yang ikutan, saya yakin pasti hampir copot semua tuh, wakakakkaak...Iya kan? #pengalaman pribadi....
Tapi, ketika tulisan itu sudah tersubmit (meski prosesnya lama dan bikin deg-degan ) ..Ya ampuunn....Legaaaaa.....berasa tulisan kita yang paling bagus aja, hahahha...


Legaa itu...
Ketika dimalam hari, mati lampu. Padahal, kita mau mengerjakan sesuatu yang penting..Eh, ketika lampu dah nyala kembali..Walaahh..Legaaa. sampe guling-guling....hihihiihi..

Legaa itu...
Kalau diajak orang ngobrol gak berhenti-henti. Padahal kita dah mau menghindar atau udah menyimpangkan omongan, supaya orang itu berhenti bercerita. tapi....eh..itu orang masih betah aja ngobrol sama kita. So, ketika orang tersebut mengakhiri pembicaraan dengan sendirinya, karena sesuatu hal, misalnya tiba-tiba dipanggil temannya atau telephonenya berdering... ...Siapa yang tak legaaaa.....???

Ehm....
Masih banyak lega-lega lain yang bikin kita rasanya terbang ke angkasa, saking senangnya. dan kelegaan setiap orang, pasti berbeda-beda. 
 
Nah, cerita soal lega-melega diatas adalah lega versi saya. Silahkan kalau anda mau tersenyum menanggapinya, atau malah bilang "ah, gitu aja kok lega sih', hehehe..

Karena biasanya, pendapat atau respon orang itu bermacam-macam ya.

Tapi, yang pasti faktor yang bikin saya lega, seperti tulisan diatas, masih menempel dan saya jabani sampai sekarang, ketika mengalami hal-hal yang kebanyakan bikin detak jantung berpacu.

Asalkan.....

Jangan sampai merasa lega kalau sudah merebut suami orang, rezeki orang, apalagi menyikut teman.... #ups.....

Dan....setelah selesai menumpahkan tulisan ini...

Ah, Legaaaa...

Kira2 begini nggak ya ekpresi legaku?hihihi


Gang Yang "Angker"



Mendengar ada orang yang diperkosa di gang sempit yang pernah saya lalui, wuihh....langsung berdesir darah ini. Seakan saya sendiri mengalaminya. 

Mengangetkan, menyedihkan, sekaligus buat saya terperangah karena tentu sedih sekali nasib wanita tersebut, yang diduga diperkosa oleh laki-laki muda ketika ia pulang dari tempat kerjanya.

Ya, gang sempit itu memang sepi !




Pertama kali saya melintas di sana sekitar 3 tahun lalu, ketika diajak dan berbarengan bersama teman-teman hendak pergi ke suatu tempat. Saat melihat dan menginjakkan kaki di sana, ...beuh, suasana 'angker' udah kerasa banget deh. 

Padahal, ketika itu masih siang hari. Suasana angker di sini maksud saya, tentu bukan angker yang berhantu atau ada "setannya". Tapi, suasananya itu loh...bener-bener bikin saya takut. Gang yang lumayan panjang, sempit dan terkepung dua tembok tinggi  dikedua sisinya. Seram, iihh!

Jangankan malam hari, ketika masih siang aja, duh, setiap kali saya lewat sana sendirian, selalu bikin jantung deg-degan. Takut kalau ada orang jahat yang tiba-tiba muncul. Tapi, Alhamdullilah saya masih dilindungi Tuhan. Setidaknya, beberapa kali saya melintas di jalan yang lebarnya tak lebih dari 2 meter itu, tak ada kejadian aneh apapun. Paling, saya melihat ada sepasang anak SMU lagi pacaran di sana sambil mesra-mesraan. Atau melihat pemulung dan tukang sol sepatu yang duduk istirahat sambil menyenderkan tubuhnya di tembok semen tinggi.  Kadang, hanya satu dua orang yang saya temui yang juga bersamaan melintas di sana. Tak ramai, meski itu jalan umum. Memang sih, kalau ada dua orang melintas, bisa bikin perut saling bersenggolan, hehehe

Nah, kenapa saya melintas di sana?
 
