"Menikmati" Makan Siang Harga Kaki-5 (Katanya)




Sudah lama tak mencicipi tumis kangkung enak dengan perpaduan bumbu bawang dan terasi yang menohok. Sudah kangen tuk makan lauk ala kampung itu. Gak sanggup euy menahan keinginan itu. Maklumlah, saya anak kos, jadi jarang masak dirumah. La, wong kompornya aja gak ada! Kalaupun saya pengen masak sendiri, ya akhirnya rice cookerlah yang dijadikan pelampiasan tuk memasak sayur bayam bening atau pindang patin misalnya. Meski itu berarti harus mengkhianati nasi , karena habitatnya telah saya gunakan untuk masakan yang lain, hehehe...

Yah, karena kebelet kangkung itulah, makanya makan siang kemarin saya nikmati disalah satu restoran yang terkenal dengan motto 'Mutu Bintang 5 - Harga Kaki 5' , yang kalau kita alih bahasakan dengan kalimat yang sederhana, kira-kira seperti ini terjemahannya :  "Rasa enak harga murah" Atau, kerennya lagi " Mutu selangit, harga membumi"  Tsaaahh..

Ilustrasi:Harga Membumi

Ilustrasi:Rasa Bintang
Tapi, sepertinya moto ini, sekarang tak lagi sesuai dengan yang kita temui. Setidaknya untuk ukuran saya yang bukan orang kaya.

Kenapa begitu?

Ya, karena sekarang ini dalam daftar menunya yang amati kemarin, tak ada lagu lauk-pauk yang harganya dibawah sepuluh ribu. Paling murah 13 ribu, cuy!

Dan kangkung balacan rasa terasi favorit saya, yang saya pesan kemarin berada dikisaran harga 13 ribu. Sementara tofu/tahu Jepang soas padang, yang juga ikut saya pesan dipatok 17 ribu. Murah gak?

Kalau menurut kantong saya, ya jelas nggak murah lah... (karena berpegangan pada motto mereka yang ada kaki5-kaki 5 nya itu lo, ya )


Padahal, tak sampai setahun lalu, harga kangkung balacannya cuma 7 ribu lo, senada dengan menu sayur kombinasi atau saur kailan tumis. Sedangkan tofu jepangnya, kalau gak salah cuma 12 ribu rupiah saja. Lah, ini kok ya naiknya jadi hampir 50 persen. ehhmm...kalau bukan karena ngidam tumis kangkungnya, saya gak akan mampir kesana kemarin. Cuma, yah..karena kepengen dan dah lama gak nyicip sayur enak itu, dan mumpung juga saya sedang berada dikawasan resto itu, jadi saya pikir, ya sekalian ajalah mampir. Mumpung lagi deket dengan objeknya, hehhehe .. Meski saya tau, bahwa harganya tak semurah dulu lagi.

Teh tawar, yg boleh nambah sepuasnya
Yang murah cuma teh tawarnya saja. Hanya 1000 perak, bro! Sepuasnya lagi ! Malah dulunya, cuma 500 perak. Begitu juga dengan es teh tawar, teh manis panas atau es teh manis, juga dipatok seribu rupiah. Cuma, kalau tehnya udah dicampur es dan gula, tak bisa sepuasnya atau gak boleh refiil. Kalau mau nambah, ya bayar lagi, hehehehe...

Inilah daya tariknya resto ini. Mereka benar-benar menekan harga minuman massal yang menjadi minuman wajib bagi kebanyakan masyarakat Indonesia. Disaat restoran lain, bahkan wartegpun, kini pasang harga 3000 perak untuk segelas teh / es teh manis..eh, mereka malah berani menukikkan harga.

Nah, kalau untuk makanana wajib alias nasi putih, resto ini juga bisa dikatakan cerdik juga lo , dengan memberi harga murah. Hanya dua 2 ribu rupiah per-orang. Itupun boleh nambah lagi lo...alias sepuasnya juga. Cihuuyyy..!! . Duh, ngerti amat sih sama perut orang Indonesia ya, hahahha....
Ya, kalau boleh dibandingkan (lagi) saat ini, untuk harga satu porsi nasi sekelas warteg aja, udah pasang harga 3 ribuan seporsi. Lah ini, resto dengan fasilitas AC, elit, kursi bagus, pelayanan cepat, adem dan bersih pula, kok ya malah obral harga 2 ribu rupiah saja untuk sepiring nasi. Gimana orang gak tertarik coba.? Iya kan? Iniah pintarnya mereka. Jeli melihat peluang..