Karena kebetulan itu gang langsung berdekatan dengan salah satu halte TransJakarta (TJ) yang ada di wilayah Jakarta timur. Jadi, ketika keluar dari gang itu, langsung tembus tangga halte TJ. Jadi, emang lebih praktis. Ada banyak jalan lain sih dari rumah saya untuk menuju halte tersebut, cuma jalan yang lain itu lumayan jauh kalau ditempuh jalan kaki.

Nah, kalau gang "Danger" itu memang yang paling dekat untuk menembus halte TJ. Bukan hanya saya saja yang suka melintas, tapi masyarakat sekitar atau mungkin karyawan lain yang kantornya ada di sekitar lokasi tersebut, sering melintas di jalan gelap nan sepi plus menyeramkan itu.

Nah, kurang lebih begini penampakannya.

Tak ada penerangan apapun di sana ketika hari sudah mulai gelap. 

Rumah penduduk ada sih, cuma kalau posisi kita sudah berada di tengah gang yang panjangnya kurang lebih 100 meter itu pasti tak akan terdengar lagi teriakan kita kalau ada apa-apa. 

Ini juga yang dialami gadis malang yang diperkosa ketika hari mulai senja itu, sekitar jam 6-7 sore. Saya yakin, ketika ia hendak disakiti pastilah ia berteriak, namun...memang tak ada yang bisa mendengar. Apalagi, teriakannya juga tertutupi dengan suara deru debu kendaraan yang masih aktif berseliweran di jalan raya. Hingga terjadilah peristiwa naas itu. 

Untunglah, ada warga yang melintas di sana yang menemukannya dengan kondisi lunglai dan menangis, dan langsung dibawa ke kantor polisi terdekat. Sementara si pemerkosa langsung pergi meninggalkannya begitu saja.

Dulu, saya pernah lewat di sana agak sorean, sekitar jam 17.30. Berhubung matahari masih menampakkan sinarnya, meski udah sisa-sisa sinar aja sih,  saya masih berani. Itu pun, deg-degannya minta ampun, saya sampai harus menoleh ke belakang berkali-kali, takut kalau ada yang membuntuti. Tapi, kalau hari sudah gelap, wah saya gak akan berani deh, mending saya memilih jalan memutar meski agak jauh, tapi saya selamat dan jantung saya gak copot.

Selain itu, gang tersebut kalau dilihat dari jalan raya, memang posisinya agak tertutupi tangga dan jembatan TJ. Jadi, wajar kalau peristiwa pemerkosaan itu tak terlihat oleh orang yang melintas di jalan raya, apalagi kejadiannya pada malam hari pula.

 Yang lalu lalang di sekitar trotoar tempat arah masuk gang itu pun, jarang terlihat. Karena daerah itu  memang jauh dari tempat keramaian. 

Ilustrasi langit malam

So, karena gang itu menyeramkan bagi saya, jadi sudah dua tahun ini, saya tak pernah lagi melintas di sana. 

Sampai........ terdengarlah berita yang mengiris hati itu.

Mungkin ini pelajaran buat saya, agar jangan sungkan memilih jalan yang jauh atau agak berliku sedikit untuk menuju ke suatu tempat, asalkan jalan tersebut lebar, ramai dan terang dikala malam, plus tak menyeramkan pastinya. 

Daripada kita memilih jalan pintas, yang memang sih bikin cepat sampai, tapi suasananya bikin adrenalin anda berpacu. Apalagi wanita, yang memang rawan sekali mengalami tindak kriminal dan asusila.

Duh, semoga wanita tersebut yang saat ini sedang syok akibat peristiwa yang tak pernah dibayangkannya itu, cepat pulih dari trauma dan kesakitannya. 

 




Akhirnya, langganan juga...

Yes..!!! Majalah favoritku yang kunanti akhirnya tiba juga kemarin. ..

Malam hari ketika sedang menjalankan tugas kantor, satpam di perusahaan tempatku bekerja mengabarkan kalau ada paket buat ku. “Kayak buku gitu deh, mbak. Tapi masih ada di pos satpam tuh paketnya”, kata si Bapak satpam yang tugas malam.

Penampakan paket femina
Aku langsung feeling…."Aah itu pasti femina..!  Majalah wanita ternama yang sering mengadakan banyak acara bermutu untuk kaum hawa, yang sudah beberapa hari ini kunanti-nanti.

Dan akhirnya…...
 
Aaw, kemarin saya bisa  juga menikmati langganan Femina, meski hanya 3 bulan. Itupun langganan gratis, karena saya berhasil merebut voucher langganan femina untuk 12 edisi. 
Voucher femina
Ah,  bersyukur sekali......

Ya, kalau bukan gara-gara terpilih dan hadir di acara Writing Clinic yang diadakan oleh majalah yang punya image bagus ini, yang kisahnya saya tulis disini, mungkin saya gak akan memegang voucher berlangganan femina, yang kemarin sore dihantar langsung oleh kurirnya. 

Tapi, tak semua peserta yang hadir diacara yang menghadirkan Leila S Chudori itu,  mendapatkan hadiah voucher, lo. Saya kebetulan saja beruntung mendapatkannya. Pengen tau, apa yang membuat saya bisa mendapat voucher itu, makanya baca tulisannya disini ya., hehehe...
Ehmm,...
Setelah selesai menjalankan tugas dikantor, baru saya ambil majalah yang sudah 40 tahun berjaya itu, di cubicle satpam yang letaknya persis disamping gerbang kantor, sekalian pulang. Sampai di rumah, tak sabar saya membuka halaman demi halaman yang dikemas dengan apik itu. 


Cover femina
Artikel yang keren
Presenter berita RCTI, Ajeng Kamaratih,  menjadi cover femina petama yang saya dapatkan dari voucher langganan itu. 

Eh, yang bikin tambah seneng lagi…., ketika dipertengahan halaman majalah, ahaayy…. ada liputan tentang acara Writing Clinic yang saya ikuti diawal bulan Juni ini, bersama dengan 50 wanita-wanita yang “doyan nulis” lainnya. 

Yaay! Foto saya bersama teman-teman yang hadir di acara keren itu, dengan memakai dress code warna biru dan jeans, mejeng dimajalah femina edisi 25 tahun 2013. Yippii..
Acara Writing Clinic terpampang nyata di femina

Entah kenapa....
Kalau foto kita masuk majalah itu, rasanya seneeeeeeng bangeeeeet ya....Walau bagi orang lain itu adalah hal biasa, tapi bagi si empunya wajah, wuiihh sukarianya minta ampun dah,…hahahahha…
Hei,...adakah foto anda terpampang di majalah ini? 

Para peserta Writing clinic berfoto usai acara

Ah, tak sabar pengen menerima femina edisi-edisi selanjutnya, meski hanya 3 bulan saja.  Setelah selama ini belinya eceran, atau kalau lagi bokek, ngintip-ngintip baca di Gramedia, demi "mencuri" beritanya, hihihi...
Tengkyu Femina...  
   
Tambah cinta deh sama kamyuuu…


Bersama Koleksi Femina


Sumber Foto :

-Majalah femina edisi 25 tahun 2013
-koleksi pribadi

Surat Cinta Yang Menampakkan Diri



Kertas merah jambu bercorak bunga mawar itu, menyembul diantara tumpukan buku-buku pelajaran sekolah, ketika seorang gadis tomboy membereskan kamar mungilnya yang sudah 5 tahun tak ia tempati. Debu dan jaring-laba-laba merajelela dimana-mana, menyambut sang tuan kamar yang baru saja hadir di ruangan bercat hijau itu. Selama ini, kamar yang terletak dilantai dua rumah mewah itu terkunci rapat! 