Nah, karena "terpesona" (baca: terperangkap) dengan daya tariknya itu tadi, jadilah saya bertamu ke rumah makan yang lumayan luas dan bersih itu. Walau dengan konsekwensi, saya sudah tau tatanan harga menu yang akan saya pesan , ya segitu. Tak murah lagi.

Tak sampai 15 menit saya duduk di kursi. Sampailah pesanan saya. Segelas teh tawar hangat, semangkuk nasi putih, dan kangkung tumis plus tahu Jepang saus Padang penggoda iman, yang membuat saya akhirnya mampir kesana.

Tampilan sayurnya sungguh menarik dan bikin ngiler emang !
 
Kangkung balacan yg bikin ngiler


Saya akui, untuk segi rasa, terutama untuk rasa makanan yang saya pesan hari itu, cukup menampar. Terasi dan bumbunya terasa bangeeeett. Begitu juga dengan tofu Jepang saus siramnya. Masih top lah ya. Senyum pelayannyapun masih mengembang ramah. Tapi, kalau lagi ramai, duh, senyumnya tak merekah ketika sedang sepi.

Ehm, kalau ingat dulu, ketika baru mengenal resto ini, tentu saya cukup tertarik untuk mengajak diri saya sendiri agar rutin bertamu. Karena, setau saya di Jakarta ini, cuma resto ini yang punya konsep memurahkan harga untuk jenis makanan/minuman massal, sperti nasi dan teh tawar, yang cuma seribu perak dengan ruangan dan pelayanan yang cukup nyaman.

Tofu/ tahu Jepang saus padang
Ditambah lagi dengan embel-embel "rasa enak harga murah tadi itu lo, ya. Jadi, siapa sih yang gak mau kalau dikasih tawaran seperti itu.

Semua orang pasti maunya makan yang enak-enak, tapi bayarnya gak nguras isi dompet. Iya kan?

Tapi, semakin saya sering berkunjung, kok ya lama-kelamaan, sepertinya tag line mereka yang bisa menghipnotis orang denga rasa selangit dan harga murah ini, sudah tak sesuai lagi.

Deretan menu yg katanya harga kaki-5 itu
Kalau saya lihat menunya, cuma ada 13 item jenis lauk yang harganya dibawah 20 ribu. Itupun kisaran dilauk sayur-sayuran dan tahu-tahuan. Tapi kalau sudah menyenggol dilauk daging-dagingan, entah ikan, udang atau cumi, itu mah sudah menyentuh harga 30 hingga 40- ribuan. Wow !. Dan jumlah menu yang harganya mehong itu, lebih banyak deretan pilhannya dibanding dengan menu yang murah. Nah lo? Padahal, menurut saya kalau mottonya "Mutu Bintang 5 - Harga Kaki 5" harusnya menu yang harganya murah lebih banyak dihadirkan daripada yang harga mahal. Atau paling tidak fifty-fifty lah ya..Tul gak..?

Nah, jadi kalau boleh saya menilai....motto hanyalah motto. Namun, keuntungan dan bisnis, tetap ada dibelakangnya. Ya, saya maklum sih. Tapi, masalahnya kalau ada orang yang kecele dengan embel-embel mereka itu, bisa kecewa lo. 

Apalagi, kalau ada orang yang baru pertama kali merasakan jadi tamu resto itu, yang berharap harganya murah, eh, ternyata menu yang ingin mereka pesan, justru berada dikisaran angka bintang semua. Trus, dimana lagi ada unsur harga kaki limanya???

Misalnya nih, jumlah tagihan dari pesanan makanan yang saya santap kemarin saja, nominalnya adalah Rp.36.300. Perinciannya : kangkung balacan Rp.13.000, tofu jepang saus padang Rp. 17.000, plus teh tawar Rp.1000 dan nasi putih  Rp.2000 Totalnya Rp. 33.ooo . Tapi, eh ada pajaknya 10 % lo. Jadi saya mesti merelakan Rp. 3.300 lagi. Hingga keseluruhannya menjadi Rp. 36.300.! Nah, apakah harga ini termasuk harga kaki-5, yang hanya untuk 2 macam lauk tok ini?

Ah, kalau begitu mending masak sendiri aja yuk....lebih hemat, banyak dan lebih bervariasi sesuai selera tentunya.....Yuk, tumis kangkung bumbu terasi.... *sambil siap-siap ngulek cabe buat bumbu tumisnya*.



1 comment

  1. harga kaki-5 nya Jakarta ya, kalo di daerah bisa lebih murah dari itu. Itu blm kaki-5..

    ReplyDelete

Hai,

Silahkan tinggalkan komentar yang baik dan membangun ya....Karena yang baik itu, enak dibaca dan meresap di hati. Okeh..