Dengan ragu, jemari lentiknya mengambil kertas berlipat dua yang telah tertutup debu itu. Kondisinya masih baik! Tulisannya juga dapat terbaca dengan jelas. Perlahan ia buka. "Heh, aku sangat mengenal tulisan ini", ia bicara pada dirinya sendiri, sambil duduk dikasur empuk yang tlah lama tak ia tiduri. 

Oh, surat cinta dari sang pujaan hati ketika ia masih memakai seragam putih abu-abu, ternyata. Tinta biru yang tergores di lembar kertas yang penuh ungkapan perasaan kasih, di senja itu, ia lihat kembali. Baru dua kalimat yang terbaca. Namun, airmata sudah tak tahan lagi untuk tumpah dari kedua mata indahnya. Tulisan itu menusuk hatinya. Mendalam! Sudah lima tahun ini ia tak menangis.
 

Sbr foto; disini
Siska, Gadis yang sedang bersedih  itu, mencoba melupakan semuanya.

Segala kenangan indah yang tercipta selama 3 tahun bersama sang kekasih, pria tampan yang baik, bernama Bayu Lesmana. 

Mereka menjalin kasih sejak awal duduk dibangku SMU, hingga menyelesaikan pendidikan disekolah yang sama. Saling berbagi dan mencintai. Walau, saat itu banyak orang yang bilang perasaan kasih mereka hanya cinta monyet belaka. "Masih ABG kok serius amat sih pacarannya!', begitulah komentar orang-orang yang melihat kemesraan mereka. Tapi, tidak bagi Siska dan Bayu, yang merasa sudah ada ikatan hati satu sama lain. Suka duka mereka lalui, meski hubungan keduanya tak mendapat restu dari orang tua Siska.

Bayu anak orang tak mampu. Sementara keluarga Siska adalah anak orang terpandang yang punya segalanya. Karena gengsi dan malu, kalau anak gadisnya  benar-benar berjodoh dengan keluarga yang dianggap tak sederajat, maka cinta kasih merekapun tak disetujui. 

Bayu, tak boleh datang kerumah gadis pujaannya.  

"Mama gak ngijinin kamu berhubungan lagi dengan laki-laki itu, ya! Kamu  bisa mencari pacar yang lebih baik dari dia!" Titah keras itu digelontorkan untuk anak gadis sematawayangnya, 5 tahun lalu. 

"Tapi, Ma......", Siska tak bisa melanjutkan kata-katanya. Karena tau, larangan orang yang melahirkannya tak boleh dilanggar! Ia hanya bisa terpaku dan diam, demi bakti kepada kedua orang tua.

Hari itu, Siska pulang dari Surabaya, setelah berhasil menamatkan pendidikan sarjana tehniknya di salah satu Universitas ternama diKota besar itu.

Kini, ia  telah sampai kembali ke Bandung, kota kelahirannya, yang telah ia tinggalkan  sebelum belajar di perguruan tinggi.

Gadis manis ini berharap, bisa melupakan sang kekasih yang telah mengisi hari-harinya ketika masih bergelut dengan masa SMA. 

Namun, ternyata, kenangan yang hampir memudar itu muncul kembali, karena selembar Kertas merah jambu yang menampakkan dirinya senja itu, ketika ia akan memulai menata hati, merangkai kisah baru. Surat cinta itu membangkitkan kembali kenangannya bersama pria yang ia cintai, meski tak mungkin lagi dimiliki. 

Bahkan, ia tak tau dimana keberadaan laki-laki gagah yang telah ia anggap sebagai Kapten Bhirawanya. 

"Apakah ia sudah menikah? Dimana ia sekarang?" hati kecil Siska bertanya, sambil meremas kertas penyanyat hati itu. Namun, ia tak mau mengorek jawaban lebih jauh....



Cerita diatas, adalah fiksi...

Ya, ceritanya, saya baru belajar nulis fiksi, hehehhe..

Benua Eropa dan Asia Lebur Jadi Satu

Ilustrasi:Benua Africa America Asia Europe. Sbr foto;disini

Benua Eropa dan Asia itu jauh lo....Tapi, hari itu tak ada jarak antara keduanya,....Melebur jadi satu! Ketika salah satu penghuni dua benua itu menyatukan hati penuh cinta dalam suatu ikatan perkawinan.

Dihari itu...
 
Ahaayyyy......Akhirnya temanku si Findrai, eh si Findri jadi juga nikah sama Buleehh.Sudah dilangsungkan pestanya di Sabtu cerah 8 Juni 2013 yang lalu. Ia berhasil dapet buleeh!! Yes!! Mungkin inilah jawaban atas doanya selama ini....
 
Pengantin Beda Benua

Setelah beberapa penjelajahan cinta yang ia lalui selama ini, hehehe. Sama siapa aja, Fin? Yah, cuma Findri dan Tuhanlah yang tau pastinya, hihihihi. Saya mah cuma penonton ajah... *sambilsenyumsimpul*

Ya, dari hasil chatingan dengan para sekelompok bule dari berbagai negara yang terhimpun dalam suatu wadah group, dengan mengunakan smartphone, ouwwhh.. ada yang nyantol juga rupanya..

Selamat ya Neng Findri...

Nah, karena merasa sudah cocok satu sama lain dan saling mendalami, so, tak perlu lama mereka berpacaran. Kurang dari satu tahun.

Pertemuan keduanya secara langsung (alias ketemu didunia nyata bukan dunia maya)  yang hanya bisa dihitung dengan jaripun, tak membatasi kedua insan ini tuk saling mendalami pribadi masing-masing. Beberapa bulan setelah saling mengenal dan berkomunikasi secara intens, sang pujaan hatipun datang langsung dari Prancis ke Jakarta tuk menemui Findri. Selang beberapa bulan, balas Findri yang mendatangi keluarga Jimmy di Prancis. Cihuuyy!! 
 

Bendera Prancis.Sbr foto;disini
Bendera Indonesia.Sbr foto;disini
Ya, berhubung jarak yang tak dekat dan beda benua, otomatis, komunikasi yang dilakukan keduanya, lebih sering melalui telephone, sms, email, tuker-tukeran foto yang dikirim melalui smartphone, saling unjuk jejaring sosial dan skype-an yang hampir tiap hari. Untunglah tehnologi sudah canggih ya.

Coba kalau mereka pacarannya dijaman dulu atau sekitar tahun 90-an, yang belum menjamur Handphone atau alat komunikasi....wah....pasti tiap minggu mereka saling berkirim kabar melalui sepucuk surat. Selain nyampenya lama walau pake kilat khusus sekalipun, tangan juga gempor corat-coret perasaan diatas kertas yang bergambar bunga-bunga,mpe berlembar-lembar... wkwkwkw...


Salahsatu motif surat cinta jadul, hihihi..Sbr foto;disini
Wah, gambar disebelah ini mah surat kertas cinta jaman dulu banget ya, hihihi... 

Dulu sih,. biasanya, kertas cantik itu dijadikan pengungkap perasaan kepada pasangan atau cewek yang ditaksir. Warnanya bermacam-macam. Ada biru, pink, kuning, hijau, dsb. 

Selain penuh warna, ada juga gambar tranparan di kertasnya. Dari yang berbentuk bunga, hewan lucu, sampai pemandangan. hahahhaa...

Dan , berhubung saya sudah hidup di tahun 90-an, jadi sayapun kebagian mencicipi dan membeli kertas berbunga itu lengkap dengan amplopnya yang berwarna dan bermotif senada, wkwkwkwkw... 
 
Ya, biasalah, ABG jaman dulu kalau beli kertas yang biasanya dibungkus perlusin itu, apalagi kalau bukan digunakan buat cinta monyet dan cinta gak jelas.... wuahahaha,,,

Tapi, sekarang...

Ehhmm..tehnologi udah dahsyat, bro! Saling berkirim surat?? Duh, kayaknya udah gak jaman lagi deh. ..hehehe


Gadget canggih, hanya sekali sentuh! Sbr foto;disini
Sekarang semua orang sudah memakai gadget canggih nan modern. Apa sih  yang gak bisa dilakuin sama yang namanya ponsel pintar itu? Termasuk menjelajah dunia maya. 


Sekali sentuh layarnya, terkepunglah kita dalam luasnya dunia, dari berbagai dimensi. Cihuuyy! Sampai-sampai mata bengkak dan iritasi, karena melototin layar mulu, hahaha.... So, gak main lagi yang namanya nulis surat dan ketak-ketik (pake mesin tik)

Bahkan sekarang, kesibukan manusia lebih banyak tersedot tuk mengutak-ngatik perangkat keypad dibanding ngobrol bersama teman disebalahnya. Tul gak??

Ya, menjelajah dunia maya yang begitu luas, namun begitu sempit kalau sudah berada dalam genggaman smartphone, sangat dimanfaatkan oleh banyak orang saat ini. Termasuklah temanku yang punya bodi aduhai ini. Dan ....akhirnya, hasil penjelajahannya tak sia-sia...

Seorang Bulee asal Prancis berhasil merebut hatinya. Usianya 34 tahun, 7 tahun diatas Findri... Ah, beda usia segitu mah gak masalah ya.... Yang penting Asoy geboy aja dah, wkwkwkwk......

Salah satu Penghuni Benua Eropa & Asia
Sebelum bertemu atau berkenalan dengan Bule yang tinggal di Prancis yang sekarang jadi suaminya, Findri seringkali bercerita tentang cowok-cowok bule kenalannya. Yang kebanyakan ia kenal dari dunia maya dan hasil chatingan juga, hehe.Ia sangat antusias sekali dengan cowok Bule. Mungkin memang seleranya dia kali ye. 

Maklum, dari kecil, temanku yang selalu berpenampilan modis ini, sudah terbiasa berkunjung ke berbagai negara. 

Ia pernah cerita, waktu masih kecil, ketika ia dan orang tuanya mengunjungi Jepang, eh...ia tersesat dinegeri sakura itu, lo.

Wow, tersesatnya di Jepang, cuy! Lah, kalau saya mah, tersesatnya di gang buntu paling, wakakakkak...

Mungkin karena sudah terbiasa melihat bule atau orang asing, gak heran kalau neng geulis ini jadi kesemsem sama pria-pria dari negara seberang, hehehe...

Bahkan, ketika suatu malam kami berkumpul di Sky Dinning Plaza Semanggi, tahun lalu, ia pernah membahas dan meminta pendapat saya dan teman-teman tentang pernikahan beda budaya. 

Beda budaya disini, tentu yang dimaksud Findri adalah beda budaya antar negara. (walau waktu itu ia belum ketemu nih sama si bule). Tapi, rupanya,....bener ya kata orang, apa yang kita inginkan atau yang sering kita ucapkan itu selalu terkabul.

Dan Tuhanpun memberi kemudahan jalan untuk temanku yang berprofesi sebagai marketing ini dengan menikahi pria antar negara, antar agama, budaya dan melintasi jarak dan waktu.

Ups..keren gak tuh...

Perjuangan yang bikin hidup lebih hidup, hihihihi..

Ganggu pengantin di ruang make-up sebelum  mejeng dipelaminan

Beberapa bulan sebelum pernikahan dilangsungkan, sang bule yang bernama Jimmy, akhirnya ikhlas mengikuti keyakinan Findri, hingga terjadilah pernikahan yang istimewa itu, di gedung Angkasa Pura, Kemayoran. Jakarta Barat.


Eropa & Asia Jadi satu! Berbalut baju pengantin dlm Ikatan Perkawinan



Karena jarak yang begitu jauh, antara benua Eropa dan Asia, maka diacara sakral tersebut Jimmy hanya didampingi oleh Ibunya dan seorang teman terbaiknya di Prancis, yang asli Filipina.


Ibu Jimmy dg rambut pirangnya bergandeng tangan dg Ibu Findri

Pernikahan berlangsung lancar dan meriah. Tak banyak memang yang diundang. Namun, Teman-teman dan keluarga Findri yang hadir berbarengan dengan gaun warna senadapun meramaikan ruangan yang besar itu. 

Termasuk juga kami para wanita-wanita tangguh mantan teman satu kantornya. Ya, meski ia sudah resign dari tempat kami sama-sama mengais rezeki, tapi, ia masih mau memberikan kami seragam bahan satin warna biru muda tuk dipakai dihari special itu.

Inilah kami...

Bersama gaun satin biru....

Yang kami perawani dihari pernikahan manusia dua benua itu...

Bergaya di karpet merah, mumpung tamu belum ramai




Tiga dara kuasai  karpet merah!
Gak ada gaya lain,slain mekarin gaun,hihi







Cantik-cantik ya.....hihihi
 
Secantik pelaminan indah yang dipajangkan dan terpampang nyata cetar membahana di hari itu. Hidiiwww... Secetar baju pengantin yang dipakai mempelai wanita. Berwarna paduan Hitam, perak dan putih. Ajib dah... Ini memang konsep dan perpaduan warna yang diinginkan temanku yang berambut panjang hitam itu.( Pantat panci aja kalah bo hitamnya, wuahahhaa...) 
 

Nah, selagi pelaminan masih kosong, manfaatkan dulu tuk bergaya


Foto-foto preweddingpun terpampang nyata menyambut setiap tamu yang datang. Berdecak kagum! Keren-keren euy fotonya. Ya, gimana gak keren, wong lokasi pemotretannya di Prancis semua. Dengan latar belakang khas Eropa. Daun-daun berwarna merah, kuning berguguran. Bangunan dan gedung-gedung cantik yang jelas tak ada di Indonesia, juga menghiasi puluhan foto romantis mereka.

Foto-foto dibawah ini adalah kreasi Pre Wed yang dipajang dihari pernikahan mereka, yang diletakkan diseputar pintu masuk tamu undangan.


 



Bersama foto Pre Wed, yang diletakkan dalam ruangan resepsi


Salah satu foto prewed pengantin, dipajang diatas kertas kanvas.

Ehhmm....Setiap foto yang ditampilkan, Findri dan Jimmy memakai baju dingin yang keren. Iiihhh....khas iklim Eropa banget ya.. Tentu nuansa beda negara yang dihadirkan dikesempatan tersebut, membuat para tamu berlomba tuk mengabadikan momet tuk berfoto di dekat pajangan foro-foto indah itu. 

Duet maut MC handal dan MC dadakan. Cetar deh!
Duet MC handal (meski yang pake gaun biru adalah  MC dadakan, hihihi) yang setiap ucapannya mengetarkan jiwapun, tak kalah atraktifnya memberikan nuansa kebersamaan dan kemeriahan kepada tamu-tamu cantik dan ganteng yang datang tuk melihat pengantin duduk dipelaminan. 

 
Eitss.... 

Ditengah acara, sepasang pengantin baru inipun didapuk tuk dansa bersama didepan para tamu undangan yang datang.. Ehem..background sang pengantin pria, yang menurut informasi dari intel yang belum tentu bisa dipercaya,hihihi.. katanya pria Prancis ini  jago salsa.

So, sepertinya tak sulit untuk unjuk kebolehan, seperti yang terabadikan dibawah ini....

Idihh mesranya...


Kenapa mata Findri merem melek ya??
Dansa yang romantis





















Neng Findri yang ekspresif berpadu dengan Kang Jimmy yang pemalu. Serasi aja melihat mereka. Saling melengkapi...

Ssssstttt....ditengah hotnya mereka berdansa, sesekali Findri menempelkan kepalanya dibahu sang suami, lantas berbisik mesra. Pengen tau apa yang dibisikkan...??? Ehm...kasih tau gak ya..?? Wkwkwkkw.....

Ya, dansa mereka semakin hot dan memukau, karena diiringi lagu romantis yang dinyanyikan oleh sahabat Findri semasa SMU dulu, Dessy.. Wow, benar-benar kado special untuk pernikahan sahabat sejati ya.....

Nah, kalau soal Makanan dan minuman??? Wuiihh..... tumpah ruah, cyiinn! Asal muat aja tuh perut buat nampung beragam makanan yang tersaji di beberapa meja. 
 
Ketika sedang menyantap hidangan
Sampe kenyang euy. Hampir meledak, hihihi.. Ada pempek, dinsum, sup, sate padang, puding, buah, dan nasi beserta laukpauknya tentu. Banyak banget dah. Nah, Karena tamu tak begitu banyak memenuhi penjuru ruangan, maka kamipun dengan leluasa mencicipi beraneka ragam makanan itu.

Sampai-sampai, kita gak makan nasi lo, hanya terkonsentrasi dengan makanan ringannya saja., hehehe. Itu pun sudah cukup membuat kami kekenyangan. ...


Setelah selesai berdansa, harusnya nyanyi dong,ah!
Setelah 3 jam perhelatan pernikahan itu berlangsung, akhirnya ditutuplah dnegan acara joget-joget pengantin bersama keluarga dengan lagu yang pernah dinyanyikan Alm Chrisye "Hip-Hip Hura". 

Ibu sang mempelai Pria yang jauh-jauh dari Prancis pun, tak mau kalah dengan mengeluarkan aksi goyangnya berbaur dengan saudara-saudara Findri yang lain...

Sayangnya nih, sipengantin tak mau sumbang suara tuk ngehibur kita- kita.. Iiiihh sebel deh.....

MCnya kurang ganas sih buat maksa tuh pengantin supaya nyanyi dan salsa, hahahha....

Bergandeng bersama menuju hidup baru
Oke deh.....

Sekali lagi...

Selamat ya Fin-Jim. Mudah- mudahan langgeng. Semoga cepat punya momongan.

Rajin-rajin berkirim kabar kepada kami, setelah kau meninggalkan Indonesia tuk bermukim ditanah kelahiran suamimu.

Oh, ya...

Ntar, kalau kita main-main ke Prancis, kayaknya gak perlu booking hotel yah....numpang nginep dirumah mertuamu aja toh,..??

Setujuh teman-teman???

Mana suaranyaaaaaaaa...????


 **********************************#################################******************************

Ah, pestapun usai 
 
Pulang dari pesta Findri & Jimmy, pasukan satin Birupun pulang. Ceria! 

Dan, ditengah perjalanan...kita sempat manfaatin waktu dengan berpose sok-sok  ala model gitu deh...hehehe

Tapi hasilnya cetar, lo!  Hasil jepretan fotografer handal yang sebelumnya sempat ngemci dinikahan. hihihihih.. #efek kelamaan nunggu taxi!



Serasa jadi finalis Top Model tingkat kecamatan !



Melangkahkan kaki dengan kompak, seolah syuting adegan film yang disutradarai Ben Affleck!


Sumber Foto:

Koleksi Pribadi
Facebook Rosida Arsyad
Facebook Novie Siregar
Facebook Jimmy Fromentin